Monday, July 31, 2017

Review NHW #9 - Bunda Sebagai Agen Perubahan

REVIEW NHW#9 - BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN
Senin, 31 Juli 2017
Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional



💫*BERUBAH ATAU KALAH*💫
Barang siapa hari ini LEBIH BAIK dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang BERUNTUNG.
Barang siapa yang hari ini SAMA DENGAN hari kemarin dialah termasuk orang yang MERUGI.
dan barang siapa yang hari ini LEBIH BURUK dari hari kemarin dialah tergolong orang yang CELAKA.
– HR Hakim.

Berubah adalah sebuah keniscayaan bagi kita semua, karena kalau Anda tidak pernah berubah, maka sejatinya kita sudah mati. Maka dengan membaca Nice Homework #9 ini, kami bangga dengan banyaknya ide-ide perubahan yang sudah teman-teman tuangkan dalam tulisan. Kebayang tidak, andaikata dari seluruh peserta matrikulasi Ibu Profesional ini menjalankan langkah pertama perubahan yang sudah dituangkan dalam ide-ide di NHW #9, akan muncul berbagai perubahan kecil dari setiap lini kehidupan.

Andaikata hanya 10% saja yang berhasil menjadikan ide perubahan ini menjadi sebuah gerakan nyata, maka sudah ada sekitar 100 lebih perubahan kecil menjadi gerakan-gerakan positif baru yang memicu munculnya perubahan besar.

Untuk itu kita perlu mencari yang namanya tipping point agar perubahan-perubahan yang kita lakukan bisa memberikan impact perubahan yang besar.

The tipping point: the point at which a series of small changes or incidents becomes significant enough to cause a larger, more important change. –Malcolm Gladwell

Tipping point 
Tipping point adalah titik di mana usaha-usaha kecil yang dilakukan berakumulasi menjadi satu hal besar yang cukup signifikan untuk dianggap sebagai perubahan. Istilah tipping point sudah lama digunakan dalam bidang sosiologi, tapi baru populer setelah dibahas secara mendalam oleh Malcolm Gladwell dalam bukunya yang berjudul The Tipping Point: How Little Things Can Make a Big Difference.
Tidak perlu orang banyak untuk menyukseskan gerakan yang akan Anda lakukan. Kalau bisa dengan suami dan anak-anak sebagai satu tim, itu sudah cukup. Namun apabila tidak memungkinkan, maka temukan beberapa orang yang satu visi dengan Anda, meski dengan misi yang berbeda-beda, pasti akan bertemu.

Dalam ekonomi, ada Pareto Rule yang menyatakan bahwa 80% dari pekerjaan yang ada sebenarnya diselesaikan hanya oleh 20% orang, yang berarti gerakan kita harus punya 20% orang spesial ini untuk bisa mencapai tipping point. Di bukunya, Gladwell mengupas tentang tiga jenis orang yang menentukan kesuksesan adopsi sebuah ide atau gerakan.

*Connector*
Connector adalah mereka dengan kemampuan bersosialisasi luar biasa yang bisa menghubungkan orang dari berbagai bidang. Sepanjang yang kami tahu, suatu gerakan bisa jadi besar kalau bisa merangkul banyak orang untuk berkolaborasi. Inilah mengapa kita perlu tipe-tipe connector di komunitas atau gerakan apa pun. Mereka adalah jenis orang yang secara natural selalu percaya diri untuk lebur dan bersosialisasi.

Tidak hanya sekadar gaul dan kenal banyak orang, connector juga harus punya sensitivitas untuk bertanya,
“Siapa, ya, yang saya kenal yang bisa membantu gerakan ini?”
atau
“Bagaimana cara menghubungkan si A dari bidang ini dan si B dari bidang itu untuk berkolaborasi?”.

*Maven*
Maven adalah mereka dengan pengetahuan sangat luas yang senang mengakumulasi informasi dan membagikannya. Bisa dibilang maven adalah orang-orang yang sangat senang belajar. Tidak hanya jadi nerd yang menyimpan semua ilmunya sendiri, maven senang membagikan temuan-temuan barunya kepada orang lain. Orang-orang seperti maven yang punya antusiasme dalam berbagi bisa menarik orang-orang ke sebuah gerakan, melalui api mereka dalam menyebarkan insight bermanfaat.

*Salesman*
Salesman, tentu, adalah mereka yang punya kemampuan persuasi luar biasa. Salesmen tentu saja dibutuhkan untuk “menjual” apa sebenarnya misi yang dibawa, dengan kemampuan mempersuasinya yang sangat hebat. Tanpa berniat menjual pun, orang-orang yang gifted sebagai salesman selalu bisa bikin orang tertarik dengan apa pun yang dibicarakannya.
Kebanyakan dari sebuah gerakan memiliki kemampuan salesman, tapi tidak punya connector dan maven untuk mengimbangi. Maka sejatinya kita perlu 3 orang saja di awal membangun sebuah gerakan perubahan di sekitar kita, ada salesman yang bisa menjual gagasan kita ke pihak lain, ada connector yang berpikir strategis untuk menghubungkan pihak A dan B, serta maven yang pintar dan senang berbagi.

Setiap orang punya tipping point. Titik di mana persepsi, kebiasaan, bahkan hidup seseorang berubah secara mendadak, dan efeknya cukup dahsyat terhadap kehidupan kita semua. Oleh sebab itu, tipping point bukan titik balik, melainkan titik perubahan. Ia merupakan titik kritis dari kondisi A ke kondisi B.

Selamat berkolaborasi untuk menemukan tipping point teman-teman semua dengan ide-ide perubahan yang sudah dituangkan dalam bentuk NHW#9

Lihatlah potensi kekuatan di keluarga kita terlebih dahulu, baru merambah ke luar.

Salam Ibu Profesional,
Tim Matrikulasi Ibu Profesional.

Sumber bacaan:
Malcolm Gladwell, Tipping Point: How Little Things Can Make a Big Difference, 2000
Materi Matrikulasi sesi #9, Ibu Sebagai Agen Perubahan, 2017
Hasil Nice Homework #9 para peserta matrikulasi Ibu Profesional batch #4, 2017

Saturday, July 29, 2017

Bunda Sebagai Agen Perubahan

NICE HOMEWORK #9 - BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN
Institut Ibu Profesional Matrikulasi Batch #4 Luar Negeri
oleh: Dede Rahmadhany

Google Doc.
Konsep Perubahan adalah sebuah transformasi keadaan sekarang menuju keadaan yang diharapkan dimasa yang akan datang. Dalam arti singkatnya sebuah keadaan yang lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya.
Dalam hidup ada hal yang dinamakan “passion” (ketertarikan minat). Ada baiknya Passion diharapkan tidak hanya semata-mata dilakukan karena perasaan puas, namun sebaiknya passion yang kita punya juga memberi manfaat bagi orang-orang disekeliling kita. Hal ini bisa dimulai dari lingkup keluarga kecil, lingkup keluarga yang lebih besar bahkan bisa dinikmati secara berkelanjutan di masyarakat. Bukankah menemukan diri kita dengan sebuah passion yang dapat memberikan manfaat & dampak positif bagi sekeliling kita menurut saya pribadi merupakan salah satu tujuan dari passion itu sendiri. Perhatikan isu sosial di sekitar kita, lalu mulai- lah belajar untuk membuat solusi terbaik dikeluarga dan selanjutnya dimasyarakat.

Rumus yang bisa kita pakai:
*PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE*

Social venture adalah suatu usaha yang didirikan oleh seorang social enterpreneur baik secara individu maupun organisasi yang bertujuan untuk memberikan solusi sistemik untuk mencapai tujuan sosial yang berkelanjutan.
Sedangkan social enterpreneur adalah orang yg menyelesaikan isu sosial di sekitarnya menggunakan kemampuan enterpreneur.
Sehingga kita bisa membuat perubahan di masyarakat diawali dari rasa emphaty, membuat sebuah usaha yang berkelanjutan diawali dengan menemukan passion dan menjadi orang yang merdeka menentukan nasib hidupnya sendiri. Hal ini akan membuat kita bisa menyelesaikan permasalahan sosial disekitar kita dengan kemampuan enterpreneur yang kita miliki. Sehingga untuk melakukan perubahan tidak perlu menunggu dana dari luar, tapi cukup tekad kuat dari dalam.
Mulailah dari yg sederhana,  lihat diri kita, apa permasalahan yg kita hadapi selama ini, apabila kita bisa menyelesaikan permasalahan kita, dan membagikan sebuah solusi, bisa jadi ini menjawab permasalahan yg dihadapi oleh orang lain. Karena mungkin banyak di luar sana yg memiliki permasalahan yg sama dengan kita. Setelah selesai dengan permasalahan kita sendiri, baru keluar melihat isu sosial yg ada di sekitar kita.

Saya mengisi bagan dibawah ini sebagai bentuk Passion + Empathy demi tujuan menghasilkan Social Venture bagi sekitar.
*ISU SOSIAL:
Pada masa sekarang ini, Gadget (Contoh: Smartphone, Smart tablet & Netbook) seperti sebuah hal yang tidak terpisahkan dari anak-anak diseluruh belahan dunia. Tentunya penggunaan gadget harus dibatasi dengan aturan jelas dari kedua orang tua agar anak-anak tidak menjadi korban dari Gadget itu sendiri. Namun orang tua dapat mulai menjadikan Gadget menjadi sebuah hal yang memberi manfaat berbeda bagi anak-anak mereka dengan cara mulai menjadikan gadget media untuk belajar. Salah satunya adalah sebagai media untuk menulis.
Kesibukan orang tua adalah salah satu yang menjadi penyebab anak menjadi lebih dekat dengan Gadget dan yang menjadi persoalan pula, orang tua mengijinkan anak-anak bermain Gadget tanpa kontrol dan pengawasan yang jelas. Ditambah dengan kurang-nya bonding diantara keduanya menjadi salah satu pemicu Gadget dijadikan pelampiasan si anak dalam menghibur diri sendiri dan orang tua-pun telat menyadari karena melihat kenyataan bahwa anak-anak lebih anteng bila sedang bersama si “gadget”

*MASYARAKAT:
Yang di maksud masyarakat pada bagian ini adalah menyasar kepada anak-anak dan para orang tua terutama Ibu.

*IDE SOSIAL:
Bagi anak-anak yang belum lancar menulis atau membaca, bercerita kepada orang tua adalah cara mudah untuk mendeskripsikan perasaan si anak. Ibu dapat memposisikan diri-nya sebagai teman bagi si anak, agar si anak mampu dengan luwes bercerita kepada Ibunya. Dan Ibu dapat membantu si anak dengan cara mengambil kesimpulan dari bahan cerita anak tersebut. 

Lalu menuangkan-nya kedalam sebuah Blog sebagai media untuk mencurahkan aliran rasa dalam bentuk tulisan sehingga target-nya adalah menjadi langkah awal bagi para anak-anak untuk mencintai kegiatan menulis. Kontinuitas dalam mengisi blog bisa terus dibantu dan diarahkan sampai mereka mampu menulis sendiri isi pikiran mereka dengan cukup baik, tentunya dalam bimbingan dan arahan.
Isi Blog bebas apa saja yang terpenting berhubungan dengan si anak dan Aliran rasa dari masing-masing anak. 
Apabila dirasa anak sudah bisa menulis dan menuangkan cerita-nya sendiri, beri kepercayaan kepada mereka untuk melakukan-nya sendiri, tentunya dengan pengawasan dan kontrol, sehingga Gadget tidak kemudian disalahgunakan kembali.
Tujuan dari bercerita dan menuangkan cerita dalam bentuk Blog tidak semata-mata hanya untuk mengeluarkan aliran rasa si anak, namun sebagai moment istimewa antara anak dan kedua orang tua-nya (terutama Ibu), karena dalam moment bercerita tersebut perlahan tapi pasti terjalin perasaan bonding yang kuat diantara keduanya. Tidak hanya Kedekatan fisik saja, namun kedekatan emosional keduanya pun bisa terjalin dengan baik. Pun tidak menutup kemungkinan dengan memotivasi mereka bercerita dan menulis dalam bentuk Blog maka isi dari tulisan tersebut dapat dibukukan dan mempunyai nilai jual karena dianggap mampu menginspirasi orang banyaks. In shaa Allah
Bila anda ingin mengubah sesuatu, jadilah perubahan itu sendiri
[Ridwan Kamil]
Tulisan ini juga dapat dibaca dalam bentuk PDF File pada link berikut: http://bit.ly/NHW9-BundaSebagaiAgenPerubahan

Thursday, July 27, 2017

Misi Hidup Dan Produktivitas

NICE HOMEWORK #8 - MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS
Institut Ibu Profesional Matrikulasi Batch #4 Luar Negeri
oleh: Dede Rahmadhany

Alhamdulillah, ditengah kesibukan menemani anak untuk mempersiapkan masuk Madrasah yang membutuhkan tenaga dan pikiran, akhirnya bisa berjumpa lagi dengan NHW#8. Saya berusaha membuat semua NHW dengan sepenuh hati dan tetap komit dari awal hingga akhir. Ditambah melalui IIP ini saya makin merasakan bahwa begitu banyak hal positif dan rezeki yang Allah berikan kepada saya, salah satunya yaitu bertemu dengan Ibu-ibu dan calon Ibu yang hebat dari seluruh belahan dunia. Ini merupakan pengalaman yang berharga ketika kami disatukan dalam sebuah Kuliah Online yang diikuti oleh para Ibu dari Belahan Asia, Eropa, Amerika bahkan Australia dengan satu tujuan yang sama, untuk menjadi pembaharu bagi keluarga masing-masing, untuk menjadi sosok Ibu Profesional kebanggan keluarga. In shaa Allah
Melalui judul ini pula saya ingin sebenar-benarnya menyadari juga berusaha menjalankan “Misi Hidup dan Produktivitas” diri saya sebagai 100% full time Mother bagi buah hati saya. Pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Maka saat ini saya akan lebih menggali dan berusaha bagaimana menerapkannya secara teknis.

a. Saya akan mengambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah saya tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7) yaitu: 
Ngeblog (dalam arti kata menjadi Blogger sesungguhnya)
Sejak kuliah saya sudah mulai membuat Blog dan sampai hari ini saya sudah mempunyai 6 Blog, yang tersebar diberbagai layanan gratis seperti Blogspot, Wordpress, Multiply (closing on 31 May 2013), Tumblr dan Posterous (shutting down the service on 30 April 2013) yang mati suri dikarenakan sudah terlalu disibukkan dan difokuskan dalam menjalankan peran sebagai Ibu Rumah Tangga (alasan) hehehe..

b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE DO HAVE” di bawah ini :
1. Kita ingin menjadi apa? (BE)
Blogger
2. Kita ingin melakukan apa? (DO)
Menulis kembali Blog yang sudah saya rencakan dan ingin saya susun. Mengupdate tentang aktivitas dan perjalanan Agatha dalam kegiatan outdoor sejak dia masih bayi. Saya akan membagi kisah aktivitas Outdoor Agatha keliling Singapore sambil mengunjungi berbagai tempat bermain, tempat bersejarah, tempat wisata, museum, tempat ibadah, dll.
Saya ingin merangkum perjalanan ini dalam sebuah Blog yang tidak hanya berisi kegiatan dan keceriaan Agatha dalam aktivitas outdoornya namun sekaligus akan menguraikan secara rinci tempat-tempat yang dia kunjungi beserta sejarahnya, alamat, informasi website, route menuju tempat yang dikunjungi, dan lain sebagainya.
3. Kita ingin memiliki apa? (HAVE)
Yang saya ingin miliki terhadap apa yang saya lakukan ini adalah Memory. Ya harapan saya, Blog ini suatu hari nanti  akan menjadi lembaran kenangan anak saya sejak dia lahir hingga besar nanti. Bagaimana sebuah kenangan mampu menceritakan kisah yang panjang, bagaimana sebuah foto dapat membuka sebuah kenangan-kenangan terbaik bersama buah hati saya. Bagaimana suatu hari nanti Agatha mampu memaknai hidup, mengenang momen-momen berharga yang pernah dia lewati bersama saya. Bagaimana menjadikan Blog ini sebagai sesuatu yang bermanfaat yang juga dapat dinikmati oleh orang lain yang murni membutuhkan informasi tentang segala macam kegiatan outdoor secara lebih rinci dan lebih dekat seperti yang putra saya lakukan.

c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:
1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita  (lifetime purpose).
  • Menjadi pribadi yang senantiasa bersyukur dan berprasangka baik kepada Yang Maha Kuasa. Dan segala harapan-harapan yang tertulis dari saya, suami serta anak-anak kami kelak diberi kemudahan serta pencapaian yang maksimal dengan izin-Nya. 
  • Hal yang ingin saya capai juga tentu salah satunya adalah menjadi Istri yang sholehah sekaligus Ibu kebanggan bagi putra-putri saya kelak. Dengan harapan dan pemaknaan bahwa saya selalu berada disisinya menemani tumbuh kembangnya serta menjadi satu-satunya tempat terbaik untuk berbagi kisah kehidupan.

2. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan (strategic plan).
  • Menyatukan pikiran dan memantapkan hati saya serta suami untuk memilih negara mana yang paling cocok untuk selanjutnya menjadi tempat tinggal kami hingga anak-anak besar nanti. Anak-anak mendapatkan tempat yang nyaman untuk beribadah, bermain, beraktivitas dan bersekolah. Suami mendapatkan kenyamanan dan ketenangan dalam bekerja tanpa melupakan kewajiban terhadap keluarga dan Sang Pencipta.
  • Pergi Umroh atau berhaji.

3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun (New Year Resolution).
  • Dalam satu tahun kedepan sejak mulai saya memilih salah satu Kuadran ini adalah tercapainya misi saya untuk mulai menyusun dan me-launching Blog ini hingga seterusnya berjalan seperti yang saya harapakan. In shaa Allah
  • Memotivasi dan membantu putra saya dalam persiapan menuju test Madrasah.
  • Secara aktif akan terus belajar atau mengambil tuition untuk mengikuti apa yang dipelajari dan disenangi oleh anak sehingga mampu menuntun, membantu dan memberikan arahan terbaik demi hasil yang maksimal.

Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH

Tulisan ini juga dapat dibaca dalam bentuk PDF File pada link berikut: http://bit.ly/NHW8-MisiHidupDanProduktivitas

Monday, July 24, 2017

Review NHW #8 - Misi Hidup Dan Produktifitas

REVIEW NHW#8 - MISI HIDUP dan PRODUKTIVITAS
Senin, 24 Juli 2017
Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

Terima kasih untuk teman-teman yang sudah mengerjakan NHW#8 dengan bersungguh-sungguh. Perbedaan dari orang yang sama-sama belajar itu adalah dari kesungguhannya. Ada yang hanya sekedar menggugurkan kewajiban yang penting sudah mengumpulkan PR dan ada yang memang bersungguh-sungguh mengerjakan untuk menjadikannya “ROAD MAP” dalam kuliah kehidupannya. Maka di NHW #8 ini kita akan melihat bagaimana produktivitas seorang bunda bisa erat berkaitan dengan misi spesifik hidupnya.
Pola BE-DO-HAVE yang kita gunakan ini akan membuka mindset kita terlebih dahulu akan sebuah makna produktif, kemudian mengerjakan sesuai dengan jalan hidupnya, dan akhirnya mendapatkan hasil dan pencapaian yang cocok antara kehendak kita dan kehendak Allah. Hal ini akan membuat bunda lebih mantap melangkah, apalagi kalau dihubungkan dengan pertanyaan NHW#8.

Pertanyaan di NHW #8 itu saling berkaitan, mari kita simulasikan berrsama, kemudian aplikasikan sesuai dengan diri bunda masing-masing.
a. Ambil satu saja dari aktivitas yang anda SUKA dan BISA
Misal: Memasak
b. Anda ingin menjadi apa? (Be)
Misal: ingin menjadi ahli memasak untuk makanan "gluten free".
c. Apa yang ingin anda lakukan? (DO)
Misal: saya akan mulai bereksperimen tentang makanan gluten free dan mengedukasi masyarakat tentang makanan gluten free.
d. Apa yang ingin anda miliki? (Have)
(bisa secara materiil maupun immateriil bebas anda pilih, boleh salah satu atau dua-duanya).
Contoh: 
Materiil: Saya ingin memiliki rumah "healthy food".
Immateriil: saya ingin memiliki legacy dalam hidup saya ttg makanan "gluten free" ini sehingga anak Indonesia akan tumbuh dengan sehat tanpa bergantung dengan gandum.
Setelah itu kita susun langkah-langkahnya:
a. Life time purpose
Saya ingin memperjuangkan Indonesia Bebas Gandum, dengan mulai menghilangkan ketergantungan masyarakat terhadap gandum.
b.Strategic Planning
Dalam waktu 5 tahun ke depan saya ingin dikenal sebagai ahli gluten free, sehingga saya konsisten mempelajari hal tersebut mulai dari sekarang.
c. New Year Resolution
Dalam kurun waktu 2017-2018 ini saya ingin menerapkan program "One Month One Recipe" sehingga akan muncul 12 resep baru gluten free dalam 1 tahun ini, dan mengajarkannya kepada anak-anak dan keluarga di sekitar saya.
Apabila sampai sekarang Anda masih galau belum menemukan apa sebenarnya yang akan anda lakukan, jangan khawatir. 
Mari kita kuatkan proses,
Karena
*_Proses itu HAK kita, dan hasil itu HAK ALLAH_*

Nah untuk lebih menguatkan proses, silakan buat list dan tempel di rumah, ada banyak contoh, salah satunya saya berikan sample di bawah ini:
Ini contoh menguatkan BE-DO-HAVE mingguan sampai ketemu ranah produktivitas bunda.
Tahapannya:
🍀Ambil ranah yang anda SUKA dan BISA dulu,
🍀Simulasikan di form BE-DO-HAVE,
🍀Susun lifetime purpose, strategic plan dan new year resolution
🍀Turunkan secara mingguan aktivitas-aktivitas yang harus anda capai untuk bisa menjadi bunda produktif.

Demikian review NHW#8 silakan dicermati sekali lagi, karena ini akan menjadi pijakan untuk tahap berikutnya.

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Tuesday, July 18, 2017

PANDU 45 --> 45 Kelompok BAKAT

DUA SUMBER BAKAT

1. PANCA INDERA
BAKAT BIDANG
MELUKIS, MEMASAK, BEROLAHRAGA, BETERNAK,BERCOCOK
TANAM DAN LAIN SEBAGAINYA

2.SIFAT
BAKAT PERAN
MENGAJAR, MENELITI, BERJUALAN, MEMANAGE, MEMIMPIN

30 Kelompok Peran



1. INTERPERSONAL DIATAS ORANG LAIN (MEMPENGARUHI ORANG)
Headman

  • Mengendalikan orang
  • Mengatur orang 
  • Menengahi konflik
  • Berjualan
  • Menyeleksi orang

2. INTERPERSONAL SEJAJAR ORANG LAIN (KERJASAMA DENGAN ORANG)
Networking

  • Mendidik orang 
  • Memotivasi orang
  • Mengkomunikasikan


3. INTERPERSONAL DI BAWAH ORANG LAIN (MELAYANI ORANG)
Servicing

  • Merawat
  • Melayani


4. INDIVIDUAL MENGGUNAKAN OTAK KANAN
Generating Idea

  • Membuat visi
  • Memuat strategi
  • Mensintesis
  • Memasarkan
  • Kegiatan kreatif
  • Merancang


5. INDIVIDUAL MENGGUNAKAN OTAK KIRI ATAS
Thinking

  • Menganalisis 
  • Menata keuangan


6. INDIVIDUAL MENGGUNAKAN OTAK KIRI BAWAH
Reasoning

  • Memulihkan
  • Mengevaluasi
  • Meneliti


7. INDIVIDUAL MENGGUNAKAN SEMANGAT DALAM RUANGAN
Elementary

  • Menulis
  • Menginterprestasi
  • Menata administrasi


8. INDIVIDUAL MENGGUNAKAN MENGGUNAKAN SEMANGAT LUAR RUANGAN
Teknikal

  • Memproduksi 
  • Menjaga mutu
  • Menjaga keselamatan
  • Mendistribusikan
  • Mengoperasikan


15 KELOMPOK BAKAT TERKAIT BIDANG


15 POTENSI KEKUATAN TERKAIT FISIK / PANCA INDERA

1.ACTING                   = acting
2.BEAUTIFYING                   = menata kecantikan
3.CONSERVING                   = memelihara lingkungan
4.COOKING                   = memasak
5.DANCING                   = seni tari
6.MODELLING           = peragaan busana
7.MUSICAL ART           = seni music
8.SINGING                   = menyanyi
9.VISUAL ART           = seni lukis
10.MANUAL SKILL (speed)  = kecepatan tangan
11.MANUAL SKILL (micro)  = kerajinan tangan
12.PHYSICAL SKILL           = keterampilan fisik
13.SPORT                   = berolah raga
14.PLANTING           = bercocok tanam
15.TENDING ANIMAL   = memelihara binatang

Monday, July 17, 2017

Review NHW #7 - Tahapan Menuju Bunda Produktif

REVIEW NHW#7 - TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF
Senin, 17 Juli 2017
Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

[Bunda Produktif] IKHTIAR MENJEMPUT REJEKI

Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar,
Terima kasih bagi yang sudah mengerjakan NHW#7 ini dengan sangat baik. Melihat satu persatu hasil peta kekuatan teman-teman, maka kami melihat beragam potensi fitrah yang dimiliki oleh teman-teman yang bisa dijadikan sebagai bekal untuk memasuki ranah produktif.

NHW #7 ini adalah sesi KONFIRMASI. Dimana kita belajar mengkonfirmasi apa yang sudah kita temukan selama ini, apa yang sudah kita baca tentang diri kita dengan tools yang dibuat oleh para ahli di bidang pemetaan bakat. 

Ada banyak tools yang sudah diciptakan oleh para ahli tersebut, diantaranya dapat dilihat secara online di  www.temubakat.com http://tesbakatindonesia.com/ http://www.tipskarir.com dan masih banyak lagi berbagai tes bakat online maupun offline yang bisa kita pelajari.

Kita menempatkan tools-tools tersebut sebagai alat konfirmasi akhir, sehingga kita tidak akan buru-buru menggunakannya, sebelum kita bisa menggunakan mata hati dan mata fisik kita untuk melihat dan membaca diri dengan jujur. Kita makin paham tanda-tanda yang DIA berikan untuk menjalankan peran produktif kita di muka bumi ini. 

Efek yang bisa kita rasakan, saat menjadi ibu kita tidak akan menjadi ibu galau yang buru-buru mencari berbagai alat untuk bisa melihat minat dan bakat anak kita secara instan. Kita justru akan punya pola mengamati bakat minat anak, dari kegiatan aktivitas anak keseharian dengan mengamati sifat-sifat dominan mereka, yang mungkin akan menjadi peran hidup produktifnya kelak. 

Selain itu juga memperbanyak aktivitas panca indra sehingga kita makin paham bidang yang akan ditekuni anak-anak. Maka modalnya, buka mata, buka hati. Kayakan wawasan anak, kayakan gagasan anak setelah itu buatlah mereka kaya akan aktivitas. Terlibatlah (Engage), Amati (observe), gunakan mata hati dan mata fisik untuk mendengarkan dan melihat (watch and listen ) keinginan anak selama rentang 2-14 tahun, lalu perkuat pemantauan hal tsb sampai usia 14 tahun ke atas, jadi modal pertama adalah mata hati dan kehadiran orangtuanya. 

Alat hanya mempermudah kita untuk mengenali sifat diri kita yang produktif menggunakan bahasa bakat yang sama sehingga mudah untuk diobrolkan.

Tetapi menggunakan alat bukan sebuah keharusan yang mutlak. Bagi anda yang sudah percaya diri dengan aktivitas anda saat ini, tidak perlu lagi menggunakan alat apapun untuk konfirmasi.

Salah satu tools yang kita coba kemarin adalah http://www.temubakat.com yang kebetulan kita bisa mengkonfirmasi langsung ke penciptanya yaitu Abah Rama Royani, yang sering menjadi guru tamu di komunitas Ibu Profesional.

Apabila teman-teman memiliki tools lain tentang pemetaan bakat ini yang bisa dikonfirmasi ulang ke penciptanya silakan dipakai, sehingga kita jadi lebih banyak paham tentang berbagai alat konfirmasi bakat kita.

Setelah mendapatkan hasil segera cocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah teman-teman tulis di NHW#1 – NHW #6

Semua ini ditujukan agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA.

FOKUS pada KEKUATAN, SIASATI segala KELEMAHAN

Fokus pada kekuatan berarti bahwa ke depan, luangkan waktu untuk belajar dan berlatih hanya pada aktivitas yang merupakan potensi kekuatan. Siasati keterbatasan berarti bahwa usahakan untuk mencari cara lain dalam mengatasi keterbatasan yang ada, bisa dengan cara menghindarinya, mendelegasikannya, bersinergi dengan orang lain ataupun menggunakan peralatan atau sistem. Seperti halnya bila kita tidak mampu melihat jauh karena keterbatasan mata yang minus, maka cukup diatasi dengan menggunakan kaca mata.

Ini salah satu contoh pentingnya kita memahami kekuatan diri kita kemudian mencari partner yang cocok. Untuk itu silakan teman-teman amati sekali lagi, potensi kekuatan yang ada pada diri teman-teman, kemudian minta pasangan hidup anda atau partner usaha anda untuk melakukan proses yang sama dengan tools yang sama, agar anda dan partner anda memiliki bahasa bakat yang sama untuk diobrolkan. Setelah itu lihat apakah anda sama-sama kuat di bidang yang sama atau saling mengisi.

Hal ini penting untuk memasuki ranah produktif teman-teman. Akan berkolaborasi dengan pasangan hidup atau memang perlu partner lainnya. Apabila perlu partner lain maka teman-teman sudah paham orang-orang dengan kekuatan seperti apa yang ingin anda ajak kerjasama. Sehingga mulai sekarang sudah tidak lagi asal bilang “saya cocok dengan si A, si B, si C” cocok di bidang mana? Bisa jadi kecocokan anda dengan seseorang tidak bersifat produktif karena memang tidak saling mengisi (komplemen).

Mari kita lihat beberapa contoh di bawah ini:
POTENSI KEKUATAN
Banyak orang masih berpandangan bila kita berlatih atau membiasakan diri melakukan suatu aktivitas, kita akan menjadi semakin hebat. Slogannya mengatakan: “practice makes perfect”. Namun ternyata slogan ini memiliki kebenaran sepanjang dilakukan pada potensi kekuatan Anda. Sibuk berlatih pada aktivitas yang merupakan keterbatasan hanya akan membuang waktu, energi apalagi biaya. Sayang bila kita berpayah-payah melakukan aktivitas yang merupakan keterbatasan kita. 

Menurut Abah Rama Royani dalam bukunya yang beliau tulis bersama teman-teman dari Prasetya Mulya yang berjudul 4 E (2010) 

Potensi Kekuatan adalah aktivitas yang anda SUKA melakukannya dan BISA dengan mudah melakukannya, hasilnya bagus dan produktif

Setelah mengkonfirmasi ulang bakat kita dengan tools yang ada, kami sarankan jangan percaya 100%. Silakan konfirmasi ulang hasil tersebut sekali lagi dengan mengisi pernyataan aktivitas apa yang anda SUKA dan BISA selama ini.

Setelah memetakan apa yang SUKA dan BISA, maka mulailah menambah jam terbang di ranah anda SUKA dan BISA, mulailah melihat dengan seksama dan kerjakan dengan serius. 

Mengapa ranah SUKA terlebih dahulu yang harus kami tekankan. Karena membuat kita BISA itu mudah, membuat SUKA itu baru tantangan. Maka saran kami masuki ranah SUKA dan BISA terlebih dahulu sebagai awalan memasuki ranah produktif teman-teman, kalau anda sudah menemukan “pola”nya disana, sudah merasa “Enjoy, Easy dan Excellent”, maka mulailah mencoba ke ranah yang lain selama aktivitas tersebut masuk kuadran BISA. Yang sebaiknya tidak dimasuki di awal ini adalah memasuki ranah yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA.

Seiring berjalannya waktu kita semua akan bisa dengan mudah memaknai kalimat ini :

“It is GOOD to DO what you LOVE, but the secret of life is LOVE what you DO”

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Sumber Bacaan :

_Materi Matrikulasi IIP Sesi #7, Rejeki itu Pasti, Kemuliaan harus Dicari, 2016_
_Hasil NHW#7, Peserta Matrikulasi IIP, 2016_
_Abah Rama Royani, 4 E (Enjoy, Easy, Excellent,Earn), PPM Prasetya Mulya, 2010_
_Referensi tentang bahasa bakat dan potensi kekuatan di http://www.temubakat.com_

Thursday, July 13, 2017

Strength Typology (ST-30): Dede Rahmadhany

Strength Typology (ST-30): Dede Rahmadhany
Sudahkah anda mengenal diri anda ?
Jika sudah, bisakah anda sebutkan dengan mudah, 5 kata yang menggambarkan seperti apa diri anda ?
Mengapa lebih sulit ?
Mengapa terasa lebih sulit menjelaskan tentang diri sendiri dibandingkan kemahiran kita mengomentari kekurangan dan kepribadian orang lain ?
Strength Typology
Menemukan diri bukan berarti hanya menemukan potensi kekuatan saja, tetapi juga sama pentingnya untuk menemukan keterbatasan (potensi kelemahan) diri kita. Setiap makhluk diciptakan dengan kekuatan dan keterbatasan. Seekor burung mampu terbang tinggi, namun memiliki keterbatasan ketika berada di dalam air, begitu juga sebaliknya dengan ikan yang mampu berenang tapi tidak bisa terbang. Demikian halnya dengan manusia, dimana dibekali Allah dengan kemampuan berpikir atau akal dibandingkan dengan hewan dan tumbuh-tumbuhan. Dengan akal, manusia sering kali mampu mengatasi banyak keterbatasan yang dimilikinya dibandingkan dengan hewan. Manusia dapat berenang dan mampu bertahan didalam air dengan menggunakan perlengkapan selam, atau mampu terbang laksana burung dengan menggunakan pesawat terbang, dan lain sebagainya.
Bagaimana kita dapat dengan mudah mengetahui secara langsung akan potensi bakat dan kekuatan kita sesungguhnya ?. Salah satu cara menemukan Potensi Diri kita ialah dengan menggunakan Tes (ST-30), yaitu :
Strength Typology
Merupakan gambaran kompetensi dan minat terhadap peran.
Memiliki sekitar 30 tipologi manusia yang terkait dengan kekuatan yang produktif.
Sebagai personal brand atau self-awareness bagi seseorang.
Tahapan menuju Bunda Produktif kali ini para Ibu diberi tantangan untuk mengkonfirmasi dan segera mencocok-kan hasil apa saja yang sudah di temukan dengan pengalaman yang sudah ditulis selama mengerjakan NHW#1 – NHW#6 juga untuk mengetahui tipe kekuatan diri (strenght typology) dengan menggunakan tools yang sudah dibuat oleh Abah Rama di Talents Mapping. “Semua ini ditujukan agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA”
Demikian hasil dari kekuatan diri (strenght typology) versi saya http://bit.ly/TemuBakat-DedeRahmadhany - (ST30 - Strenght Typology - Data terlampir).
Setelah melakukan tools yang sudah dibuat oleh Abah Rama di Talents Mapping kali ini, maka didapatlah hasil dan kesimpulan yang merujuk kepada kekuatan diri (strenght typology) saya pribadi. Yang mana, saya sudah berusaha menjawab dan memilih dengan jujur diantara 5-7 hal yang paling cocok dan paling sesuai dalam menggambarkan diri saya serta memilih yang paling tidak cocok dan paling tidak sesuai dalam menggambarkan diri saya. 
Dalam mengamati hasil yang didapat, ada beberapa hal yang saya rasa memang cocok dan pas serta sesuai dengan kekuatan diri saya, yaitu antara lain:
1. Pribadi yang teratur, 
2. Rapih, 
3. Suka melayani dan segala sesuatunya harus direncanakan
4. Kurang yakin akan sesuatu yang sifatnya intuitif,
5. Senang mempelajari latar belakang, senang olah pikir, menyendiri, analitis, dan senang berkomunikasi,
6. Senang mengkomunikasikan Ideanya,
7. Suka mengumpulkan berbagai informasi atau teratur,
8. Senang memotivasi dengan berbagai cara.
Sumber:

Tahapan Menuju Bunda Produktif

NICE HOMEWORK #7 - TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF
Institut Ibu Profesional Matrikulasi Batch #4 Luar Negeri
oleh: Dede Rahmadhany

Finally.. saya mengerjakan NHW#7 lebih cepat dari biasanya. Dengan alasan apabila mengerjakan di waktu-waktu mendekati Deadline dihari Minggu besok, saya pastikan tidak akan cukup waktu, dikarenakan weekend besok saya kedapatan menjadi tuan rumah Open House Idul Fitri dirumah kami. Dan lagi ketika membaca tugas yang harus dikerjakan di NHW#7 ini tidak sesulit dari NHW–NHW sebelumnya, maka saya putuskan akan menuntaskan NHW#7 ini lebih cepat dari biasanya! Bismilah!
Tahapan menuju Bunda Produktif kali ini para Ibu diberi tantangan untuk mengkonfirmasi dan segera mencocok-kan hasil apa saja yang sudah di temukan dengan pengalaman yang sudah ditulis selama mengerjakan NHW#1 – NHW#6 juga untuk mengetahui tipe kekuatan diri (strenght typology) dengan menggunakan tools yang sudah dibuat oleh Abah Rama di Talents Mapping. “Semua ini ditujukan agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA”
Demikian hasil dari kekuatan diri http://bit.ly/TemuBakat-DedeRahmadhany (strenght typology) versi saya  (ST30 - Strenght Typology - Attachment terlampir).
Setelah melakukan tools yang sudah dibuat oleh Abah Rama di Talents Mapping kali ini, maka didapatlah hasil dan kesimpulan yang merujuk kepada kekuatan diri (strenght typology) saya pribadi. Yang mana, saya sudah berusaha menjawab dan memilih dengan jujur diantara 5-7 hal yang paling cocok dan paling sesuai dalam menggambarkan diri saya serta memilih yang paling tidak cocok dan paling tidak sesuai dalam menggambarkan diri saya. 
Dalam mengamati hasil yang didapat, ada beberapa hal yang saya rasa memang cocok dan pas serta sesuai dengan kekuatan diri saya, yaitu antara lain:
1. Pribadi yang teratur, 
2. Rapih, 
3. Suka melayani dan segala sesuatunya harus direncanakan,
4. Kurang yakin akan sesuatu yang sifatnya intuitif,
5. Senang mempelajari latar belakang, senang olah pikir, menyendiri, analitis, dan
senang berkomunikasi,
6. Senang mengkomunikasikan Ide-nya,
7. Suka mengumpulkan berbagai informasi atau teratur,
8. Senang memotivasi dengan berbagai cara.
Dan satu-satunya hal yang saya rasa perlu dikonfirmasikan karena tidak cocok dengan diri saya adalah “suka dengan angka dan data”. Saya rasa ini adalah bagian yang bukan diri saya banget. Bahwa kekuatan diri saya dalam hal ini tidak pas walau pada kenyataan-nya ketika saya masih bekerja memang saya melakukan salah satu pekerjaan yang berhubungan erat dengan angka dan data hehe.. namun saya menolak untuk mengakui bahwa bagian ini menjadi salah satu kekuatan diri saya.

Selanjutnya saya akan membuat Kuadran dalam menjalankan aktivitas saya sehari-hari dengan mengacu kepada: 
Aktivitas yang anda SUKA dan anda BISA
Aktivitas yang anda SUKA tetapi andaTIDAK BISA
Aktivitas yang anda TIDAK SUKA tetapi anda BISA
Aktivitas yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA
Private Doc.
Attachment:
Private Doc.
Private Doc.

Private Doc

Private Doc.
Tulisan ini juga dapat dibaca dalam bentuk PDF File pada link berikut: http://bit.ly/NHW7-TahapanMenujuBundaProduktif


Monday, July 10, 2017

Review NHW #6 - Belajar Menjadi Manajer Keluarga Handal

REVIEW NHW#6 - BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL
Senin, 10 Juli 2017
Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

Bunda, terima kasih sudah membuat beberapa kategori tentang 3 hal aktivitas yang anda anggap penting dan tidak penting dalam hidup anda.
Dalam menjalankan peran sebagai manejer keluarga, manajemen waktu menjadi hal yang paling krusial.
Karena waktu bisa berperan ganda, memperkuat jam terbang kita, atau justru sebaliknya merampasnya. Tergantung bagaimana kita memperlakukannya.

Masih ingat istilah DEEP WORK dan SHALLOW WORK?
Dulu kita pernah membahas hal ini di awal-awal kelas. Tahapan-tahapan yang kita kerjakan kali ini adalah dalam rangka melihat lebih jelas bagaimana caranya shallow work kita ubah menjadi Deep Work.

Kita akan paham mana saja aktivitas yang memerlukan fokus, ketajaman berpikir sehingga membawa perubahan besar dalam hidup kita.
1.Refleksikan aktivitas dan kemampuan manajemen waktu kita selama ini
Menurut Covey, Merrill and Merrill (1994) cara yang paling baik dalam menentukan kegiatan prioritas adalah dengan membagi kegiatan kita menjadi penting-mendesak, penting-tidak mendesak, tidak penting-mendesak dan tidak penting-tidak mendesak .Menurutnya, segala hal yang kita kerjakan dapat digolongkan kedalam salah satu dari empat kuadran tersebut.
Agar lebih jelas , silakan teman-teman belajar memasukkan aktivitas-aktivitas yang selama ini kita lakukan dalam kategori kuadaran di bawah ini.

2. Setelah aktivitas terpetakan, fokuslah pada hal-hal yang penting (baik mendesak atau tak mendesak) karena pada kegiatan yang penting inilah seharusnya kita mengalokasi paling banyak waktu yang kita miliki

3. Rencanakan dengan baik semua aktivitas yang anda anggap penting
Kita akan kehabisan waktu, tenaga dan sering gelisah jika kita sering melakukan kegiatan yang sifatnya penting dan mendesak.

Contoh : Mengumpulkan NHW matrikulasi itu anda masukkan kategori aktivitas Penting, karena kalau tidak mengumpulkan kita akan mendapatkan peluang tidak lulus.
Sudah ada deadline yang diberikan oleh fasilitator. Andaikata kita memasukkannya ke kuadran 2, artinya kita akan masukkan NHW dalam perencanaan mingguan kita, membuat hati lebih tenang. Tetapi kalau tidak kita rencanakan, NHW itu akan masuk ke aktivitas kuadran 1, dimana penting bertemu dengan genting (mendesak) paling sering membuat kita gelisah di saat detik-detik terakhir deadline pengumpulan.
Kalau ini berlangsung terus menerus, maka kita akan cepat capek dan stress yang berlebihan karena terlalu sering dibombardir oleh masalah dan krisis yang datang bertubi-tubi. Jika ini terjadi, secara naluriah, kita akan lari ke kuadran 4. yang sering kali tidak memberikan manfaat bagi kita.
Idealnya, semakin banyak waktu yang kita luangkan di kuadran 2, secara otomatis akan mengurangi waktu kita di kuadran 1 dan 3, apalagi kuadran 4, karena dengan perencanaan dan persiapan yang matang, banyak masalah dan krisis yang akan timbul dikemudian hari dapat dihindari.

4. Membuat kandang waktu ( time blocking) untuk setiap aktivitas yang harus anda kerjakan. 
Membuat agenda mingguan dan harian dengan mengaplikasikan teori *_time blocking_*dan *_cut off time_*KIta bisa membagi secara rinci aktivitas harian dalam hitungan jam atau menit agar waktu tidak terbuang sia-sia

5. Unduh Aplikasi atau buku catatan untuk membantu kita mengorganized semua jadwal kita
Saat ini ada banyak aplikasi organizer yang bisa membantu dan mengingatkan kita setiap saat.
Sampai disini mungkin ada diantara kita yang bertipe “unorganized” ( menyukai ketidakteraturan, termasuk waktu )
Sehingga muncul pertanyaan,
“Mengapa sih harus repot-repot dan sangat detail dengan manajemen waktu?”
Kalau menurut teori Cal Newport,
Semakin detail manajemen waktu anda, semakin bagus pula kualitasnya.
Semakin bagus kontrolnya, semakin bagus pula efeknya.
Sekarang tinggal dipilih anda mau tipe yang organized shg menggunakan TIME BASED ORGANIZATION atau tipe yang unorganized dan menggunakan RESULT BASED ORGANIZATION

Kalau time based artinya kita akan patuh dengan jadwal waktu yang sudah kita tulis. Dan komitmen menerima segala konsekuensi apabila melanggarnya.

Apabila RESULT BASED ORGANIZATION anda perlu membuat pengelompokan kegiatan saja. Boleh dikerjakan kapanpun, selama Komitmen terhadap target/hasil yang sudah dicanangkan, bisa terpenuhi dengan baik.
Apapun tipe anda dan keluarga KOMITMEN tetap nomor satu.

Di Ibu Profesional, manajemen waktu ini wajib dikuasai dan diamalkan oleh para ibu sebelum masuk ke tahap bunda produktif.
Kita perlu menekankan pentingnya membuat rencana kerja untuk setiap minggu dan setiap hari, dengan memprioritaskan aktifitas yang penting.
Dengan demikian diharapkan kita dapat menjadi lebih produktif tanpa lelah dan stress yang berlebihan.
Demi masa,semoga kita semua tidak termasuk golongan orang yang menyia-nyiakan waktu

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Sumber Bacaan:
Materi Matrikulasi IIP batch #4 sesi #6, Ibu Manajer Keluarga handal, 2017
Hasil NHW#6, Peserta Matrikulasi IIP, 2017
Malcolm Galdwell, Outliers, Jakarta, 2008
Steven Covey, the seven habits, Jakarta, 1994


Belajar Menjadi Manajer Keluarga Handal

NICE HOMEWORK #6 - BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL
Institut Ibu Profesional Matrikulasi Batch #4 Luar Negeri
oleh: Dede Rahmadhany
Salam Ibu Profesional!
Alhamdulillah, pukul 1:32am waktu Singapore disini. Setelah libur lebaran 2 Minggu, akhirnya bertemu kembali dengan NHW#6. Tidak bisa dipungkiri aura Mudik dan Liburan 2 Minggu lepas dari rutinitas segala macam pekerjaan Rumah Tangga dan istirahat dari Nice Home Work masih terasa sampai detik ini, maksudnya masih terasa kurang hehehe.. seperti belum bisa menerima kenyataan kalau waktu berjalan cepat, kalau sudah berada di negara ini lagi, masih mikir kenapa ga disana ajah, kenapa libur kok cepet banget, kenapa Lebaran ga 1 bulan ajah. Ok ini udah eror, segera cuci muka! Dan saat ini saya sudah duduk kembali di depan layar Monitor. Semangat lagi untuk NHW#6!!
Tadinya bilang mau ngerjain NHW#6 dari 3 jam yang lalu, tapi lagi-lagi kerjaan surfing, browsing, ngobrol sama teman lama, dengan pembelaan “ya gpp.. hidup itu kudu balance, jangan serius-serius, jangan ngoyo, kudu tau informasi biar ga kudet, kudu tetep berteman dan ngobrol sama orang biar waras (murni ini pembelaan hehehe..) Cuma ya itu suka kebabalasan. Entahlah ini baik apa engga, Kudu dikoreksi kalau gitu ya. >___<
Sadar ga sadar, ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu RUTINITAS. Bagi sebagian orang rutinitas itu ada seneng dan engganya, kalau mencintai peran dan tugas yang sudah dipilih dengan komitmen, mungkin bisa jadi Rutinitas akan menjadi sebuah hal yang menyenangkan, seperti menemukan passion dalam hidup atau bahkan ini lebih dari sekedar “passion”. Namun bila rutinitas tidak dinikmati dengan berbagai alasan, maka hal ini dipastikan akan menggangu proses dalam menemukan peran hidup. Saya rasa kepenatan dalam menjalani rutinitas adalah hal yang normal. Manusia tidak di program layaknya robot yang bertugas mengikuti apa yang sudah diperintahkan, tanpa protes tanpa mampu bilang “cape, penat, bosan dsb”. Tapi jangan salah Robot saja bisa eror ya, apalagi manusia hehe..
Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita merasa sibuk sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri. Maka pentingnya kita mereview kembali hal-hal yang dirasa betul-betul penting dan tidak penting, sehingga perasaan merasa “paling sibuk” sendiri itu bisa di handle dengan baik dan Manajemen waktu pun bisa terukur keberhasilan-nya.
Saya mencoba menuliskan 3 hal saja dari aktivitas-aktivitas yang saya rasa Penting dan Tidak Penting menurut saya pribadi:
Dari daftar yang saya tulis diatas, waktu dominan saya sebenarnya paling banyak dihabiskan bersama anak (dalam hal ini mulai bangun tidur sampai tidur lagi). Waktu bersama anak ini sudah termasuk mempersiapkan segala kebutuhan dia ketika bangun tidur, mandi, menyiapkan baju dan sarapan, mengantarkan ke sekolah, menjemput pulang sekolah, menyiapkan makan siang, mereview kegiatan, mereview aktivitas selama disekolah, meninabobok untuk tidur siang, melakukan kegiatan outdoor yang sudah terencana dalam jadwal mingguan, mempersiapkan makan malam, mengajari mengaji dan menemani aktivitas malam hari, baik itu bermain dan belajar. Namun pada poin kedua saya menuliskan salah satu hal penting yang harus selalu saya lakukan adalah: “menyiapkan makanan untuk anak dan suami”  karena hal ini tidak kalah penting?

Ketika Agatha (putra saya) dilahirkan saya mengambil peran penuh untuk mengasuh tanpa bantuan siapapun. Termasuk ketika Agatha sudah berumur 6 bulan yang mana tiba waktunya bagi dia untuk memperoleh MPASI sebagai makanan pertamanya. Untuk ukuran saya yang sejak SD tidak pernah masuk dapur bahkan sampai kuliahpun, memasak menjadi suatu aktivitas yg “awam” bagi saya hehehe.. dan menjadi sebuah pekerjaan yang diragukan oleh Bapak ketika saya lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah untuk beraktivitas (salah satunya Pramuka) yang namun pada akhirnya kegiatan ini lah yang membantu saya untuk bisa menjadi KOKI paling handal menurut versi saya sendiri. xoxoxo...
Jadi tugas memasak menjadi sebuah hal tidak kalah penting, karena saya berharap se-enggak enaknya masakan saya, pasti lebih baik, aman, dan higienis hehehe.. Jadi rutinitas memasak saya ajukan di poin kedua. Saya tiap hari kaya dikasih ujian, masak apa ya hari ini? Walaupun sudah berusaha menyusun menu, tetap saja tiap hari kudu liat Paman Google, tetap saja sebelum tidur, mikir besok masak apa. Dan disinilah peran internet itu menjadi vital versi saya hehe.. Jadi saya mau buat pembelaan, browsing dan surfing itu tidak apa-apa asal jangan kebablasan. Kaya yang awalnya browsing menu, tiba-tiba notification sosmed muncul, yang pertama cuma liat notif, akhirnya menjalar kemana-mana, lanjut sosmed berikutnya dan berikutnya.. sehingga browsing menu yang sedianya cuma 2 menit tapi baca Sosmed 2 jam.. TER LA LU !! hehe..
Saya akan menyingkat kembali jadwal harian yang saya lakukan dari waktu ke waktu dalam satu hari penuh dan semoga akan saya tepati dan berjanji tidak mengganti dengan seenaknya sehingga menjadi waktu yang tidak sia-sia. (Beberapa poin dibawah ini memang sudah berjalan sebagai mana mestinya).

Jadwal harian
Subuh-08.30 : Kegiatan Rutin (Mempersiapkan keberangkatan anak kesekolah dan suami ke kantor baik itu sarapan, pakaian dan bekal)
09.00 - 15.00: Mengantar dan menjemput Agatha kesekolah (karena jarak sekolah dari rumah sejauh 21Km, sehingga saya tidak bisa pulang kerumah dalam masa menunggu dia dikelas, jadi saya putuskan menunggu sampai kelas selesai)
15.00 - 18.00 : Kegiatan Rutin (menyiapkan makan siang, mereview aktivitas harian, meninabobok “tidur siang”, aktivitas setelah bangun tidur, memasak makan malam keluarga)
18.00 - 20.00 : Waktu bersama anak (Makan Malam dilanjutkan review pelajaran untuk esok hari)
20.00 - 20.30 : Waktu Free Agatha (Boleh nonton BBC atau Nick Junior selama 30 menit lanjut sharing, cerita dan diskusi bersama Mama)
20.30 - 22.00 : Waktu Dinamis (report kegiatan Mama & Agatha hari ini kepada Papa.
22.00 - 23.00 : Kegiatan Rutin (Agatha & Papa bersiap tidur, Mama mengecek persiapan sekolah Agatha dan membereskan dapur dan ruang keluarga.

Dari jadwal ini sebenarnya waktu yang paling banyak saya habiskan yaitu berada disekolah Agatha, namun saya menganggap waktu ini sebagai waktu penting bersama anak. Toh dalam perjalanan pulang pergi sekolah, di bus dan MRT adalah salah satu waktu Bonding terbaik antara saya dan Agatha. Jadi saya yakin tidak ada waktu yang sia-sia. Selama menunggu dia didalam kelas-pun saya dapat memanfaatkan waktu untuk mengecek WAG IIP atau berinteraksi dengan beberapa teman dan tidak jarang memperoleh ilmu baru dan informasi-informasi penting yang telat saya baca.

Saya sebenarnya merasa waktu setelah sampai dirumah sekitar pukul 15:00-18:00 menjadi waktu tersingkat dan terpadat, karena harus mengerjakan banyak hal di range waktu ini, mungkin saya harus mengkoreksi dan skip beberapa dan memindahkan diwaktu yang lain. Sedangkan waktu dinamis ini saya gunakan untuk sharing bersama suami tentang apa saja yang kami lakukan berdua (saya dan Agatha) selama sehari penuh. Lalu ngobrol apa saja tentang keluarga, teman, membahas berita tanah air, sesekali berkomunikasi atau video call dengan anggota keluarga di Indonesia.
Saya rasa meski tidak menganggap dan menuliskan bahwa “me time” menjadi salah satu poin penting dari para Ibu, saya tetap memberi waktu tersebut bagi diri saya sendiri. Dan waktu tersebut ada dalam range waktu 23:00 – 01:00 (meski kadang kebablasan >__<). Namun dalam mengerjakan NHW seperti ini, dijam-jam ini lah mampu saya lakukan, ketika anak dan suami sudah berada pada jam tidur-nya, ketika pekerjaan rumah tangga sudah saya anggap selesai untuk tiap hari-nya, maka ide untuk menulis muncul dalam waktu-waktu senyap. (Krik..krik..krik..) :D

Semoga rutinitas ini dapat berjalan sebagaimana mestinya dan menjadi-kan segala waktu tidak sia-sia. Yang tidak penting akan dikurangi dan berusaha menambah range waktu pada aktivitas yang dirasa lebih penting dan manfaat. Bila dirasa tidak cukup efektif, maka saya akan merevisi kembali.

Tulisan ini juga dapat dibaca dalam bentuk PDF File pada link berikut: http://bit.ly/NHW6-BelajarMenjadiManajerKeluargaHandal