Wednesday, February 28, 2018

Cemilan Rabu Ke-1 | Kelas Bunda Sayang Level ke-5:"Tahap Perkembangan Membaca Anak Usia Dini"

☘ Cemilan Rabu ke-1
Materi Kelas Bunda Sayang Level ke-5: *Tahap Perkembangan Membaca Anak Usia Dini*
Rabu, 28 Februari 2018

πŸ“šMembaca adalah salah satu kemampuan bahasa yang penting bagi anak.
πŸ“šMembaca juga dapat meningkatkan daya imajinasi anak dan meningkatkan kosakata anak dan masih banyak manfaat membaca lainnya. 

πŸ“œBerikut tahapan membaca yang dapat dilakukan oleh anak usia dini.

Tahapan Perkembangan Membaca Anak Usia Dini

πŸ“–1. Tahap fantasi (Magical Stage)
Anak mulai belajar menggunakan buku, mulai berfikir bahwa buku itu penting, melihat atau membolak-balikkan buku dan kadang-kadang anak membawa buku kesukaannya.

πŸ“– 2. Tahap Pembentukan Konsep Diri Membaca (Self Concept Stage)
Anak memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku, menggunakan bahasa buku meskipun tidak cocok dengan tulisan

πŸ“– 3. Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage)
Pada tahap ini anak menjadi sadar pada cetakan yang tampak serta dapat menemukan kata yang sudah dikenal, dapat mengungkapkan kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis, dapat mengenal cetakan kata dari puisi atau lagu yang dikenalnya serta sudah mengenal abjad

πŸ“– 4. Tahap Pengenalan Bacaan (Take Off Reader Stage)
Anak tertarik pada bacaan, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan serta membaca berbagai tanda seperti kotak susu, pasta gigi atau papan iklan

πŸ“– 5. Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stages)
Pada tahap ini anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas, menyusun pengertian dari tanda, pengalaman dan isyarat yang dikenalnya, dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan. Bahan-bahan yang berhubungan secara langsung dengan pengalaman anak semakin mudah dibaca

Tahap Perkembangan Membaca Anak Usia Dini
Sumber:


www.paud.id/2015/09/5-tahapan-perkembangan-membaca-anak.html/amp

Musfiroh, Tadkiroatun. Mengembangkan Baca-Tulis Anak. 2008.  Jakarta: Grasindo.

Tuesday, February 27, 2018

Materi Kelas Bunda Sayang #5: "Menstimulasi Anak Suka Membaca"

πŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“š
Institut Ibu Profesional
Materi Kelas Bunda Sayang Sesi #5
"MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA"


πŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”Ή
Mari  kita mulai dengan bermain peran terlebih dahulu. Bayangkan kita adalah seorang dewasa dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia,   belum pernah mengetahui bahasa mandarin  kemudian tiba-tiba kita diberi Koran berbahasa mandarin dengan tulisan mandarin semua. Apa yang kebayang di benak kita semua?

Pusing?  Tidak tahu maksudnya? Lalu kita hanya melihat-lihat gambarnya saja?

Hal tersebut akan sama halnya dengan anak-anak yang belum dibiasakan mendengarkan berbagai dialog bahasa ibunya, belum belajar berbicara bahasa ibunya dengan baik, tiba-tiba dihadapkan dengan berbagai cara belajar membaca bahasa ibunya tersebut yang berisi dengan deretan-deretan huruf yang masih asing di benak anak, diminta untuk mengulang-ngulangnya terus menerus dengan harapan anak bisa cepat membaca.

πŸ’ KETRAMPILAN BERBAHASA
Sebelum lebih jauh membahas tentang teknik menstimulasi anak membaca kita perlu memahami terlebih dahulu tahapan-tahapan yang perlu dilalui anak-anak dalam meningkatkan ketrampilan berbahasanya.

Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Keterampilan mendengarkan (listening skills)
b. Ketrampilan Berbicara (speaking skills)
c. Ketrampilan Membaca (reading skills)
d. Ketrampilan Menulis (writing skills)

Keempat tahapan tersebut di atas harus dilalui terlebih dahulu secara matang oleh anak. Sehingga anak yang BISA MENDENGARKAN (Menyimak) komunikasi orang dewasa di sekitarnya dengan baik, pasti BISA BERBICARA dengan baik, selama organ pendengaran dan organ pengecapnya berfungsi dengan baik.

Mendengarkan dan berbicara adalah tahap yang sering dilewatkan orangtua dalam menstimulasi anak-anaknya agar suka membaca. Sehingga hal ini mengakibatkan anak yang BISA MEMBACA, belum tentu terampil  mendengarkan dan berbicara dengan baik dalam kehidupan sehari-harinya. Padahal dua hal ketrampilan di atas sangatlah penting.

Banyak orang dewasa yang menggegas anaknya untuk bisa cepat-cepat membaca, padahal Anak yang BISA BERBICARA dengan baik, pasti akan BISA MEMBACA dengan baik, tetapi banyak yang mengesampingkan 2 tahap sebelumnya.

Pertanyaan selanjutnya mengapa banyak anak bisa membaca tetapi sangat sedikit yang menghasilkan karya dalam bentuk tulisan, bahkan diantara kita orang dewasapun sangat susah menuangkan gagasan-gagasan kita, apa yang kita baca, kita pelajari dalam bentuk tulisan?

Padahal  kalau melihat tahapan di atas anak yang BISA MEMBACA dengan baik pasti akan BISA MENULIS dengan baik.

Mengapa? Karena selama ini anak-anak kita hanya distimulus untuk BISA membaca tidak SUKA MEMBACA. Sehingga banyak diantara kita  BISA MENULIS huruf (melek huruf) tetapi tidak bisa menghasilkan karya dalam bentuk tulisan (MENULIS KARYA)

Terbukti  berdasarkan survey UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya dalam seribu masyarakat hanya ada satu masyarakat yang memiliki minat baca. Berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.

Padahal  program membaca  ini tidak hanya digencarkan oleh pemerintah dalam program literasinya, melainkan juga sudah diperintahkan di dalam salah satu kitab suci agama yang sebagaian besar dianut oleh bangsa Indonesia. Disana tertulis IQRA’(bacalah), perintah membaca adalah perintah pertama sebelum perintah yang lain turun.

Mengapa kita perlu membaca? Biasanya jawabannya klise yang muncul adalah agar kita bisa menambah wawasan kita, bisa membuka cakrawala dunia dll. Jawaban di atas baik, tapi ada yang kita lupakan tentang tujuan  membaca ini yang jauh lebih penting, yaitu agar anak-anak kita lebih mengenal pencipta-Nya, karena membaca akan lebih membuat anak-anak  mengenal “siapakah dirinya”, maka disitulah dia mengenal siapa Tuhannya.

πŸ’ MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA
Sekarang kita akan belajar bagaimana tahapan-tahapan agar anak-anak kita SUKA MEMBACA tidak hanya sekedar BISA. Agar ke depannya mereka SUKA MENULIS.

Kita akan memulai dengan berbagai tahap keterampilan Berbahasa.

πŸ‘‚πŸ» TAHAP MENDENGARKAN πŸ‘‚πŸ»
a.    Sering-seringlah berkomunikasi dengan anak, baik saat mereka di dalam kandungan, saat mereka belum bisa berbicara dan saat mereka sudah mulai mengeluarkan kata-kata dari mulut kecilnya.

b.    Buatlah berbagai forum keluarga untuk memperbanyak kesempatan anak mendengarkan berbagai ragam komunikasi orang dewasa di sekitarnya.

c.    Setelkan berbagai lagu anak, cerita anak yang bisa melatih keterampilan mendengar mereka.

d.    Bacakan buku-buku anak dengan suara yang keras agar anak-anak bisa melihat gambar dan telinganya bekerja untuk mendengarkan maksud gambar tersebut.

e.    Sering-seringlah mendongeng/membacakan buku sebelum anak-anak tidur. Jangan pernah capek, meski anak meminta kita mendongeng/membaca buku yang sama sampai puluhan kali. Begitulah cara menyimak.

πŸ—£ TAHAP BERBICARA πŸ—£
a.    Di tahap ini anak belajar berbicara, kita sebagai orang dewasa belajar mendengarkan. Investasikan waktu kita sebanyak mungkin untuk mendengarkan SUARA ANAK

b.    Jadilah pendengar yang baik, disaat anak-anak ingin membacakan buku untuk kita, dengan cara mengarang cerita berdasarkan gambar, apresiasi mereka.

c.    Jadilah murid yang baik, disaat anak-anak kita ingin menjadi guru bagi kita, dengan cara membuat simulasi kelas, dan dia menjadi guru kecil di depan.

d.    Ajaklah anak-anak bersilaturahim sesering mungkin, bertemu teman sebayanya dan orang lain yang di atas usianya bahkan di bawah usianya untuk mengasah keterampilan mendengar dan berbicaranya.

πŸ“– TAHAP MEMBACA πŸ“–
a.    Tempelkan tulisan-tulisan dan gambar-gambar yang jelas dan besar di sekitar rumah, terutama tempat-tempat yang sering di singgahi anak-anak

b.    Tempelkan tulisan/kata pada benda-benda yang ada, misalnya, tempelkan kata- “televisi” pada pesawat televisi

c.    Buatlah acara membaca bersama yang seru, misalnya perpustakaan di bawah meja makan

d.    Sekali waktu, ajaklah anak-anak ke pangkalan buku-buku bekas, pameran buku dan toko buku

e.    Siapkan alat perekam dan rekamlah suara anak kita yang sedang membaca buku

f.    Biasakanlah surat-menyurat dengan anak di rumah. Misalnya, dengan menempelkan pesan-pesan di kulkas atau buatlah parsi (papan ekspresi) di rumah

g.    Dorong dan ajak anak kita untuk membaca apapun label-label pada kemasan makanan, papan reklame dan masih banyak lagi

h.    Berikan buku-buku berilustrasi tanpa teks.  Warna mencolok dan menarik akan merangsang minat untuk membaca, sekaligus membangkitkan rasa ingin tahunya. Selanjutnya berikan buku full teks dengan ukuran huruf yang besar-besar.

i.    Komik juga menarik sebagai pemancing rasa ingin tahu dan gairah membaca anak (tentunya perlu selektif dalam memilih komik yang tepat)

j.    Ajaklah anak bertemu dengan pengarang buku, ilustrator, komikus, penjual buku, bahkan penerbit buku

k.    Dukung hobi anak kita dan sangkutpautkan dengan buku. Misalnya, buku tentang perangko untuk anak yang hobi mengkoleksi perangko, buku cerita tentang boneka untuk anak yang suka boneka dan sebagainya

l.    Budaya baca bisa ditumbuhkan dari ruang keluarga yang serba ada. Ada buku-buku yang mudah diambil anak,  ada mainan anak,  ada karya-karya anak dalam satu ruangan tersebut.

m.    Ajaklah anak untuk memilih bukunya sendiri, tapi tentunya dibawah bimbingan kita agar tidak salah pilih

n.    Contohkan kebiasaan membaca dan mengkoleksi buku dengan sungguh-sungguh dan konsisten

o.    Buatlah pohon literasi keluarga, dengan cara masing-masing anggota keluarga memiliki pohon dengan gambar batang dan ranting, tempelkan di dinding. Siapkanlah daun-daunan dari kertas sebanyak mungkin, setiap kali anak-anak selesai membaca, tuliskan judul buku dan pengarangnya di daun tersebut, kemudian tempelkan di pohon dengan nama anak tersebut. Cara ini bisa untuk melihat seberapa besar minat baca masing-masing anggota keluarga kita, hanya dengan melihat seberapa rimbun daun-daunan di pohon masing-masing.

πŸ“ TAHAP MENULIS πŸ“
a.    Siapkan satu bidang tembok di rumah kita, tempelkan kertas flipchart besar disana dan ijinkan anak-anak untuk menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan atau coretan.

b.    Berilah kesempatan dan dorong anak kita untuk menulis  apapun yang dia lihat, dengar, pegang dan lain-lain

c.    Siapkan buku diary keluarga, masing-masing anggota keluarga boleh menuliskan perasaaannya di buku diary tersebut, sehingga akan membentuk rangkaian cerita keluarga yang kadang nggak nyambung tapi seru untuk dibaca bersama.

d.    Buat buku jurnal/ buku rasa ingin tahu anak dari kertas bekas,   ijinkan setiap hari anak menuliskan apa yang dia alami apa yang memunculkan rasa ingin tahunya di dalam buku tersebut.

e.    Hiraukanlah tanda baca, huruf besar, huruf kecil dll, saat anak-anak mulai belajar menulis. Biarkanlah anak merdeka menuangkan isi pikirannya, hasil bacaannya, tanpa terhenti berbagai kaedah-kaedah menulis yang harus mereka pahami. Setelah anak-anak lancar menulis baru setahap demi setahap ajarkanlah berbagai macam kaedah ini.


Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasilitator Bunda Sayang /

Sumber  Bacaan :
Kontributor Anatalogi Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, Gaza Press, 2014

Pengalaman Bunda Septi dalam mengembangkan ketrampilan berbahasa di keluarganya, Wawancara, Kelas Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, 2017

Andi Yudha Asfandiyar. Creative Parenting Today : Cara praktis memicu dan memacu kreatifitas anak melalui pola asuh kreatif. Bandung : Kaifa. 2012

_http://www.supernanny.co.uk/Advice/-/Learning-and-Education/-/4-to-13-years/Help.-My-child-doesn’t-like-reading.aspx_

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ
Game level 5 dalam Kelas Bunda Sayang Batch #3
Iqra! Bacalah! Perintah Tuhan pertama kali ini mengingatkan bahwa membaca merupakan sebuah proses penting mengenal diri.

Membaca merupakan jembatan ilmu, makanan bagi otak, dan melatih imajinasi. Serta banyak lagi manfaat dari membaca.

Yuk jadikan diri kita teladan bagi anak dan keluarga!

πŸ€ Jadilah teladan
✅ Jadwalkan family reading time
Membacalah dengan anggota keluarga
✅ Buatlah pohon literasi untuk masing-masing anggota keluarga, rimbunkan pohon tersebut dengan judul buku yang telah dibaca.
✅ Diskusikan dengan anggota keluarga tentang buku yang telah dibaca, gunakan untuk menambah pengetahuan dan merekatkan hubungan dengan anggota keluarga yang lain.

πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘§‍πŸ‘¦ Bagi yang sudah memiliki anak
πŸ“–Jadilah ibu teladan, bacakan buku bersama anak (sesuai dengan tahapan usia anak)
πŸ“ΈDokumentasikan kegiatan membaca anda
πŸ—’Tempelkan judul buku yang telah dibaca pada pohon literasi

πŸ‘« Bagi anda yang belum memiliki anak 
πŸ“– Membacalah!
πŸ“Έ Dokumentasikan kegiatan membaca tersebut.
Diskusikan dengan pasangan mengenai buku tersebut.
πŸ—’Tempelkan judul buku yang telah dibaca pada pohon literasi.

πŸ‘©‍πŸ’Ό Bagi anda yang belum menikah
πŸ“– Membacalah!
πŸ“Έ Dokumentasikan kegiatan membaca tersebut
πŸ—’ Rimbunkan pohon literasi anda sesuai dengan judul buku yang telah dibaca.

❗Gunakan hastag
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

❗Bagi anda yang menggunakan blog, tambahkan label:
bunda sayang
ibu profesional
for things to change, I must change first

⏳ Periode tantangan :
1-17 Maret 2018

Kirimkan melalui link: http://bit.ly/Level5Bunsay3LN
Realtime rekap bisa via http://bit.ly/CekLevel1

Selamat menikmati keseruan bersama keluarga

Thursday, February 22, 2018

Aliran Rasa Level 4: "Memahami Gaya Belajar Anak, Mendampingi Dengan Benar"

Aliran Rasa Level 4:  "Memahami Gaya Belajar Anak, Mendampingi Dengan Benar"
Bunda Sayang #3 Kelas Internasional

Kurang dari sebulan, tepatnya 20 hari sejak materi diterima hingga Tantangan 10 hari selesai ditambah 5 hari melakukan pengamatan Gaya belajar ala Agatha. Beruntung sekali saya menerima materi ini, sangat-sangat berguna sekali bagi saya, yang selama ini membimbing Agatha dengan cara saya.. Iya dengan cara saya.. Yang mana selalu berakhir konflik karena Agatha selalu tidak mau mengikuti cara saya belajar. Saya yang terbiasa belajar dalam kesunyian, tempat tenang, tidak menyukai berisik, sangat berbeda sekali dengan Agatha yang selalu tidak terganggu belajar dalam keadaan rusuh maupun bising. Namun dengan materi ini akhirnya saya mulai mengamati, dan memahami bagaimana cara Agatha belajar, modalitas apa yang dia pakai sehingga mampu menyerap dan menerima input dari setiap materi yang dia terima. Pada akhirnya dalam melakukan pengamatan dan memberikan stimulus untuk ketiga gaya belajar ini, saya menyimpulkan bahwa gaya belajar Agatha dipengaruhi oleh Gaya belajar Auditory dan Visual. Ini adalah hasil dari 15 hari melakukan pengamatan dalam gaya belajarnya. Selanjutnya in shaa Allah ini akan semakin mempermudah saya dalam memahami Agatha, mengajari, membimbing dan belajar bersamanya dengan gaya belajar yang dia sukai. Bismillah

#AliranRasa
#GameLevel4
#Tantangan10Hari
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP

Wednesday, February 21, 2018

Cemilan Rabu Ke-4 | Kelas Bunda Sayang Level ke-4: "Menstimulasi Gaya Belajar Anak"

πŸ‰Cemilan Rabu ke-4πŸ‰
Materi Kelas Bunda Sayang Level ke-4: *Menstimulasi Gaya Belajar Anak*
Rabu, 21 Februari 2018

πŸ” Pengaruh Memori dalam BelajarπŸ”Ž
Pengaruh Memori dalam Belajar
Definisi Memori
Para ahli memberikan pengertian bermacam-macam tentang memori. Pada umumnya memandang memori sebagai hubungan dengan pengalaman masa lampau. Dengan adanya kemampuan untuk mengingat, manusia mampu menyimpan dan menimbulkan kembali apa yang telah pernah dialaminya.

Memori atau ingatan adalah proses memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan kembali informasi dan pengalaman yang kita peroleh. Menurut Andersen (1997) memori adalah rekaman pengalaman yang relatif permanen yang mendasari perilaku belajar. Kaitan memori dengan belajar adalah, belajar mengacu pada proses adaptasi perilaku terhadap pengalaman, dan memori menunjuk pada rekaman permanen yang mendasari adaptasi tersebut.

Proses dan Macam-macam Memori
Para peneliti mempelajari dan membagi proses memori menjadi tiga tahap yaitu,

-Tahap Akuisisi (perolehan) bagaimana informasi pada mulanya ditempatkan atau disandikan kedalam memori.

-Tahap Retensi (penyimpanan) bagaimana informasi dipertahankan atau disimpan setelah disandikan, 

-Tahap Retrieval ( pemunculan kembali) dan bagaimana informasi ditemukan kembali untuk tujuan tertentu proses dasar yang dibutuhkan oleh memori. 

πŸŽ€Memori Sensoris ( Sensory memory) adalah Informasi yang langsung diterima oleh alat indera dan akan hilang dalam waktu satu detik.

πŸŽ€Memori Jangka pendek ( short term memory) adalah sistem memori dengan kapasitas terbatas dimana informasi lazimnya disimpan selama 15 s.d 25 detik. Memori jangka pendek ini dapat kita tingkatkan dengan metode Chunking yaitu membagi-bagi informasi kedalam unit-unit tertentu. Misal menghafal password 242587 menjadi 24-25-87

πŸŽ€Memori Jangka panjang ( Long Therm Memory) adalah tipe memori yang relatif permanen dan tidak terbatas. Memori jangka panjang dibagi kembali yaitu: 

-Memori Deklaratif, berisi informasi-informasi faktual, terdiri dari memori semantik ( ingatan tentang pengetahuan/ fakta umum, contoh: ibu kota Indonesia adalah Jakarta).

- Memori Episodik, ingatan tentang pengalaman personal atau tentang suatu peristiwa. Misal: tentang peristiwa awal perkenalan dengan suami.

-Memori Prosedural, ingatan atau memori yang berhubungan dengan keterampilan melakukan sesuatu, misal kemampuan mengendarai sepeda.

πŸ’‘ Faktor-faktor yang mempengaruhi memoriπŸ’‘

-Faktor Usia, ingatan paling kuat pada diri individu terjadi pada masa anak-anak menuju remaja ( 10-14 tahun).

-Kondisi fisik, misalnya kelelahan, sakit, kurang tidur, dapat menurunkan daya kerja atau prestasi ingatan

-Emosi, dalam hal ini seseorang  akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila peritiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan, sedangkan kejadian yang tidak menyentuh emosi seringkali diabaikan.

-Minat dan motivasi, dalam pengalaman sehari-hari, orang yang sering bepergian mempunyai ingatan tentang ilmu bumi yang jauh lebih baik dari pada yang tidak pernah bepergian, contoh lain anak- anak dan remaja yang tidak lupa lirik suatu lagu, meski dalam bahasa asing. Artinya disini seseorang yang mengingat segala sesuatu tentang hal yang disukainya jauh lebih baik dari pada yang tidak disukainya. Minat akan meningkatkan motivasi dan gilirannya akan meningkatan daya ingat.

Seringkali dalam belajar, kita kurang bisa mengingat semua yang kita pelajari. Dan belajar erat hubungannya dengan memori/ ingatan, dan terkadang karena beberapa faktor, kita menjadi lupa

Mengingat adalah memunculkan kembali informasi pada saat dibutuhkan. Jika informasi yang kita butuhkan tersebut tidak dapat dimunculkan kembali secara utuh, maka itulah yang disebut dengan Lupa.

⌛ Mengapa kita Lupa??

-Teori Atropi ( Decay Theory ), lupa terjadi karena informasi yang pernah kita simpan tidak pernah lagi dimunculkan.

-Teori Interfensi, informasi yang disimpan tidak hilang. Lupa terjadi karena informasi yang ada saling menghambat atau bercampur aduk.

-Teori Kegagalan mengingat kembali ( Retrieval Failure Theory), informasi yang pernah kita simpan tidak akan hilang. Lupa terjadi jika tidak didapatkan petunjuk yang cukup untuk memunculkan kembali informasi yang pernah disimpan dalam memori.

- Motivated Forgetting, lupa terjadi karena adanya dorongan untuk melupakan hal atau peristiwa yang tidak mengenakkan.

-Lupa karena sebab fisiologis ( disfungsi memory), kelupaan terjadi karena faktor fisiologis, yaitu karena prosea kimiawi, proses penuaan, proses degenerasi sel otak dan syaraf, misalnya: Amnesia Retrograd, yaitu lupa pada informasi yang telah lalu contohnya lupa nama sendiri, alamat rumah; Amnesia anterograd, lupa pada informasi yang baru saja masuk, contohnya lupa tadi baru saja makan ; Penyakit Alzheimer  lupa karena kerusakan sel otak secara progresif akibat kekurangan zat neurotransmitter yang disebut Ach (Asetikolin).; Sindrom Korsakoff, lupa karena minum alkohol terus menerus dalam jangka waktu lama sehingga kekurangan vitamin B1.

πŸ“Œ Agar tidak mudah lupa, ada beberapa teknik yang bisa kita pakai:

-Memakai teknik kata kunci, yaitu mengingat suatu kata dengan cara mengasosiasikannya dengan kata lain secara interaktif.

-Metode Lokus, menempatkan secara imaginer kata- kata yang akan diingat pada tempat-tempat tertentu yang sudah familiar bagi kita.

- Encoding fenomena spesific , memanfaatkan karakteristik lingkungan atau materi yang mirip dengan karakteristik lingkungan atau materi ketika memasukkan informasi.

-Organisasi materi teks, yaitu ketika membaca materi tertulis, memahami struktur bacaan tersebut. Misalnya, mengajukan pertanyaan pada diri sendiri setelah membaca materi.

-Organisasi catatan kuliah, menggunakan teknik mencatat efektif yaitu menggunakan peta pikiran.

-Praktek dan latihan.

Hubungan Memori dan Belajar
Para ahli sepakat bahwa terdapat hubungan yang erat antara memori dan belajar (Syah dalam Khadijah, N (2009).  Seperti telah dikemukakan bahwa memori sesungguhnya adalah fungsi mental yang bekerja menangkap informasi dari stimulus, menyimpannya, dan mengungkapkannya kembali bila diperlukan. Sedang proses belajar yang kita ketahui adalah sebuah proses yang melibatkan pengolahan dan penyimpanan informasi, dan hasil belajar bisa diketahui melalui proses pengungkapan kembali apa yang telah diketahui oleh kita.  Dengan demikian, dalam belajar dibutuhkan  pemanfaatan kemampuan memori oleh individu guna menyerap informasi yang diterima, menyimpannya, dan memunculkannya kembali saat menjawab pertanyaan atau mempraktekkannya.


Salam Ibu Profesional
Tim Fasilitator Bunda Sayang Batch#3


Referensi:




Monday, February 19, 2018

Review Tantangan 10 Hari | Materi Bunda Sayang #4: "Don’t Teach Me. I Love to Learn."

Review Tantangan 10 Hari
Materi Bunda Sayang #4: "DON'T TEACH ME, I LOVE TO LEARN"
Kelas Bunda Sayang #3 - Institut Ibu Profesional

Thursday, February 15, 2018

"Diantara Auditori dan Visual"

https://putudedemahendra.wordpress.com/2017/10/14/pemanfaatan-tik-dalam-kaitannya-dengan-gaya-belajar-dan-inovasi-pembelajaran/
Hari kedua kami di Batam. Saya dan suami banyak melakukan aktifitas luar karena ada urusan yang harus diselesaikan dan kami tidak bisa membawa Agatha serta bersama kami. Selama kami pergi, kami menitipkan Agatha dengan Flatemate kami selama kami tinggal bersama mereka di Singapore yang kebetulan mempunyai anak perempuan yang lebih tua dua tahun dari Agatha. Raya namanya. Raya itu setipe dengan Agatha. Baik sifat dan polahnya. Mereka cocok satu sama lain termasuk hampir gaya belajar keduanya.. Keduanya anak auditori, visual dan kinestetik. Yang artinya kedua orang tua Raya pun melihat bahwa selama memantau gaya belajar Raya, mereka juga menemukan perubahan-perubahan dari gaya belajar putri mereka. Dimulai dari Kinestetik, lalu Auditori dan baru-baru ini kecenderungan ke arah visual lebih besar. Ketiga gaya belajar yang sama ini membuat Raya dan Agatha merasa cocok satu sama lain dalam gaya belajarnya. Apa yang dilakukan Raya, Agatha pun melakukan hal yang sama. Sejak kecil keduanya mulai mempunyai ketertarikan yang sama yaitu menggambar. Kecintaan dalam menggambar membuat kedua orang tua Raya juga berusaha mengoptimalkan modalitas visualnya untuk menjadi acuan dan ide-ide bagi Raya dalam menyempurnakan gambar-gambar nya. Sementara saya masih melakukan poin-poin pengamatan bagi Agatha dalam menemukan gaya belajar yang paling sesuai dengan potensi yang Agatha miliki. Yang mana saat ini setelah melakukan pengamatan dalam modalitas Auditori, saya merasa Auditori adalah salah satu  gaya belajar yang paling "Agatha banget". Namun saya tidak mau terburu-buru menentukan, sekarang saya masih terus mencoba menstimulus Agatha dalam memantau gaya belajar visual nya. Semoga dengan pengamatan-pengamatan ini, saya, Bapak suami  dan Agatha makin semangat membersemai satu sama lain dan bisa menjadi satu tim yang kompak. Tentunya mampu belajar bersama Agatha dengan "Gaya yang Agatha sukai" Bismilah 

#HariKe-15
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak 
#KuliahBunSayIIP

Wednesday, February 14, 2018

"Memanfaatkan Gaya Belajar Visual"

https://blog.hohero.com/2017/01/macam-macam-gaya-belajar/
Malam ini kami tidak belajar dirumah. Jadi belajar malam ini dilakukan sepanjang perjalanan. Malam ini kami bertiga pergi ke Batam. Sepanjang perjalanan Agatha banyak belajar dan memanfaatkan kesempatan menggunakan modalitas visualnya. Biasanya saya yang memegang tiket, paspor, boarding pass. Namun Malam ini Agatha minta untuk melakukannya sendiri. Ternyata sejak kecil dia sudah  melakukan pengamatan bagaimana cara antri cap boarding pass, antri imigrasi, antri scan barang, antri scan boarding pass, dll...  Dan malam ini dia meyakinkan saya untuk melakukan semuanya sendiri. Dari sinilah saya merasa secara tidak langsung apa yang dia lakukan mempengaruhi gaya belajar Visualnya. Dia melakukannya dengan cukup baik. Tidak malu bertanya dan melakukan intruksi secara benar apa yang diperintahkan oleh petugas sepanjang perjalanan di imigrasi tadi. Pada poin ini saya tidak bermaksud menganggap Agatha hebat tapi saya melihat keberhasilan ini sebagai sebuah hasil dari pengamatan yang sudah dilakukannya berulang dalam waktu yang cukup lama. Dia mengamati banyak hal, seperti kenapa ada beberapa anak yang masih harus antri di Imigrasi bersama Orang tuanya, kenapa Orang Hamil dan Jompo lebih diutamakan dan masuk dalam line khusus. Itu menjadi dialog kami malam ini. Dia belajar dengan melihat secara langsung dan memperaktek-kan beberapa hal yang sebelum nya dia tidak cukup percaya diri dan berani melakukan nya sendiri. Good Job Agatha!! Kita bisa mendapatkan pembelajarannya dari banyak  hal nak, termasuk dari sekitar kita. Dan belajar tidak melulu didalam rumah sambil memegang kertas dan pensil. Manfaatkan modalitas Auditori dan visual mu untuk mendapatkan banyak hal baru di dunia ini.

#HariKe-14
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak 
#KuliahBunSayIIP

Cemilan Rabu Ke-3 | Kelas Bunda Sayang Level ke-4: "Rahasia Otak anak Untuk Menstimulasi Gaya Belajarnya"

πŸ‰Cemilan Rabu ke-3πŸ‰
Materi Kelas Bunda Sayang Level ke-4: *Rahasia Otak anak Untuk Menstimulasi Gaya Belajarnya*
Rabu, 14 Februari 2018

Memori dan Belajar

“Seseorang yang pernah juara olimpiade matematika dan fisika bukan jaminan sukses bisa memiliki pribadi yang unggul dan sukses karena mereka hanya mengandalkan otak kiri saja, bukan otak kanan. Pantas, bila bangsa kita kalah dengan bangsa lain. Itu akibat otak kanan yang tidak terasah.” Demikian dikatakan Arman Andi Amirullah, Direktorat Pembinaan TK & SD Pendidikan Nasional Pusat.

Otak kanan yang tidak terasah juga mengakibatkan seseorang kehabisan ide, kurang rasa ingin tahunya, kurang disiplin, kurang tanggungjawab, kurang menghargai orang lain, kurang mengahargai keindahan, kurang menghargai kekuatan hati, kekuatan cinta dan lain sebagainya. Jadi jangan tunda untuk mengaktifkan otak kanan anak-anak.

Kemampuan otak kanan memiliki kapasitas 90% dan otak kiri hanya 10-12%. Hasil penelitian mutakhir di AS menyebutkan peran logika dalam membuat orang menjadi sukses hanya 4-6% sedangkan 94-96% adalah tanggungjawab otak kanan yang banyak berhubungan dengan inovasi, kreatifitas, naluri, intuisi, daya cipta, kejujuran, keuletan, tanggungjawab, kesungguhan, spirit, kedisiplinan, etika, empati dan lain-lain.

Sedangkan tugas otak kiri adalah yang selalu berhubungan dengan angka-angka bahasa, analisa, logika, intelektual, ilmu pengetahuan. Hendaknya kita melatih fungsi otak kanan dan otak kiri secara seimbang.

Setiap anak memiliki potensi miliaran sel otak yang siap mendapat rangsangan. Sentuhan, lingkungan yang ramah dan hands on adalah beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi otak anak.

Meski ada miliaraan sel otak, nyatanya tak semua berkembang sempurna. Semua tergantung dari stimulasi yang diterima.

Ada beberapa faktor yang akan merangsang fungsi otak anak, yaitu :

Faktor Sentuhan
Anak sangat membutuhkan sentuhan. Saat anak tidak mendapat sentuhan, sel otaknya banyak yang mati. Anak yang hidup di keluarga yang hangat cenderung memiliki perkembangan otak optimal.

Faktor Lingkungan
Lingkungan yang ramah baik bagi perkembangan otak, misalnya tidak banyak teriakan yang menakutkan. Tidak memberi label dan merendahkan harga dirinya.

Stimulasi Hands On
Hands on artinya permainan yang bisa disentuh, dipelajari dan dieksplorasi. Selama rentang usia bayi sebaiknya anak mendapat rangsangan hands on dengan mengenalkan permainan tiga dimensi. Saat memasuki usia sekolah baru anak diperkenalkan proses pembelajaran dua dimensi.

Hukuman (punishment) sesungguhnya tidak ramah otak. Jika anak sering disiksa secara verbal maupun fisik, dipukul atau dituding sebagai anak bermasalah maka fungsi otaknya mati, terutama bagian tengah yaitu bagian emosional. Berbagai siksaan, ancaman akan menghilangkan daya fungsi otak secara keseluruhan. Hukuman tidak efektif. Anak akan teringat pada apa yang diucapkan bukan pada kesalahannya. Orang tua dan guru sebaiknya menerapkan percakapan ramah otak, bicara pelan, memberi nilai positif, mendukung aktifitas anak, dan memahami gaya belajarnya.

Ada tiga kategori besar sistem otak yang berhubungan dengan belajar, yaitu :

Organ berpikir kreatif.

Organ berpikir logika.

Organ berpikir memori.

Menurut pakar pendidikan yang mempelajari sains otak, secara alamai organ pembelajaran itu bergerak mulai dari organ berpikir kreatif menuju organ berpikir logika terakhir hasilnya disimpan di organ berpikir memori. Merangsang organ berpikir kreatif bisa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang menarik minat anak, seperti mengapa ulat bisa berubah menjadi kupu-kupu? Dari situ proses berpikir kreatif akan berjalan sendiri.

Inilah tugas kita, orang tua dan guru bagaimana bisa menyisipkan materi dalam permainan yang mereka buat sehingga anak menikmati proses transfer ilmu. Cara ini tidak hanya membuat anak senang tapi juga menyerap materi hingga diatas 90%. Ya, karena hati mereka senang.

Daftar Pustaka :

5 Terobosan Dahsyat Menyulap Si Kecil Jadi Luar Biasa, Imam Ahmad Ibnu Nizar, Gerai Ilmu, Yogyakarta, 2009

Ayah Edy Punya Cerita, Edy Wiyono, Noura books, PT Mizan Republika, Jakarta, 2013

Tuesday, February 13, 2018

"Ketika Agatha mempertahankan pendapatnya"

Dihari ke-13 ini kami mulai lagi mengajari agatha tandem, saya dan suami bahu membahu, sambil tertawa dan bercanda agar belajar semakin menyenangkan. Ternyata nemenin belajar bareng kaya gini malah Agatha lebih happy dan dapet nya "banyak". Malam ini saya ga bahas gaya belajar Agatha. Tapi satu hal yang jarang saya ceritakan bila membersemai Agatha belajar. Agatha ini suka saklek sama pendapatnya sendiri. Jadi tadi saya kasih worksheet Bahasa Inggris yang memang saya print dari pinterest. Pada workesheet ini mengharuskan Agatha mengisi huruf yang kosong agar dapat menjadi sebuah kosakata. Kunci mengisi huruf ini sebetulnya tidak terlalu sulit karena Agatha bisa melihat gambar dan mengisi kolom yang kosong yang sesuai dengan gambar tersebut. Jadi ada gambar. dog tapi clue nya _ _ T. Agatha debat, "ini not CAT ma.. this is DOG". 15 menit cuma debat masalah gambar yang menurut dia DOG bukan CAT. Aku kudu piye?? akhirnya dia tetep keukeuh nulis DOG dibawah tulisan CAT. Ini bisa jadi "masalah" kalau orang ga mau memaklumi, untungnya belajar sama emak ama bapaknya. Ah baelah nak, ambil positifnya kalau ini akan jadi modal kamu berani mengatakan yang benar sesuai dengan kenyataannya hehehe..

#HariKe-13
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak 
#KuliahBunSayIIP

Monday, February 12, 2018

"Ketika Agatha belajar bersama sosok idolanya ^___^"

Ternyata di hari kedua ini, Bapak suami masih mengambil peran untuk belajar bersama Agatha. "alhamdulillah yaa.." xoxoxo.. Dan hasil dari review reading Agatha semalam Bapak suami menangkap bahwa masih banyak kosakata Agatha yang masih harus Agatha perbaiki. Jadilah malam ini mereka berdua melanjutkan reading Agatha sambil mengerjakan beberapa soal cerita dengan cara membaca keras-keras kalimat-perkalimat.
Tidak lupa sekaligus Bapak suami menjelaskan artinya. Agatha tentu saja senang Bapaknya bisa belajar bersama-sama dia, inilah yang Agatha harapkan sejak dulu haha, "lebih menyenangkan belajar bersama Papa" πŸ˜ƒπŸ˜ƒπŸ˜ƒ
Terus berjuang Agatha.. jangan mudah menyerah... dan terimakasih Bapak suami sudah membantu Agathooo.. we love u

#HariKe-12
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP

Sunday, February 11, 2018

"Peran Bapak Suami dalam membantu modalitas Auditori Agatha"

https://study.com/academy/lesson/social-stories-on-listening-to-parents.html
Malam ini Emaknya boleh lah ya duduk-duduk santai dan leyeh-leyeh dirumah.. Bapak suami mengambil peran untuk membersemai Agatha malam ini.. Tadi sehabis sholat Magrib saya sudah sounding ke Agatha "tha abis solat isya kita review bahasa melayu lagi ya, yang semalam.. (karena masih ada beberapa kosakata yang terlupa") Dan dia pun mengangguk tanda setuju dan sepakat... Tapi ternyata Bapak suami malah mereview "Reading Bahasa Inggris Agatha.." Jadilah malam ini Bahasa melayu pending dulu, mereka berdua asik duduk berdua sambil melancarkan Reading Bahasa Inggris Agatha. Agatha membaca dimulai dengan terbata-bata di beberapa kalimat namun lancar di beberapa kosakata lainnya. Dia membaca dengan keras  sampai selesai lalu Bapak suami memperbaiki dan mengkoreksi pengucapannya, sambil menjelaskan secara singkat maksud dari kosakata yang sudah Agatha sebutkan tadi.  Setelah itu Agatha diajak membaca kembali semuanya dari awal. Alhamdulillah kegiatan reading ini semakin mengoptimalkan modalitas Auditori Agatha, semoga besok saya bisa memulai pindah untuk mencoba stimulus untuk gaya belajar Agatha yang lain.. Sampai saya benar-benar yakin dan menemukan gaya belajar yang paling tepat bagi Agatha dan semakin tahu bagaimana saya harus menemaninya belajar dengan mengikuti gayanya belajar yang "Agatha Bangets" xoxoxo...

#HariKe-11
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP

Saturday, February 10, 2018

"Auditori ala Agatha, It Works!"

Masih melanjutkan mereview bahasa Melayu dengan gaya Auditorinya.
Kalau ada yang nanya, "kok wikend ajah masih belajar"??
Memang ini sudah kesepakatan, karena dalam waktu kurang dari 2 bulan lagi Agatha akan menghadapi Ujian masuk Primary School, saya membuat jadwal untuk weekdays Agatha mengulang 2 mata pelajaran setiap pulang mengaji pukul 4 sore, dan mengulang kembali setelah solat Isya. Dan untuk Weekend, Agatha bebas memilih waktu belajar dan ini hanya di hari Sabtu saja. Metode belajar kami, dengan cara saya memberikan 1 worksheet mata pelajaran yang terdiri dari beberapa halaman. Namun Agatha bebas memilih halaman berapa dulu yang ingin dia pelajari dan review. Tentunya saya tetap melihat mood Agatha. Dan akan bertanya dulu "apakah Agatha siap belajar bersama Mama" Bila dia jawab ok, maka kami bisa belajar bersama-sama. Dan menghabiskan paling lama 30 menit untuk mereview satu mata pelajaran. Sambil mengobrol dan bercanda tentunya hehehe.. Dan tidak jarang pula hanya 15 menit sudah selesai. Agatha tipe anak yang tidak bisa di push berkonsentrasi dalam waktu lama. Oleh sebab itu saya selalu mengikuti timer yang Agatha berikan. Bila dia mengatakan stop dan cukup. Maka sesi review kami selesai. Bagi saya tidak masalah sedikit dan pelan-pelan, asal paham dan menikmati tiap pelajaran yang diterima.

Mengenai mengulang bahasa melayu dengan gaya belajar auditori malam ini, Alhamdulillah ternyata ini memang sangat bekerja. Meskipun ada satu atau dua yang masih kelupaan, Agatha sudah berusaha sebaik mungkin. Hal seperti ini membuat saya pun optimis dan semakin tahu bagaimana mentreatment, menstimulus serta membantu modalitas belajar Auditorinya. Semoga ini juga berlaku untuk bidang pelajaran dan hapalan lainnya. Good Job Sayangku..

#HariKe-10
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP

Friday, February 09, 2018

"Membaca Suku Kata Bahasa Melayu dengan keras"

Salah satu ciri anak Auditori adalah anak-anak seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras. Malam ini saya mencoba mereview pelajaran bahasa melayu yang dari kemarin Agatha tolak terus... 
Saya print beberapa worksheet yang saya dapatkan dari pinterest lalu membiarkan dia membaca dengan keras beberapa suku kata. Dan akan mereview ulang apa yang sudah dia baca keras-keras  tadi. Bismillah in shaa Allah ini akan membantunya dalam menghapal.

#HariKe-9
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP

Thursday, February 08, 2018

Konsisten untuk menyelesikan stimulus Auditori untuk Agatha"

Malam ini Agatha ga mau melanjutkan review Bahasa Melayu, dia selalu jawab "ga tau ma.., aku lupa... nanti ajah mah... Ok, saya pikir penolakan ini sebagai pertanda Agatha memang menolak pertanyaan saya dan tidak akan mau melanjutkan mereview Bahasa Melayu kali ini. Baiklah.. saya ga akan paksa, daripada saya jadi BeTe juga karena dijawab ga tau mulu, mending saya time off dulu.. Saya biarkan dia refreshing untuk melakukan hal yang membuat dia senang.
Dia mengambil Gundam yang siang tadi jatuh berantakan, sehingga Agatha harus merangkai kembali Gundam tersebut. Padahal menurut saya, merangkai Gundam itu pekerjaan sulit (tipe mamak malas mikir) wkwkwk... Sebelumnya Dia pernah merangkai Gundam ini bersama Bapak suami. Dan merangkai Gundam ini membutuhkan waktu hampir 2 jam.. Dan tadi Agatha pelan-pelan mampu merangkai kembali beberapa bagian yang tadi jatuh berantakan. Hal yang saya amati pada poin ini adalah dia mampu merangkai kembali dari cara melakukan pengamatan atas apa yang sudah dilakukan oleh Bapak Suami. Jadi disini Agatha juga mampu mengoptimalkan kemampuan visualnya. Hmmm.. PR lagi kannn? Tapi tahan dulu, untuk malam ini sampai beberapa hari kedepan saya masih mencoba mengoptimalkan kemampuan Auditorinya dulu, baru selanjutnya mengambil waktu untuk menstimulus kemampuan visualnya. Bismillah saja πŸ˜€

#HariKe-8
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP

Wednesday, February 07, 2018

"Mereview Ejaan Melayu dengan Modalitas Auditori"

Saya tidak memasang target muluk-muluk dalam masa pencarian "gaya belajar" ini. Cukuplah 1 bulan saya butuhkan minimal Agatha mampu menghapal 5 surah Favorite yang sudah kami catat bersama-sama. Dan sekarang sudah berjalan hampir 1 bulan. Kenapa saya tidak mempush Agatha untuk cepat menghapal dan segera berpindah ke surah pendek lainnya, karena selain Agatha harus di stimulus dalam belajar selain menghapal surah, banyak hal lagi yang harus saya pelan-pelan ajarkan kepadanya. Kata-kata dalam Bahasa melayu sebagai materi yang masih menjadi bahan pelajaran yang cukup memakan waktu dan menguji kesabaran saya hehehe.. 
Setelah 5 surah ini mampu Agatha hapal dengan baik menggunakan "gaya belajar" auditorinya, maka selanjutnya saya akan melanjutkan mereview pelajaran bahasa melayu Agatha menggunakan modalitas auditori ini. Dan akan mencoba mulai merekam ejaan-ejaan dalam bahasa melayu untuk diperdengarkan kembali. Bismillah, semoga Allah mudahkan. 


#HariKe-7
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP

Cemilan Rabu Ke-2 | Kelas Bunda Sayang Level ke-4: "Tipe Gaya Belajar -Kapan Gaya Belajar Mulai Dimiliki Anak?"

🍜Cemilan Rabu Ke-2🍜
Materi Kelas Bunda Sayang Level ke-4: *"Tipe Gaya Belajar -Kapan Gaya Belajar Mulai Dimiliki Anak?"*
Rabu, 7 Februari 2018

7 Tipe Gaya Belajar
Camilan kali ini, kita akan membahas secara spesifik tentang Tipe Gaya Belajar dan Kapan Gaya Belajar Mulai Dimiliki Anak?

Biasanya, gaya belajar anak mulai terlihat jelas dan konsisten pada usia di atas 3 tahun.

Pada saat itu anak mulai menunjukkan cara belajarnya yang efektif karena rentang perhatiannya sudah berkembang cukup baik dan fungsi-fungsi penunjang belajar lainnya, seperti kemampuan motorik dan postur tubuh, juga sudah berkembang siap untuk mengolah informasi. 

Orangtua dapat mengamati dari kegiatan anak sehari-hari, terutama bagaimana anak menerima informasi baru, mengingat, dan memahaminya. 

Biasanya anak akan menunjukkan satu gaya belajar yang dominan, artinya ia akan lebih efektif menggunakan gaya belajar tersebut untuk dapat memahami pengetahuan atau menguasai keterampilan. 

Faktor yg mempengaruhi gaya belajar anak:

 1. Faktor Bawaan.
πŸ„πŸƒπŸ‚πŸŠ
Misalnya jika ada seorang anak memiliki fisik kuat dan prima sehingga cenderung memiliki gaya belajar kinestik.
🎢🎡🎀🎼🎻🎸🎺
Atau ada juga anak yang memiliki rasa seni tinggi sehingga gaya belajar visual lebih melekat dalam dirinya.

Jika salah satu indra kurang berfungsi secara maksimal, maka umumnya indra lain akan menggantikannya.

Jika penglihatan seorang anak kurang berfungsi, maka indra pendengarannya lebih menonjol sehingga ia lebih peka terhadap suara atau bunyi-bunyian.

Contohnya, para penyandang tunanetra biasanya memiliki indra pendengaran yang sangat tajam.

2. Pola Asuh.
Maksudnya, gaya belajar ditentukan oleh sejauh mana orang tua melakukan stimulasi terhadap masing-masing indra anaknya. 

🎭🎭🎭
Anak yang sejak kecil terbiasa dibacakan dongeng, boleh jadi akan terbiasa untuk mengasah kemampuan pendengarannya. 
Ia juga bisa cepat mencerna ucapan sang pendongeng. Akibatnya, anak akan cenderung menjadi seorang auditory learner dalam gaya belajarnya. 

🎨🎨🎨
Sementara anak seorang pelukis, yang mayoritas waktunya lebih tercurah untuk mengamati detail-detail gambar orang tuanya biasanya akan menjadi seseorang dengan tipe belajar visual.

Sebenarnya Apa Sih Definisi Gaya Belajar Itu?
Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai pembelajar.
 "Umumnya, dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal dari variabel kepribadian, termasuk susunan kognitif dan   psikologis latar belakang sosio cultural, dan pengalaman pendidikan". (Nunan, 1991: 168).

"Keanekaragaman gaya belajar siswa perlu diketahui pada awal permulaannya diterima pada suatu lembaga pendidikan yang akan ia jalani. Hal ini akan memudahkan bagi pembelajar untuk belajar maupun pembelajar untuk mengajar dalam proses pembelajaran. Pembelajar akan dapat belajar dengan baik dan hasil belajarnya baik, apabila ia mengerti gaya belajarnya. Hal tersebut memudahkan pembelajar dapat menerapkan pembelajaran dengan mudah dan tepat." ( Kolb 1984 ).

Tipe Gaya Belajar
Menurut Howard Gardner, modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik menjadi gaya belajar Auditory, Visual, Reading dan Kinesthetic. 

Namun ternyata ada beberapa 7 tipe gaya belajar yang dipaparkan dalam materi Diklat PAUD yang diselenggarakan oleh HIMPAUDI Kab. Bantul tahun 2009.
Apa 7 Tipe Itu?

(1) Linguistik
Berpikir: Dalam kata-kata.
Menyukai: Membaca, menulis, menceritakan, bermain kata-kata, dsb.
Membutuhkan: Buku-buku, kertas, diary, dialog, diskusi, cerita-cerita, dsb.

(2) Logika-Matematis
Berpikir: Dengan menalar.
Menyukai: Bereksperimen, menanyakan, mengatasi teka-teki logika, menghitung, dsb.
Membutuhkan: Benda-benda yang dapat diselidiki dan dipikirkan, materi-materi ilmiah yang dapat diutak-atik, kunjungan ke planetarium atau museum ilmiah.

(3) Ruang
Berpikir: Gambar-gambar.
Menyukai: Merancang, menggambar, memvisualisasikan, dsb.
Membutuhkan : Seni, logo, video, film, slide, permainan imaginasi, maze, puzzle, buku-buku ilustrasi, kunjungan ke museum.

(4) Fisik
Berpikir: Melalui sensasi somatik.
Menyukai: Berlari, melompat, membangun, menyentuh, dsb.
Membutuhkan: Permainan peran, drama, gerakan, benda-benda yang bisa dibangun, olah raga dan permainan fisik, dsb.

(5). Interpersonal
Berpikir: Dengan memantulkan ide-ide mereka terhadap orang lain.
Menyukai: Memimpin, berorganisasi, berelasi, menengahi, dsb.
Membutuhkan: Kawan, kelompok permainan, perkumpulan sosial, acara komunitas, atau klub.

(6) Pribadi
Berpikir: Jauh ke dalam dirinya.
Menyukai: Membentuk tujuan, menyendiri, bermimpi, berdiam diri, dan berencana.
Membutuhkan: Tempat-tempat rahasia, waktu sendirian, proyek-proyek pribadi, pilihan-pilihan.

(7) Alam
Berpikir: Dengan analogi yang ada di alam.
Menyukai: Berada di alam.
Membutuhkan : Bereksplorasi bebas, berhubungan, dan menyentuh tanah, air, hewan, dan angin.

Sedangkan, Funders and Founders mendeskripsikan gaya belajar dalam 9 tipe.
Apa 9 Tipe Itu?

1. Visual
Ini adalah tipe orang yang banyak belajar dan memahami sesuatu dengan melihat. 
Buku, foto, video, diagram, serta berbagai materi visual yang menarik pasti akan dia lahap.

2. Auditory
Tipe orang yang mudah mengingat ucapan orang lain dan penjelasan verbal.

Tipe ini bisa menangkap pelajaran dengan menyimak penjelasan dosen dan guru di kelas. Atau bisa juga mendengarkan rekaman suara yang membahas materi pelajaran.

3. Kinestetik
Tipe belajar dengan mengandalkan aspek fisik dan gerakan. 
Tipe ini butuh memegang dan merasakan hal-hal yang dia pelajari, nggak sekadar melihat atau mendengar materinya.

Biasanya, sih,  senang belajar dengan bantuan alat peraga, praktek langsung di lab, atau dengan flash card (kartu yang berisi materi pelajaran). Seenggaknya, flash cardmembuat suasana belajar lebih menarik, karena tipe ini jadi bisa menyentuh kartu serta menggerakkan tangan.

4. Memanfaatkan Stres
Ternyata stres itu nggak melulu berakibat negatif. Malah, ada orang yang lebih fokus belajar saat stres. Banyaknya tugas dan ujian justru memacu tipe ini menjadi berprestasi.

Pelajar tipe ini bisa mengelola stres dan tough menghadapi situasi under pressure. Bahkan mereka justru butuh tantangan. Sebaliknya, kondisi santai bakal membuatnya lemah. 
Trik untuk pelajar tipe ini adalah pasang target, supaya selalu terpacu untuk memenuhinya.

5. Serba Relaks
Kebalikan dengan tipe sebelumnya, pelajar tipe malah bisa performdengan baik saat merasa nyaman dan santai. Jadi dia harus membangun suasana yang relaks untuk belajar.
Olahraga, aromaterapi, camilan sehat bisa membantu membangun suasana jadi menyenangkan.

6. Menulis
Rahasia tipe ini untuk menyerap pelajaran adalah dengan menuliskannya. Bisa dengan menulis catatan di kelas, bikin rangkuman, menjawab latihan pertanyaan dan lain sebagainya.
Tipe ini, biasanya sebelum ujian,  menyalin rangkuman pelajaran. 

7. Menyimak orang yang terpercaya/berpengaruh
Kalau guru/orang yang menyampaikan pelajaran tampilinspiring dan bisa berkomunikasi dengan baik, maka pengaruhnya akan sangat terasa untuk tipe ini.
Proses belajar tipe ini akan efektif jika menyimak orang yang kompeten/berpengaruh. Alhasil, tipe ini perlu mencari guru atau pembimbing yang benar-benar bagus serta dapat menerangkan dengan baik dan jelas.

8. Mengajar
Cara belajar yang paling efektif untuk tipe ini adalah dengan mengajari orang lain. Menelaah pelajaran kemudian menyampaikannya ke orang lain, bikin makin cepat menguasai materi tersebut.
Makanya, banyak yang bilang kalau ngajarin orang lain justru bikin tipe ini makin pintar.

9. Meniru
Learning by doing exactly the same thing”, itulah tipe ini. Dengan meniru, bisa menguasai dan memahami suatu materi. Artinya,  perlu contoh yang bagus.
Untungnya, berkat Youtube, medsos dan perkembangan teknologi, menemukan guru/ tutor untuk diikutii nggak susah lagi.

Demikianlah tipe gaya belajar mudah-mudahan dapat menjadi bahan acuan kita untuk menentukan cara belajar yang baik dan pas untuk kita sehingga mampu menyerap pelajaran dengan baik. 

Nah sekarang mana gaya belajar anda, pasangan atau anak anda?

Referensi: 

Tuesday, February 06, 2018

"Mereview Surah At Tiin sambil bermain"

https://www.slideshare.net/supartobocari/qs-at-tiin
Bismillahirrahmanirrahim. Tanpa bermaksud apa-apa, malam ini saya mencoba mereview kembali salah satu bacaan surah Favorite Agatha, yaitu Surah At Tin. Sebagai penganut gaya belajar "Auditori" (masih bisa berubah dan masih membutuhkan stimulus untuk melihat kecenderungan gaya belajar yang lain), saya mencoba mereview nya ketika dia sambil bermain.. Salah satu tujuan nya mengetes pendengaran dan daya ingat si bocah hehe. Dan beginilah hasilnya, dapat dicek pada video dibawah ini.. 
Pada video diatas Agatha masih bermasalah dengan makhrajal huruf dan beberapa pengucapan yang salah, tentu nya tajwid yang masih belepotan hehehe. Tapi gpp, saya percaya in shaa Allah ini bila di lakukan berulang dan rajin mereview Tajwidnya serta  makhrajal huruf maka akan semakin baik. Doa Mama selalu untuk Agatha tersayang

#HariKe-6
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP

Monday, February 05, 2018

"Mereview Hapalan Surah Pendek Agatha"

Dalam perjuangan melakukan stimulus terhadap gaya belajar auditori Agatha, poin pertama yang bisa saya lakukan dalah mereview kembali apa yang sudah dia dengarkan baik disekolah maupun dirumah. Setiap hari dirumah saya perdengarkan dengan murotal anak sejak bangun pagi, start pukul 8 sampai pukul 9 pagi. Lalu setelah solat magrib sampai pukul 10 malam. Dan sejak semalam saya mulai mereview kembali bacaan surah pendeknya dengan beberapa catatan yang memang sudah saya buat sebelum tantangan 10 hari gaya belajar ini menjadi materi dikelas bunda sayang. Meskipun masih ada beberapa yg terlupa namun Agatha sudah berusaha mengingat apa yang sudah dia dengar. Saya memberikan timebond 1 bulan  (dan ini sudah berjalan  3 minggu) dan akan melakukan review surah setiap malam dalam jangka waktu 5 x dalam 1 Minggu untuk 5 surah pilihan Agatha. Saat ini surah Favorite yang dia pilih adalah.
1. Al Ikhlas
2. Al Falaq
3. An Naas
4. Al Kautsar
5. At Tiin
Semoga Allah mudahkan dalam perjalanan menghapal ini serta dalam upaya memastikan gaya belajar yang paling pas bagi Agatha. Bismillah..

#HariKe-5
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP

Sunday, February 04, 2018

"Menstimulus gaya belajar Auditori Agatha"

http://www.inspireignite.co.uk/blog/auditory-learning-3/?mobile=no
Jika saya masih berkutat pada poin menemukan gaya belajar Agatha, maka saya rasa harus mulai memberikan stimulus yang sesuai dengan ciri-ciri dari modalitas gaya belajar tersebut. Hari ini saya mulai mengurutkan dari kecenderungan tertinggi dari gaya belajar Agatha. Dimulai dari Gaya belajar Auditori. Seorang anak auditori lebih mengandalkan pendengaran nya dalam belajar. Sehingga ada beberapa hal yang mesti saya catat dan lakukan dalam usaha menstimulus Agatha.
1. Memperdengarkan materi dalam bentuk lagu atau musik
2. Mendownload materi dalam bentuk musik dan lagu kedalam format MP3 atau video suara
3. Membacakan Materi dalam bentuk cerita dengan menekankan intonasi dalam mengungkapkan cerita
4. Melalukan review secara verbal terhadap usaha-usaha belajar yang sudah dilakukan Agatha.
Saya rasa cukup 4 poin dulu untuk mentrial kembali gaya belajar auditori Agatha, trial ini juga dilakukan untuk semakin memastikan berapa persen tingkat kesamaan modalitas auditori ini menjadi ciri khas Agatha. Perjuangan belum berakhir eh tidak akan pernah berakhir kalau untuk anak mah ya πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„Semangadddd!!

#HariKe-4
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP

Saturday, February 03, 2018

"Gaya Belajar Anak dipengaruhi oleh orang tua nya, is that true?"

http://taxform.me/learning-style-auditory-phonics101-39-s-blog.html
Bila ada yang mengatakan gaya belajar anak dipengaruhi oleh kedua orang tuanya, hal itu menurut saya bisa saja terjadi, namun yang lebih saya percayai bagaimana kedua orang tua memberi stimulus bagi si anak sehingga stimulus tersebut mempengaruhi gaya belajar si anak. Sebagai contoh, saya dan suami mempunyai gaya belajar yang berbeda. Seperti yang saya jelaskan di tantangan hari pertama, bahwa gaya belajar saya adalah gaya belajar kuno, butuh suasana tenang agar bisa berkonsentrasi penuh untuk melakukan sesuatu. Sedangkan suami bisa belajar sambil mendengarkan lagu. Dan bagi dia lagu menjadi teman nya dalam belajar selama masa sekolah dulu. Jika gaya belajar anak dipengaruhi oleh kedua orang tuanya, maka ini tidak berlaku bagi Agatha. Gaya belajar Auditori, Visual dan Kinestetik masih membayangi modalitas nya dalam belajar, sehingga saya masih terus melakukan pengamatan dan memberikan stimulus yang sesuai dari ketiga gaya belajar tadi untuk Agatha. 

#HariKe-3
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP

"Ketika Mama mulai meragukan kemampuan Auditori Agatha"


Si Anak tiga gaya belajar ini hari ini masih batuk, ini hari ke-3 batuk pilek, cuaca yang sedang tidak menentu ini semakin membuat dia sedikit terganggu, yang pertama tentu masalah alerginya, kedua menular lah flu dari si Mamak.. Ya gimana ga menular tiap hari hampir 24 jam main sama Mamaknya hehe (maap ya tha..). Namun dalam 3 hari ini saya tetap memberikan Agatha worksheet selama dia tidak pergi ke sekolah mengaji.. Dalam 1 hari dia mengerjakan 1 worksheet atas permintaan nya sendiri dan malam hari mengulang Tilawah. Salah satu worksheet yang membuat dia kesulitan adalah worksheet bahasa melayu. Jangan kan dia saya juga masih bingung hehehe.. Tapi apa daya bahasa melayu menjadi salah satu bahasa wajib di sekolah-sekolah Singapura. Padahal worksheet bahasa melayu ini sudah 2 x saya ulang, namun agatha masih kesulitan mengingat apa yang sudah pernah saya ucapkan. Kadang saya sedikit bingung, seharusnya salah satu kelebihan anak Auditory adalah menangkap sesuatu dengan kemampuan mendengar nya.
https://rockingmama.id/post/auditori-visual-atau-kinestetik-ini-dia-cara-mudah-kenali-gaya-belajar-anak
Dan saya sepenuhnya setuju dengan tulisan di atas. Kalimat diatas sesuai dengan laporan dari Teacher nya di sekolah mengaji, bahwa Agatha sering tidak memperhatikan ketika Teacher menerangkan sesuatu. Namun ketika Teacher bertanya, Agatha mampu menjawab dengan baik. Memang untuk beberapa hal Agatha mampu menghapal beberapa surah pendek, lagu dan doa-doa hanya dengan mendengar beberapa kali. Tapi kalau melihat bagaimana dia cukup kesusahan menghapal beberapa istilah dalam bahasa melayu ini, saya cukup bingung kenapa ya? Apa ada yang salah dari cara saya mengajarinya, atau Agatha lebih menikmati belajar menghapal dalam bentuk musik dan lagu. Lagi-lagi kalimat diatas juga tepat sekali. Dengan lagu Agatha lebih mudah menghapal.
https://rockingmama.id/post/auditori-visual-atau-kinestetik-ini-dia-cara-mudah-kenali-gaya-belajar-anak
Tapi untuk kalimat lanjutannya dibawah ini, saya kurang sepakat, saya rasa Agatha cukup santai belajar meskipun ada suara bising disekitarnya. Hmmm.. ini PR lagi deh buat saya, Mama kudu melakukan pengamatan lebih dalam lagi. Saya mulai meragukan kemampuan Auditorinya. hahahaha.... Kita lanjutkan besok lagi.. πŸ˜ƒπŸ˜ƒπŸ˜ƒ

#HariKe-2
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP