Tuesday, May 16, 2017

Adab Menuntut Ilmu

NICE HOMEWORK #1 - ADAB MENUNTUT ILMU
Institut Ibu Profesional Matrikulasi Batch #4 Luar Negeri
 oleh: Dede Rahmadhany


Dalam materi "ADAB MENUNTUT ILMU" kali ini, NHW nya adalah sbb:
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.
  • Sebagai mahkluk hidup yang begitu banyak kekurangan, begitu banyak hal yang ingin saya pelajari. 
Ilmu kehidupan yang benar-benar ingin saya tekuni adalah menjaga “Ghirah” dalam mendidik anak secara Islami demi membimbing anak-anak menjalani kehidupan yang Maha Luas ini. Karena Islam mengatur berbagai hal dalam kehidupan termasuk “Ilmu dalam mendidik anak”.

2. Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.
  • Sebagai seorang Ibu Saya berusaha membuat anak saya lebih baik dari saya. Baik dalam segi pendidikan, keislaman maupun dalam kehidupan sehari-hari. 
Tapi hal krusial-nya adalah “peran saya” sebagai Ibu yang masih saya rasa sangat-sangat kurang. Karena kadang terbentur dengan pikiran-pikiran (masalah-masalah) lain, semangat yang memudar, kecemasan-kecemasan bila tidak mampu memberikan yang terbaik, Ketakutan bila tidak sesuai dengan harapan karena ketidakmampuan saya sendiri karena minimnya ilmu dan cara memberikan pengajaran yang sesuai. Ketakutan apabila anak menjadi merasa jemu dan merasa tertekan karena banyak-nya hal-hal yang harus kami lakukan bersama-sama. Sampai kepada ketidaksabaran dalam mendidik dan mengasuh anak. Saya ingin terus menjaga “Ghirah” ini, dan konsisten untuk mendidik dan menyeimbangkan anak saya dengan ‘Ilmu Agama maupun Ilmu Kehidupan” tentunya dengan pola yang sebaik-baiknya.

3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
  • Sebenarnya Saya tidak punya strategi khusus. Saya menjalaninya dan membuatnya semampu saya (yang terkadang dibarengi pikiran selalu merasa kurang ). 
Saya masih menggali dari buku, artikel-artikel parenting yang saya baca dari internet, dari obrolan dan belajar bersama teman-teman tentang bagaimana cara pola asuh mereka dalam mendidik anak dan senantiasa menumbuhkan semangat belajar tersebut. Lalu berusaha mencoba mengambil sisi positif dan berusaha menerapkan hal tersebut kepada anak saya. (tentu dengan diskusi lebih dahulu dengan suami). 
  • Saya sudah berusaha menerapkan-nya dengan membuat catatan-catatan kecil sebagai pengingat, dan menjadwalkan hal-hal baik apa yang harus dilakukan setiap hari bersama anak.
  • Bila menemukan pola baru dalam prilaku anak, saya selalu mendiskusikan dengan suami agar mendapat visi yang sama dalam mencari solusinya untuk menghadapi, serta mendidiknya. Dan tentunya tetap sulam tambal dalam arti bila satu solusi tidak cocok untuk diterapkan kami akan mengganti dan mencari solusi lain.
  • Saya butuh Guru, butuh penyemangat, butuh teman-teman yang satu visi dan misi dalam kehidupan (teman-teman yang tidak nyinyir dan menghakimi, teman-teman yang mau belajar bersama-sama saling mengingatkan dan menasehati dalam kebaikan), terutama dalam hal mendidik anak secara Islami. Saya berharap ini adalah langkah yang tepat untuk bergabung bersama IIP. Semoga saya termotivasi mengambil hal-hal baik dari teman-teman semua disini. 
4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.
Saya adalah tipe ibu Cemas, Cerewet dan Tidak Sabar. Ketiga hal ini lah yang harus saya perbaiki agar damai dan tenang dalam mendidik dan memahami anak saya. 
  • Mengilangkan kecemasan atas kekurangan diri saya sebagai Ibu, yang merasa belum maksimal dalam mendidik dan mengajari anak dirumah. Kecemasan atas kurangnya diri saya ketika melihat anak orang lain lebih pintar dan lebih cepat paham. Cemas terhadap pandangan orang lain dan keluarga bahwa seorang Ibu yang tidak bekerja seperti saya ini, haruslah lebih baik dalam menjaga, mendidik dan merawat anak dibandingan dengan Ibu bekerja, karena waktu saya bersama anak tentu lebih banyak dan intens.
  • Saya selalu mencereweti hal-hal kecil. (yang dilakukan oleh anak dan suami saya). Sehingga hal tersebut membuat saya tidak puas dan berakhir dengan berubahnya mood saya. Saya tidak tahu apakah ini yang disebut perfeksionis. Saya menyadari bahwa hal ini harus saya rubah. Sebagai contoh
o Saya bisa kesal apabila saya minta tolong agar anak mengembalikan piring yang sudah selesai dimakan ke tempat cucian tetapi dia menaruhnya bukan pada tempat yang semestinya meskipun sudah saya ingatkan berkali-kali. 
o Saya mencereweti bila dia memakai sepatu yang tidak sesuai dengan warna kaus kakinya hari itu 
o Saya mencereweti suami apabila suami tidak menaruh sepatu pada rak sepatu yang sudah semestinya.
  • Tidak sabar (ketidaksabaran) sehingga menimbulkan perubahan Mood yang membuat saya dengan mudah mengeluarkan kata “ya udah terserah”. Dan bisa dipastikan setelahnya saya menjadi malas untuk melanjutkan melakukan apa saja, atau jika harus benar-benar dilanjutkan, tidak saya lakukan sepenuh hati.
"Saya bukanlah Ibu yang sempurna, tapi saya ingin anak saya tahu, bahwa sepanjang hiudp saya hal terpenting adalah mengupayakan “Kebahagiaan & Keberhasilan” Hidupnya."

Tulisan ini juga dapat dibaca dalam bentuk PDF File pada link berikut: http://bit.ly/NHW1-AdabMenuntutIlmu

0 comments:

Post a Comment