Thursday, February 01, 2018

"Gaya Belajar ala Agatha"

Alhamdulilllah sampai juga di pekan ke-4 dalam tantangan 10 hari dengan materi "Gaya Belajar Anak". Sebenarnya yang saya pahami sejauh pengamatan saya, gaya belajar anak bisa berubah-ubah, termasuk bagaimana kita menstimulus anak dalam belajar. Sejauh ini saya memberikan Agatha kebebasan untuk belajar, namun belajar bagi saya dalam arti yang luas ya. Dan kesenangannya dalam menggambar adalah salah satu hal yang juga saya anggap bagian dari "belajar" baginya. Memang pada awalnya saya masih berpatokan agar Agatha mengikuti gaya belajar saya. Saya tipe pembelajar yang butuh ketenangan. Agar mampu berkonsentrasi. Saya paling tidak suka kerja kelompok di zaman sekolah dulu. Kerja kelompok membuat saya tidak bebas menuangkan apa yang ada dalam pikiran saya. Saya merasa dibatasi karena harus menggabungkan ide banyak orang. Sejak sekolah dasar saya lebih senang menyepi bila belajar, atau mengerjakan didalam kamar tertutup. Bagi saya belajar dengan cara itu bisa membantu konsentrasi saya. Bahkan tidak jarang saya memanjat Pohon jambu dan pohon cengkeh yang rimbun di halaman rumah hanya untuk sembunyi menghapal agar jauh dari keributan dan hiruk pikuk suara orang-orang (jangan ditiru hehehe..). Pada awalnya mengajari Agatha saya membangun suasana tenang. Agatha harus fokus dan boleh sambil bermain dan duduk manis disamping saya. Namun hari ke hari saya mendapati Agatha tidak nyaman dengan suasana belajar seperti ini. Saya jadi sering komplain karena dia mondar-mandir, sana sini, lagi belajar baca dia gambar, lagi belajar tilawah dia gambar, lagi belajar nulis dia main pesawat-pesawatnya. Kalau saya tegur agar dia balik duduk manis, dia suka ngambek dan akhirnya belajar pun bubyarrr jalan. (mama elus-elus dada)
Dan sekarang melalui tantangan "Gaya Belajar" ini sudah saatnya kita belajar memahami gaya belajar anak-anak (Learning Styles) dan memahami gaya mengajar kita sebagai pendidik (Teaching Styles) karena kedua hal tersebut di atas akan berpengaruh pada gaya bekerja kita dan anak-anak (Working Styles). Ketika usianya 3 tahun saya melihat gaya kinestetik lah yang lebih dominan yang ada padanya. Namun bertambahnya umur hal ini berubah kembali. Lalu saya mengamati ulang "gaya belajar" ala Agatha, dan memang akhirnya saya menemukan pola belajar Visual yang lebih dominan pada anak ini. Tapi saya merasa modalitas dia dalam belajar tetap saja masih dipengaruhi oleh gaya belajar kinestetik dan auditory. Yahh will se.. hal-hal seperti ini masih berubah-rubah. Saya perlu mengamati ulang dalam jangka waktu 3 bulan (sejak saya menerima materi ke-4 ini) agar bisa menemukan kembali gaya belajar versi Agatha sesungguhnya. Semoga Allah mudahkan agar saya dapat Belajar Mengajar dengan Caranya agar Agatha nyaman belajar bersama saya.
Bismillahirrahmanirrahim. 

Note: Dari video di atas, mengapa saya menyatakan gaya belajar Agatha cenderung ke visual adalah salah satunya dia tidak terganggu dengan keributan termasuk suara musik atau suara lainnya. Justru kadang tidak jarang dari mendengar dia sekaligus menghapal. Oleh karena itu saya menyebutnya gaya belajar Auditori pun punya pengaruh besar dalam perkembangan belajarnya.

#HariKe-1
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP

2 comments:

  1. 😍 denger-denger, generasi Z kecerdasannya jauh diatas rata-rata orangtuanya juga mba.. Jadi kalau dulu kita (#saya) hanya bisa fokus di satu area, generasi Z mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu.. (wikipedia).. cmiiw

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga mereka melakukannya dengan bahagia ya mba..

      Delete