Thursday, November 30, 2017

"Karena Keberanian adalah bagian dari Kemandirian"

Setelah menyelesaikan kan tantangan 10 hari pada komunikasi produktif, maka mulai pekan ini akan berjumpa lagi dengan tantangan baru dalam masa 10 hari kedepan, (nih kerjaan ditantang muluk yak.. hehehe) untuk mulai melakukan kompromi-kompromi berikutnya bersama buah hati, si pemeran utama hati ini yaitu Agatha tralala trilili.... dalam rangka tantangan (jenk.. jenk...) "Melatihhhhh Kemandiriannnn.."(dengan gaya ng-MC buat tanding Tinju ) 
Saya mencoba membuka pembicaraan dengan Agatha kemarin sore.
"Agatha, anak mandiri itu kaya gimana sih??"tanyaku padanya.
"Makan sendiri, pergi sekolah sendiri, bikin lego sendiri, bobo sendiri, hmmm.. apalagi ya... oh iya aku tau, mandi sendiri, pup sendiri.. trus.. (masih mau ngoceh) lalu aku stop
upsss.. #Offside Agatha...!! cukup-cukup nak" (sebelum ngomong yang aneh-aneh.. hehehe). Dia penasaran lalu berkata lagi: "bener kan maaa.. aku pup sendiri.. iya kann? (eleuh-eleuh dibahas lagi..)
Baik, jadi... walau kadang jawaban si bocah ini masih ngalur ngidul, saya pikir ini dah cukup jadi modal bagi dia untuk tahu apa maksud dari kemandirian itu sendiri.  
Sore ini saya dan Agatha ada jadwal ke library  untuk mengembalikan buku. Saya pikir ini bisa jadi salah satu percobaan awal pada Game kemandirian ini. Ayo Agatha. Toss dulu!!
Kami pergi ke library  setelah Maghrib. Agatha selalu excited bila diajak kesini, hmmm.. sebenernya membaca buku bukan menjadi satu-satunya hal yang membuat dia semangat berada di library. Space yang luas, bertemu teman-teman sebaya, adalah alasan lain yang membuat dia senang ke sini. Ah tak apa, daripada alasannya mau bobo di library kan malah berabe..
Sesampai di library, kami langsung menuju Bookdrop untuk mengembalikan buku. Dan tanpa diperintah ternyata Agatha langsung menawarkan diri untuk mengembalikan buku-buku tersebut.  "Aku ajah.. aku ajah ma..". Kalau sebelum-sebelumnya dia langsung masuk lari-lari nyari spot bagus dan duduk asyik sendiri tanpa mau membantu saya membawakan buku-buku apalagi mengembalikannya ke Bookdrop. Ternyata feeling saya buat manfaatin dia sudah dapat dibaca oleh si bocah, Cucok jadi cenayang tha.. hahaha.. Setiap masuk ke library selain mencari spot duduk yang asyik, hal lain yang dia lakukan adalah menuju ke Komputer untuk mencari catalog buku-buku favoritenya. Untuk  hal ini dia masih merasa belum percaya diri, karena belum bisa membaca dan menulis dengan lancar, namun saya selalu mensupport dia untuk bisa mencari dengan mengetik keywords buku yang dia inginkan. Dan itu bisa dimulai dari buku-buku favorite yang dia sukai. Tentunya yang dia ketik adalah keywords yang dia sukai salah satunya adalah "planes". Dan dia mulai mencari letak buku dengan bantuan saya, namun karena saya juga sering kesulitan menemukan letak buku, tak jarang saya juga akhirnya minta bantuan petugas untuk menemukan beberapa buku yang diinginkan. hehehe..
Saya biarkan dia belajar mencari buku-buku yang dia inginkan, bila dia bingung dengan beberapa tulisan, saya arahkan dia untuk membaca menggunakan petunjuk gambar yang ditempel pada setiap rak buku. Saya katakan "Agatha hari ini Mama persilahkan Agatha untuk berusaha sendiri menemukan buku yang Agatha sukai, dan kalau Agatha bingung, boleh bertanya ke Aunty yang sedang mondar-mandir disana" (sambil menujuk kearah petugas library). Lalu dia menjawab secepat kilat "okeh mah, siap".. dan menghilang macam flash!
Ang Mo Kio Library
Senang akhirnya dia punya inisiatif untuk bertanya langsung kepada petugas library dengan kemampuan bahasa yang seadanya. Agatha memang tidak pernah bermasalah dengan adaptasi dengan orang baru, sejak dulu saya acungkan jempol atas sikap SKSD nya bocah ini hehehe.. Mudah berteman dan ramah menjadi modal utamanya untuk menemukan teman baru dimana saja. Kalau biasanya dia mengajak sebayanya kenalan lalu mengajak mereka untuk bermain "hide and seek" atau semacam "Scissors, Paper, Stone" Kali ini saya tersenyum bahagia melihat dia membuka pembicaraan dengan anak lain, sambil meminta bantuan untuk mencari buku yang dia sukai. "Hi.. can u help me to find the Aeroplane and Train Books?". Dan selanjutnya mereka asik mengobrol sambil memilih buku bersama-sama. Saya mengamati dari jauh dan berfikir, bahwa Agatha cukup mampu menjalani aspek sosial yang berkenaan dengan kemampuan berani aktif membina relasi sosial, namun tidak senantiasa bergantung pada orang lain di sekitarnya.
Rasulullah-pun mengajarkan untuk membangun sifat percaya diri dan mandiri pada anak, agar anak bisa mandiri selaras dengan kepribadiannya. Dengan demikian, kelak ia bisa mengambil manfaat dari pengalaman hidup nya untuk semakin menambah kepercayaan pada dirinya, sehingga hidupnya menjadi lebih bersemangat dan keberaniannya pun bertambah. Ini merupakan modal yang kuat untuk menuju gerbang kedewasaan, baik ketika masih bersama orang tua maupun ketika kita sebagai orang tua sudah tidak lagi bersama mereka.
Seperti Firman Allah  dalam Al-Quran surat Al- Mudasir ayat 38 menyebutkan:
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ
  “...tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya”.[QS. Al-Muddassir:38]
Semoga Agatha mampu menjadi pribadi yang lebih kuat, mandiri dan bertanggung jawab atas segala hal yang akan dia lewati dalam perjalanan hidupnya kelak. Amin In shaa Allah.

#Hari1
#GameLevel2
#Tantangan10Hari
#MelatihKemandirian
#KuliahBunSayIIP

Nice Homework #11: Manage Your Time

Nice Homework #11
Program Matrikulasi Koordinator IIP Special

MANAGE YOUR TEAM

Setelah kita belajar bagaimana mengelola komunitas, maka sekarang saatnya teman-teman 
praktek membuat team untuk masing-masing kota, dengan cara sbb:

a. Lihatlah peran yang cocok pada diri anda saat ini kemudian buatlah satu judul sesuai peran anda

Misal:
"Andaikata aku menjadi KOORDINATOR IIP KOTA....." "Andaikata aku menjadi KETUA RUMBEL IIP KOTA....." dll. 

b. Diskusikan dengan yang lain struktur organisasi dan bentuk kegiatan semacam apa yang cocok dg kondisi sumber daya manusia dan sumber daya alam yg ada di sekitar kita saat ini. 

c. Apabila dalam grup ini peserta dari kota anda lebih dari satu, berdiskusilah. Apabila anda hanya sendiri di grup ini, diskusikan dengan teman satu kota anda yg satu chemistry dengan anda di luar grup ini.

Andaikata tidak ada keduanya, anda sendiripun cukup. 

Selamat memanage dan merencanakan pola kerja tim anda di setiap kota.

If you can manage your self, you can manage your team 

Salam Ibu Profesional,
/Septi Peni/

#NHW11
#MatrikulasiKordiBatch#5
#MatrikulasiKoordinatorIIPSpecial
#InstitutIbuProfesional
#ManageYourTime

Wednesday, November 29, 2017

Cemilan Rabu Ke-1 | Kelas Bunda Sayang Level ke-2: "Kemandirian"

🍙*Cemilan Rabu ke-1*🍙 
Materi Kelas Bunda Sayang Level ke-2: *Kemandirian*
Rabu, 29 November 2017

Kemandirian Merupakan Aspek Penting yang Berkembang pada Setiap Orang

Ketika anak dilahirkan ke dunia, sesungguhnya ia sudah memiliki fitrah untuk belajar dan fitrah berkembang.

Bayi yang tadinya tidak bisa tengkurap maka di usianya yang ke 4 bulan ia akan dengan sendirinya bergerak gerak berusaha untuk tengkurap tentu akan semakin cepat dan baik jika orangtua terus menstimulusnya dengan berbagai arahan, rangsangan agar bayi mau tengkurap.

Begitu juga ketika kita mendengar kata mandiri atau kemandirian maka yang terbesit dalam pikiran adalah bahwa anak bisa makan sendiri, mandi sendiri, mengerjakan PR sendiri dsb.

Banyak orangtua yang menginginkan anak untuk mandiri namun banyak orangtua pula yang gagal menjadikan anak mandiri karena tidak peka, tidak jeli dan malas untuk mengamati pola tingkah anak masa kini yang akhirnya memberikan apa pun keinginan anak tanpa berpikir panjang dengan alasan cinta.

Padahal sesungguhnya tindakan tersebut tergolong pada cinta tanpa logika, cinta yang tidak jelas arah tujuannya, tidak jelas makna bagi anak karena sebetulnya orangtua yang meluluskan keinginan anak telah menghancurkan fitrah belajar mandiri anak sejak dini karena anak menjadi bergantung kepada orangtua, dan oranglain.

Pola prilaku anak saat ini adalah bekal untuk kehidupannya di masa yang akan datang, dimana kelak anak dituntut untuk membuat sebuah keputusan untuk hidup sendiri bahkan hidup orang lain.

Kemandirian inilah yang berbeda beda setiap orang tergantung dari proses belajar dan perkembangan yang dialami masing-masing orang.

Kemandirian pun memiliki makna:
🍉Memiliki suatu penghayatan/ semangat untuk menjadi lebih baik dan percaya diri.
🍉Mengelola pikiran untuk menelaah masalah dan mengambil keputusan untuk bertindak.
🍉Disiplin dan tanggungjawab
🍉Tidak bergantung kepada oranglain.

Pengertian ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Havighurst (1970) yang menyatakan bahwa kemandirian memiliki beberapa aspek yaitu:

🏆 Aspek Intelektual ,yang merujuk pada kemampuan berpikir, menalar, dan memahami beragam kondisi.

👜 Aspek sosial , berkenaan dengan kemampuan berani aktif membina relasi sosial, namun tidak bergantung pada orang lain di sekitarnya.

👓 Aspek emosi , menunjukan kemampuan individu untuk mengelola serta mengendalikan emosi dan reaksinya, dengan tidak bergantung secara emosi dengan orangtua.

💰 Aspek ekonomi , menunjukan kemandirian dalam hal mengatur ekonomi dan kebutuhan kebutuhan ekonomi dan tidak bergantung pada orangtua.

Lalu sejauh mana peran orangtua terhadap kemandirian anak?

Dalam tahapannya yang harus dilakukan oleh orangtua adalah melakukan pengenalan diri dan pengenalan anak.

Tanpa kedua hal tersebut, peluang terbentuk sebuah sikap mandiri yang diinginkan dalam diri anak sangat kecil.

Membicarakan usaha mengembangkan kemandirian anak harus diorientasikan pada peningkatan kemampuan anak dalam hal intelektual,sosial, emosi dan ekonomi.

Mereka mandiri berdasar kekuatan pribadi, berdasarkan kebutuhan diri-sendiri untuk bisa tidak tergantung pada orang lain, bukan berdasar kemauan dan keinginan orang tua.

Lalu Bagaimana?

Agar anak mau belajar mandiri, berlatih melakukan pekerjaan sehari-hari sendiri maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh orangtua:

💎 Beri kesempatan anak untuk memilih. Anak yang sudah terbiasa dihadapkan dengan situasi yang ditentukan oranglain maka ia akan malas memilih. Namun jika anak sudah terbiasa dihadapkan dengam berbagai situasi dan kondisi maka anak terbiasa membuat keputusan sendiri.

♥ Hargailah usahanya .Apresiasi atau menghargai usaha kecil anak untuk mengatasi kesulitannya dengan mandiri.

🚫 Hindari banyak bertanya. Orangtua yang terlalu banyak bertanya dapat diartikan oleh anak ingin banyak tahu sehingga anak merasa terkekang.

⁉ Jangan langsung menjawab pertanyaan . Berikan anak kesempatan untuk berpikir dengan tidak langsung menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan anak.

🔥 Dorong untuk melihat alternatif .Sebaiknya anak pun tahu bahwa orangtua bukanlah satu satunya sumber yang dapat mengatasi masalah namun masih banyak sumber sumber lainnya.

❌ Jangan patahkan semangatnya .Dorong terus anak untuk melakukan apa yang ingin ia lakukan, jangan mematahkan semangatnya karena tidak ingin melihatnya kecewa.

Selamat berlatih
🍃 Tim Fasilitator Bunsay 3
-----------
Referensi:
Psikologi anak dan pendidikan (kumpulan artikel web-dirangkum oleh Zainul Muttaqin)-pdf
Resume seminar parenting bersama Elly Risman-Mendidik anak dengan Cinta dan logika.

Materi Matrikulasi Batch #5 Sesi 11: Manajemen Mengelola Komunitas

MATERI MATRIKULASI IBU PROFESIONAL BATCH #5 SESI #11
MANAJEMEN MENGELOLA KOMUNITAS
Manajemen komunitas itu hakekatnya adalah mengurusi manusia. Jadi kita harus bisa memperlakukan manusia selayaknya manusia atau memanusiakan manusia. Mau nggak mau, kita harus benar-benar memahami seperti apa karakteristik dan kebutuhan manusia itu.

MENEMUKAN KESAMAAN
Komunitas adalah sekumpulan orang yang memiliki kesamaan visi, hobi, atau profesi. Sehingga mereka mau untuk membentuk suatu ikatan. Jadi, kalau ingin masuk dalam komunitas atau ingin membentuk suatu komunitas, menemukan kesamaan adalah hal yang paling penting.

MENDENGAR DAN TERLIBAT
 Cara paling penting dalam mengelola komunitas adalah mendengar dan terlibat. Ini adalah hal dasar tetapi justru seringkali dilupakan. Kenyataannya memang tidak banyak orang yang bisa mendengar dengan baik. Kita cenderung melihat sesuatu berdasarkan persepsi, pengalaman atau pengetahuan kita sendiri. Bahkan kadang kita memaksakan agar orang harus menuruti kemauan kita. Padahal orang lain juga punya pendapat, pemikiran, keinginan, dsb. Bagaimana mereka mau mengikuti kita, kalau mereka tidak didengar dan tidak dihargai?

Hasil dari apa yang kita dengar ini bukan tidak punya peranan. Jika kita bisa mendengar dengan baik, kita bisa mendapatkan suatu pemahaman tentang bagaimana persepsi, pemikiran, kebutuhan, kebiasaan orang-orang yang jadi sasaran kita. alhasil, kita bisa merumuskan strategi. Menurut kami, jangan bicara strategi manajemen yang ‘muluk-muluk’ kalau kita belum bisa mendengar dengan baik.

Hal penting lainnya adalah terlibat. Kalau ingin mendapatkan feed back yang baik, ya harus berbaur. Jangan cuma merintah saja, tapi bisa menyentuh kebutuhan dan terlibat dalam kegiatan mereka. komunikasi dan perlakuan yang baik dapat membangun loyalitas.

BERBAGI DAN MELAYANI
 Prinsip seluruh anggota komunitas adalah “Berbagi dan Melayani” bukan “Menuntut”, sehingga dari awal ketika seseorang ingin gabung ke komunitas Ibu Profesional, mohon ditanyakan, apa yang bisa anda kontribusikan saat bergabung dengan komunitas kami? Kalau ternyata hanya akan belajar bla,…bla…ingin mendapatkan bla…bla…. Mohon teman-teman amati, merekalah yang kelak akan menjadi sumber permasalahan komunitas berikutnya, karena hanya akan menuntut.

STRUKTUR dan ATURAN KOMUNITAS
Buatlah struktur dan aturan komunitas sesederhana mungkin, karena semakin banyak aturan yang dibuat, biasanya akan jadi indikator bahwa antar anggota komunitas tidak saling percaya.

Di komunitas itu harus ada Pengurus Inti dan para stafnya. Mereka semua harus berperan dengan baik. Berikut adalah Job Description untuk Pengurus Inti Institut Ibu Profesional :

KOORDINATOR KOTA
 ·  Mengkoordinasikan seluruh aktivitas Ibu Profesional di wilayah kotanya masing-masing, baik aktivitas online maupun offline.
·  Merencanakan kegiatan kota.
·  Menjalankan fungsi observasi, mengamati potensi yang ada di wilayah masing-masing.
·  Menjalin jejaring IIP dengan pihak-pihak yang mendukung pengembangan IIP, seperti dengan team media, komunitas sejenis atau bidang-bidang yang dibutuhkan oleh IIP wilayahnya.
·  Menyusun strategi kaderisasi.
·  Membuat rancangan kegiatan untuk pengembangan pengurus, bisa sesuai kebutuhan pengurus atau penguatan bonding.

Koordinator Kota ini boleh menunjukkan diri atau dipilih secara demokratis oleh seluruh pengurus IIP Kota/member. Koordinator Kota setiap kota cukup 1 orang saja.

Koordinator Kota sebagai leader IIP di wilayahnya, haruslah dibantu oleh beberapa Pengurus Inti lain, yaitu :

SEKRETARIS KOTA
·  Menjalankan fungsi kesekretariatan ( surat menyurat, database, dll).
· Membantu Koordinator Kota dalam teknis pelaksaan program kota. Misalnya untuk program pengenalan matrikulasi ke foundation, sekretaris membuat jadwal perkenalan dari member (lulusan matrikulasi) ke whatsapp grup  foundation.
·  Pusat informasi kota dari divisi online dan offline.
· Berkoordinasi dengan Manager Keuangan, Manager Offline dan Manager Online, dibawah komando dan pengawasan Koordinator Kota.

MANAGER KEUANGAN
·  Mengelola sumber pendapatan keuangan kota.
·  Membuat Rencana Anggaran Belanja Komunitas ( RABK).
·  Mengeluarkan pos-pos pengeluaran sesuai dengan plafon yg ada di RABK.
·  Mempertanggungjawabkan dan melaporkan penggunaan uang komunitas.
·  Menerima / menolak pengajuan  usulan pendanaan dari bendahara event/sejuta cinta setiap kota.
·  Berkoordinasi dengan KIPMA akan mengkoordinir kegiatan unit usaha masing-masing (misal, unit usaha crafting, unit usaha toko buku IIP, unit usaha percetakan, unit usaha fashion, unit usaha daycare, dll) dengan dibantu ketua unit dan kemudian melaporkan progress usahanya kepada Koordinator Kota.

MANAGER ONLINE
·  Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap jalannya unit-unit kegiatan online di IIP Kota.
· Dibantu oleh : Admin WA, Admin FB grup, Admin Web, dll (peran ini boleh dirangkap, boleh dipisah).

MANAGER OFFLINE
·  Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap Ketua Rumbel dan jalannya unit-unit kegiatan offline IIP kota
·  Dibantu oleh : ketua unit kegiatan masing-masing (misal : unit kegiatan rumbel, unit kegiatan event, unit kegiatan pelatihan dan workshop, ketua playdate, ketua fieldtrip, dll)

MANAGER TRAINING DAN KOLSULTASI
·  Berfungsi sebagai human resource development  dan pendampingan. Keberadaanya akan mengkaji tentang upaya peningkatan kualitas para ibu profesional dan masyarakat di luar komunitas IIP, dalam bentuk pendapingan/konsultasi/advokasi.
· Dalam kegiatannya akan berkoordinasi dengan Koordinator Kota dan melaporkan progres kegiatannya kepada team pusat.

DARAH KOMUNITAS
Darah komunitas, adalah unsur yang menentukan mati hidupnya komunitas. Darah Komunitas ini meliputi 2 hal yaitu unsur materi dan non materi. Dari sisi materi biasanya adalah unsur finansial. Sebuah komunitas perlu memiliki “generate income”, sehingga bisa berjiwa merdeka, tidak bergantung pada orang lain. Sedangkan non materi adalah “perjuangan value komunitas”, biasanya hal ini akan membuat para anggota komunitas tetap hidup dengan berbagai macam tantangan.

Selamat Membangun Komunitas.

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/


Sumber Referensi:
Ainun, Manajemen Organisasi, Jakarta, 2015
Hasil Diskusi Tim Dapur Nasional IIP, 2017
Materi Matrikulasi IIP Batch #4, tentang Manajemen Mengelola Komunitas

Monday, November 27, 2017

"My Badge - Kelas Bunda Sayang"

3 Badge "Fitrah Seksualitas Anak
#BadgeLevel11
#GameLevel11
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#FitrahSeksualitasAnak

3 Badge "Membangun Karakter Lewat Dongeng"
#BadgeLevel10
#GameLevel10
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#Membangun Karakter Lewat Dongeng

3 Badge "Membangun Kreativitas Anak"

#BadgeLevel9
#GameLevel9
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#Membangun Kreativitas Anak

3 Badge "Mendidik Anak Cerdas Finansial"

#BadgeLevel8
#GameLevel8
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#MendidikAnakCerdasFinansial

3 Badge "Semua Anak Adalah Bintang"

#BadgeLevel7
#GameLevel7
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#SemuaAnakAdalahBintang

3 Badge "Menstimulasi Matematika Logis Pada Anak"

#BadgeLevel6
#GameLevel6
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

3 Badge "Menstimulasi Anak Suka Membaca"

#BadgeLevel5
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

3 Badge "Memahami Gaya Belajar Anak, Mendampingi Dengan Benar"
#BadgeLevel4
#GameLevel4
#Tantangan10Hari
#Gaya Belajar Anak
#KuliahBunSayIIP

3 Badge "Meningkatkan Kecerdasan Anak Demi Kebahagiaan Hidup"
#BadgeLevel3
#GameLevel3
#Tantangan10Hari
#Meningkatkan Kecerdasan Anak Demi Kebahagiaan Hidup
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

3 Badge "Melatih Kemandirian Anak"
#BadgeLevel2
#GameLevel2
#Tantangan10Hari
#MelatihKemandirian
#KuliahBunSayIIP

3 Badge "Komunikasi Produktif"
#BadgeLevel1
#GameLevel1
#Tantangan10Hari
#MelatihKemandirian
#KuliahBunSayIIP

Badge Game Level 1: "Komunikasi Produktif"

Alhamdulillah Saya berhasil melewati Game Level 1 (Pertama)  "Komunikasi Produktif" pada tantangan 10 hari. Dan Alhamdulillah juga saya mampu mencapai 17 hari tantangan  dari 10 tantangan hari yang diwajibkan. Sejujurnya saya tidak punya tips khusus untuk ini. Yang saya tekan kan terhadap apapun yang saya lakukan adalah "konsisten". Saya selalu konsisten terhadap apa yang saya lakukan. Berusaha disiplin dan melakukannya dengan sungguh-sungguh. Fasilitator memberikan 3 Badge kepada saya sebagai bentuk apresiasi atas usaha saya menerima tantangan 10 hari pada Game Komunikasi Produktif ini.
Badge ini didapat melalui penilaian sebagai berikut.

🎁🎁🎁
Bagi Anda yang berhasil menyelesaikan tantangan ini akan memperoleh badge dasar, baik lompat-lompat hari atau dirapel selama 10 hari sejak tgl 30 nov sampai tanggal 16 Desember 2017.

🎁🎁🎁
Bagi Anda yang berhasil melaksanakan tantangan tanpa dirapel, tanpa loncat-loncat hari selama 10 hari berturut-turut. Maka akan mendapatkan tambahan badge:

"You're excellent"

🎁🎁🎁
Bagi Anda yang berhasil konsisten 10 hari berturut-turut lalu melanjutkan hingga minimal 15 hari berikutnya tanpa rapel, tanpa loncat hari, maka akan mendapatkan tambahan badge :

"You're outstanding performance”

Dan mendapatkan kesempatan untuk masuk pertukaran pelajar (perpel). Alhamdulillah.

#BadgeLevel1
#GameLevel1
#Tantangan10Hari
#Komunikasi Produktif
#KuliahBunSayIIP

Review NHW #10: Membangun Komunitas Membangun Peradaban

REVIEW NHW #10 - MEMBANGUN KOMUNITAS, MEMBANGUN PERADABAN
Institut Ibu Profesional 
Program Matrikulasi Koordinator Batch #5


MEMBANGUN KOMUNITAS, MEMBANGUN PERADABAN
Bunda, terima kasih atas aliran rasa yang sudah keluar dari lubuk sanubari kita. Hal ini penting untuk melihat apakah misi individu dan keluarga kita selaras dengan misi peradaban di komunitas yang kita bangun di dalamnya.

Sehingga apabila misi individu dan keluarga ternyata  menjadi bagian dari misi peradaban yang dibawa oleh komunitas artinya kita ON TRACK. Di tengah perjalanan tidak akan terjadi konflik secara prinsip. Ibarat di samudera, kita berada dalam bahtera yang sama, cita-cita kita selaras dengan cita-cita komunitas. 

Apabila yang terjadi sebaliknya, maka teman-teman perlu mengambil “masa jeda” sesaat untuk kembali merefleksikan diri bersama dengan keluarga. Apabila  misi keluarga kita tidak selaras dengan misi peradaban di komunitas, cita-cita diri kita dan keluarga ternyata juga tidak selaras dengan cita-cita komunitas, jangan pernah memaksakan diri, anda harus segera keluar, karena

BERSAMA itu TIDAK HARUS SAMA
Mungkin VISI  keluarga kita dengan VISI  komunitas sama, tetapi dalam menempuh perjalanan panjang menuju tujuan tersebut, ternyata kita tidak cocok secara  VALUE  dengan mayoritas teman-teman yang berada dalam satu bahtera, maka ini tidak akan membuat kita BAHAGIA. Anda harus punya prinsip untuk segera memilih salah satu, tidak boleh setengah-setengah, karena tidak ada yang sukses di dunia ini dengan setengah-setengah.

TAKE it or LEAVE It
Segera naiki bahtera yang cocok dengan MISI KELUARGA anda dan berlabuhlah dengan BAHAGIA tanpa harus mengganggu bahtera lain yang berbeda value. Saling menolonglah , saling membantu  antar bahtera  di tengah luasnya samudera ,karena mereka memiliki tujuan yang sama dengan tujuan bahtera anda. Bukan berarti ketika seseorang tidak berada dalam bahtera yang sama dengan anda, anda harus bermusuhan dengan mereka. 

Tugas anda hanya satu,  kuatkan awak kapal dan semua crew yang ada untuk memprediksi datangnya badai di tengah ombak samudera yang menderai dan angin  sepoi-sepoi yang kadang melenakan anda. Orang yang tidak memiliki misi individu, keluarga yang tidak memiliki misi keluarga, ketika masuk di dalam komunitas, bagaikan buih yang terombang-ambing, mengikuti arus yang deras saat itu kemana, TIDAK BISA MEMILIKI PRINSIP. 

Ketika anda sudah berada dalam BAHTERA yang sama VISI dan MISI nya dengan keluarga anda, VALUEnya  selaras dengan VALUE Komunitas, maka  masuklah secara totalitas, ALL OUT, jangan pernah setengah-setengah, sekali lagi tidak orang yang sukses dengan setengah-setengah. Segera ambil peran, jangan menunggu peran. Karena sejatinya peran itu akan meningkatkan KEMULIAAN hidup anda.

Yang pasti satu

PERADABAN  ini TIDAK AKAN PERNAH CUKUP diselesaikan oleh SATU KELUARGA saja, maka BERKOMUNITASLAH dengan BAHAGIA

Salam,


/Tim Matrikulasi IIP/

Materi Kelas Bunda Sayang #2: "Melatih Kemandirian Anak"

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
Institut Ibu Profesional
Materi Bunda Sayang Sesi #2
MELATIH KEMANDIRIAN ANAK

Mengapa melatih kemandirian anak itu penting?

Kemandirian anak erat kaitannya dengan rasa percaya diri. Sehingga apabila kita ingin meningktkan rasa percaya diri anak, mulailah dari meningkatkan kemandirian dirinya.

Kemandirian erat kaitannya dengan jiwa merdeka. Karena anak yang mandiri tidak akan pernah bergantung pada orang lain. Jiwa seperti inilah yang kebanyakan dimiliki oleh para enterpreneur, sehingga untuk melatih enterpreneur sejak dini bukan dengan melatih proses jual belinya terlebih dahulu, melainkan melatih kemandiriannya.

Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.

Kapan kemandirian mulai dilatihkan ke anak-anak?

Sejak mereka sudah tidak masuk kategori bayi lagi, baik secara usia maupun secara mental. Secara usia seseorang dikatakan bayi apabila berusia 0-12 bulan, secara mental bisa jadi pola asuh kita membiarkan anak-anak untuk selalu dianggap bayi meski usianya sudah lebih dari 12 bulan.

Bayi usia 0-12 bulan kehidupannya masih sangat tergantung pada orang lain. Sehingga apabila kita masih selalu menolong anak-anak di usia 1 th ke atas, artinya anak-anak tersebut secara usia sudah tidak bayi lagi, tetapi secara mental kita mengkerdilkannya agar tetap menjadi bayi terus.

Apa saja tolok ukur kemandirian anak-anak?
☘ Usia 1-3 tahun
Di tahap ini anak-anak berlatih mengontrol dirinya sendiri. Maka sudah saatnya kita melatih anak-anak untuk bisa setahap demi setahap meenyelesaikan urusan untuk dirinya sendiri.

Contoh :
✅Toilet Training
✅Makan sendiri
✅Berbicara jika memerlukan sesuatu

🔑 Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak-anak di usia 1-3 th  adalah sbb :
👨‍👩‍👦‍👦 Membersamai anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih sendiri.
👨‍👩‍👦‍👦 Mau repot di 6 bulan pertama. Bersabar, karena biasanya 6 bulan pertama ini orangtua mengalami tantangan yang luar biasa.
👨‍👩‍👦‍👦Komitmen dan konsisten dengan aturan

Contoh:
Aturan berbicara :
Di rumah ini hanya yang berbicara baik-baik yang akan sukses mendapatkan apa yang diinginkannya.

Maka jangan pernah loloskan keinginan anak apabila mereka minta sesuatu dengan menangis dan teriak-teriak.

Aturan bermain:
Di rumah ini boleh bermain apa saja, dengan syarat kembalikan mainan yang sudah tidak dipakai, baru ambil mainan yang lain.

Maka tempatkanlah mainan-mainan dalam tempat yang mudah di ambil anak, klasifikasikan sesuai kelompoknya. Kemudian ajarilah anak-anak, ambil mainan di tempat A, mainkan, kembalikan ke tempatnya, baru ambil mainan di tempat B. Latih terus menerus dan bermainlah bersama anak-anak, jadilah anak-anak yang menjalankan aturan tersebut, jangan berperan menjadi orangtua. Karena anak-anak akan lebih mudah mencontoh temannya. Andalah teman terbaik pertama untuknya.

☘ Anak usia 3-5 tahun
Anak-anak di usia ini sedang menunjukkan inisiatif besar untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginannya
Contoh :
✅ Anak-anak lebih suka mencontoh perilaku orang dewasa.
✅Ingin melakukan semua kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya

🔑 Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia 3-5 th adalah sbb :
👨‍👩‍👦‍👦Hargai keinginan anak-anak
👨‍👩‍👦‍👦Jangan buru-buru memberikan pertolongan
👨‍👩‍👦‍👦 Terima ketidaksempurnaan
👨‍👩‍👦‍👦 Hargai proses, jangan permasalahkan hasil
👨‍👩‍👦‍👦 Berbagi peran bersama anak
👨‍👩‍👦‍👦 Lakukan dengan proses bermain bersama anak

Contoh :
✅Apabila kita setrika baju besar, berikanlah baju kecil-kecil ke anak.
✅Apabila anda memasak, ajarkanlah ke anak-anak masakan sederhana, sehingga ia sdh bisa menyediakan sarapan untuk dirinya sendiri secara bertahap.
✅Berikanlah peran dalam menyelesaikan kegiatannya, misal manager toilet, jendral sampah dll. Dan jangan pernah ditarget apapun, dan jangan diberikan sebagai tugas dari orangtus. Mereka senang mengerjakan pekerjaannya saja itu sudah sesuatu yang luar biasa.

☘ Anak-anak usia sekolah
Apabila dari usia 1 tahun kita sudah menstimulus kemandirian anak, maka saat anak-anak memasuki usia sekolah, dia akan menjadi pembelajar mandiri. Sudah muncul internal motivation dari dalam dirinya tentang apa saja yang dia perlukan untuk dipelajari dalam kehidupan ini.

⛔Kesalahan fatal orangtua di usia ini adalah terlalu fokus di tugas-tugas sekolah anak, seperti PR sekolah,les pelajaran dll. Sehingga kemandirian anak justru kadang mengalami penurunan dibandingkan usia sebelumnya.

🔑 Kunci orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia sekolah
👨‍👩‍👦‍👦Jangan mudah iba dengan beban sekolah anak-anak sehingga semua tugas kemandirian justru dikerjakan oleh orangtuanya
👨‍👩‍👦‍👦Ijinkan anak menentukan tujuannya sendiri
👨‍👩‍👦‍👦Percayakan manajemen waktu yang sudah dibuat oleh anak-anak.
👨‍👩‍👦‍👦Kenalkan kesepakatan, konsekuensi dan resiko

Contoh :
✅Perbanyak membuat permainan yang dibuatnya sendiri ( DIY = Do It Yourself)
✅Dibuatkan kamar sendiri, karena anak-anak yang mahir mengelola kamar tidurnya, akan menjadi pijakan awal kesuksesan ia dalam mengelola rumahnya kelak ketika dewasa.

📌 Ketrampilan-ketrampilan dasar yang harus dilatihakan untuk anak-anak usia sekolah ini adalah sbb:
1⃣Menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
2⃣Ketrampilan Literasi
3⃣Mengurus diri sendiri
4⃣Berkomunikasi
5⃣Melayani
6⃣Menghasilkan makanan
7⃣Perjalanan Mandiri
8⃣Memakai teknologi
9⃣Transaksi keuangan
🔟Berkarya

📌 3 Hal yang diperlukan secara mutlak di orangtua dalam melatih kemandirian anak adalah :
1⃣Konsistensi
2⃣Motivasi
3⃣Teladan

Silakan tengok diri kita sendiri, apakah saat ini kita termasuk orangtua yang mandiri?

📌 Dukungan-dukungan untuk melatih kemandirian anak
1⃣Rumah harus didesain untuk anak-anak
2⃣Membuat aturan bersama anak-anak
3⃣Konsisten dalam melakukan aturan
4⃣Kenalkan resiko pada anak
5⃣Berikan tanggung jawab sesuai usia anak

Ingat, kita tidak akan selamanya bersama anak-anak. Maka melatih kemandirian itu adalah sebuah pilihan hidup bagi keluarga kita

Salam,
/Tim Fasilitator Bunda Sayang/



Game level 2 dalam Kelas Bunda Sayang Batch #3
Tantangan 10 hari  Melatih Kemandirian Anak
Selamat datang di game tantangan kedua
🎉
Dalam tantangan 10 hari di materi kemandirian  kali ini, kita akan memberikan apresiasi kemandirian dalam beberapa kategori yaitu:
🎀 Bagi Anda yang sudah memiliki putra/i
🎀 Bagi Anda yang ingin melatih kemandirian berdua dengan pasangan karena di rumah belum ada anak-anak
🎀 Dan Bagi Anda yang masih single

❓❓❓
Bagaimana caranya?
1⃣ Pilih satu orang saja selama melakukan tantangan ini.
❤Bagi Anda yang telah memiliki anak, pilih salah satu dari anak Anda,
❤ Bagi Anda yang belum memiliki anak, jadikan Anda dan atau pasangan Anda sebagai rekan melakukan tantangan
❤ Bagi Anda yang belum menikah, jadikan diri Anda yang melakukan tantangan ini
2⃣ Buatlah list kemampuan kemandirian apa saja yang ingin Anda latihkan
3⃣ Buatlah program One Week One Skill. Dalam satu bulan ini min. melatih 1 kemandirian dan max. 4 kemandirian.
4⃣ Dokumentasikan proses yang Anda lakukan terkait :
📹 Kemandirian anak ➡👪
🎥 Kemandirian Anda dan atau pasangan ➡💑
📽 Kemandirian diri Anda sendiri➡👩🏻

Bisa dalam bentuk foto dengan caption atau tulisan narasi  yang Anda posting setiap hari,  minimum selama 10 hari dan max. tak berbatas waktu, tergantung komitmen yang Anda buat.

🎁🎁🎁
Bagi Anda yang berhasil menyelesaikan tantangan ini akan memperoleh badge dasar, baik lompat-lompat hari atau dirapel selama 10 hari sejak tgl 30 nov sampai tanggal 16 Desember 2017.

🎁🎁🎁
Bagi Anda yang berhasil melaksanakan tantangan tanpa dirapel, tanpa loncat-loncat hari selama 10 hari berturut-turut. Maka akan mendapatkan tambahan badge:

"You're excellent"

🎁🎁🎁
Bagi Anda yang berhasil konsisten 10 hari berturut-turut lalu melanjutkan hingga minimal 15 hari berikutnya tanpa rapel, tanpa loncat hari, maka akan mendapatkan tambahan badge :
"You're outstanding performance”

Dan mendapatkan kesempatan untuk masuk pertukaran pelajar (perpel).

5⃣ Posting dokumentasi Anda di Blog atau Platform lainnya, disertai hashtag :

#Harikedua (sesuaikan hari tantangannya)
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Dan bagi yg di blog, tambahkan kategori/label :

Bunda Sayang
Melatih Kemandirian
Ibu Profesional
IIP

📝 Setorkan link tulisan anda ke http://bit.ly/Level2BunSay3LN
📈 Lihat realtime seluruh laporan Anda di http://bit.ly/CekLevel1

Jika mengalami kendala teknis, hubungi Koordinator Bulanan ya.
Selamat bermain

Sumber Bacaan:
Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, antologi, gaza media, 2014
Septi Peni, Mendidik anak mandiri, pengalaman pribadi, wawancara
Aar Sumardiono, Ketrampilan dasar dalam mendidikan anak sukses dan bahagia, rumah inspirasi

Friday, November 24, 2017

Aliran Rasa Level 1: "Komunikasi Produktif"

Aliran Rasa Level 1: "Komunikasi Produktif"
Bunda Sayang #3 Kelas Internasional

3 Sifat, 3 karakter, 3 keinginan, dari kami bertiga, disatukan dalam rumah tangga dengan peran-peran-nya masing-masing.
Suami yang tidak banyak bicara, tenang, cuek, tidak grasa-grusu, tidak panikan, mampu menguasai emosi dengan cukup baik. Dan yang paling penting adalah selalu berorientasi pada solusi ketika menghadapi sandungan-sandungan dalam rumah tangga yang pernah kami hadapi.
Saya yang mempunyai karakter sebaliknya, meluap-luap, ekspresif, selalu beusaha bertindak cepat, berbicara cepat, sedikit panikan, sensitif dan pemikir. Hal kecil apapun mengambil tempat tersendiri untuk singgah dalam otak saya.
Lalu Agatha yang lincah, ceria, selalu menghangatkan suasana, sensitif dan keras seperti saya, mempunyai kemampuan sosialisasi yang cukup baik, serta pengamat terbaik saya dan Bapaknya. Keluarga kecil ini sedang belajar, dari dulu ya belajar, bahkan hingga tua nanti, hingga badan berkalang tanah. Belajar untuk saling memahami, memaklumi, menerima kekurangan dan kelebihan diantara kami. Butuh waktu?? memang iyaaa... tapi mempercayai bahwa niat untuk menjadi pribadi yang lebih baik, akan mengalahkan rasa pesimis. Komunikasi produktif dalam tantangan 10 hari ini sudah begitu banyak mengajarkan saya dan suami untuk memfilter ucapan-ucapan kami. Yang  paling penting yang saya rasakan dalam menjalani komunikasi produktif ini adalah, semakin belajar menguasai emosi, sabar dan berusaha memaklumi. Walau yaaaa.. tak jarang kesabaran-nya masih kudu dipoles terus dengan usapan wudhu dan zikir, agar hati lebih lemah lembut dan ikhlas dalam menjalani, melewati dan memahami dua karakter ajaib disamping saya ini.
Sepanjang melewati dan melakukan tantangan ini, banyak hal positif daripada hal negatif yang saya dapatkan. Tantangan ini seperti memperbaiki dan mempererat hubungan saya dan suami, begitu juga dengan Agatha. Jauh lebih mudah memaklumi nya dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya. Kami adalah 3 watak yang berbeda, berada dalam satu tujuan yang sama untuk saling melengkapi. Komunikasi produktif ini sangat membantu. Segala sesuatu yang saya sampaikan kepada suami dan Agatha terasa lebih efektif, sehingga dapat dengan mudah dipahami dan diterima.
Semoga tantangan-tantangan pertama komunikasi produktif ini, menjadi awal yang baik untuk bisa di implementasikan dan dipertahankan kedalam kehidupan kami sehari-hari. In shaa Allah

#AliranRasa
#GameLevel1
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP
#InstitutIbuProfesional

Membangun Komunitas, Membangun Peradaban

NICE HOMEWORK #10 - MEMBANGUN KOMUNITAS, MEMBANGUN PERADABAN
Institut Ibu Profesional 
Program Matrikulasi Koordinator Batch #5

Prolog
Siapa bilang hanya perempuan karir yang mesti profesional bekerja? Seorang ibu rumah tangga juga bisa. Malah harus. Institut Ibu Profesional dibentuk untuk menjadi laboratorium pencetak para ibu pilar keluarga yang tangguh.
Kalimat Pembuka yang pernah saya baca pada media Online Jawa Pos ini, benar-benar membuka pikiran saya, mengetuk hati saya. Saya yang selama ini merasa ingin terus berkarir dan menjadi seorang wanita karir profesional, yang menurut saya tentu memiliki prestige yang lebih keren dari sekedar seorang Ibu Rumah Tangga, akhirnya berubah pikiran.
Saya yang dulu sangat menikmati status sebagai seorang "wanita karir". Menggunakan pakaian kerja yang rapi, wangi, high hells minimal 5cm, bertemu klien, menghadiri rapat-rapat penting, menjadi bagian dari pembuat agreement-agreement perusahaan, menjadi bagian tim yang diandalkan perusahaan dan tentu nya yang paling penting saya mampu mempunyai penghasilan sendiri.  Hal-hal seperti itu jelas memberi kepuasan bagi saya sebagai seorang perempuan aktif yang senang berkumpul dan berkomunikasi. Saya seperti mendapatkan penyaluran energi dengan adanya aktivitas melalui pekerjaan ini.
Tapi jalan hidup berkata lain, setelah menikah mertua berpesan agar saya harus mendampingi suami kemanapun suami berada. Awalnya ini sulit. Saya berusaha membuang jauh-jauh ego saya dengan menanamkan pemikiran bahwa uang dan pekerjaan  tidak lagi menjadi satu-satunya yang saya inginkan. Menikah harus mengubah mindset saya. Berganti dengan ketundukan dan ketaaatan atas niat suci pernikahan dalam menjalani biduk rumah tangga dengan posisi saya sebagai seorang istri yang sudah mempunyai nahkoda baru yaitu suami.
Sekali lagi saya katakan ini adalah awal yang berat, saya menjalani pekerjaan saya selama hampir 6 tahun sejak lulus kuliah, saya menikmati mempunyai uang, relasi, lingkaran pertemanan yang luas, lalu tiba-tiba saya harus resign dan pindah negara. Membuat saya seperti harus menata kembali pikiran, saya seperti dipaksa "pensiun dini". Sungguh itu adalah hari-hari yang tidak menyenangkan. Tak lama setelah masa pengunduran diri dan kepindahan saya ke Singapura, kami diberi amanah atas kehamilan pertama saya setelah menunggu 1 tahun masa pernikahan kami. Ketika itu saya merasa mungkin ini salah satu hikmah yang Allah berikan dibalik perasaan "kecewa" itu.
Siapa yang tidak kenal Ibu Septi Peni Wulandani? Wahhh jangan bilang gaul kalau belum kenal beliau. Pengagas Ibu Profesional yang penuh prestasi, yang sudah melahirkan ribuan Ibu-ibu pembelajar dari berbagai dunia. Seperti yang Ibu Septi bilang, peran Ibu sama pentingnya dengan peran yang lain. Dan dalam menjalankan peran itu, kita juga butuh Ilmu. Siapa bilang Ibu rumah tangga hanya pakai daster? Ibu rumah tangga-pun bisa berpakaian rapi layaknya wanita kantoran lainnya. Nah keren kan?? (buru-buru ngintip lemari, "baju kerja mana ya, yang bisa gw pakai selama kerja dirumah, whehehe...").
Saya mengenal IIP ditahun 2015, diajak join, tapi saya masih ga yakin. Ga yakin sama diri saya sendiri. Pertama saya menutup akses tidak ikut komunitas apapun sejak menikah dan resign dari pekerjaan saya. Saya menghindari mengikuti komunitas sejak tahun 2010. Sejak hamil sampai melahirkan, saya hanya fokus mengasuh putera saya satu-satunya. Ditambah lagi karena putera saya mengalami speech delay, saya merasa saya gagal menjadi seorang Ibu. Bagaimana saya bisa berkomunitas dengan bahagia, sementara anak saya lebih butuh saya untuk fokus mendampinginya. Saya semakin menutup diri dengan akses luar, karena merasa minder atas diri saya sendiri. Benar-benar Tidak ada kelebihan yang bisa saya tonjolkan. Alasan kedua, saya tidak cukup bagus menulis dan miskin ide, meskipun saya mempunyai beberapa blog tulisan saya tidak cukup asyik untuk dibaca. Benar-benar blog itu hanya untuk konsumsi sendiri. 
2 tahun setelahnya, tepatnya di tahun ini, saya diajak join lagi di IIP. Kali ini gara-gara Surat Cinta. Teman saya bercerita, dia disuruh bikin surat cinta untuk suaminya. Nahhh.. penasaran lah saya dengan cerita "surat cinta" ini.. Jaman gini masih surat-suratan?? "hmmm menarik nih pikir saya.  Dalam hati, ada alasan nih buat nulis surat cinta ke suami, lalu minta Bapak suami membalas-nya (saya senyum-senyum sendiri bayangin, macam ABG alay hehehe..). Singkat cerita karena kepengen-nya saya bisa nulis surat cinta buat suami, join lah saya di Komunitas Kece ini. Masuk dikelas Internasional Batch #4 bersama Ibu-ibu hebat dari seluruh penjuru dunia. (tapi ini bener-bener satu-satunya alasan terkuat saya join di IIP lho!! Perlu banget ya saya mengumumkan ini hehehehe.."kidding")
Dan keputusan ini seperti membuka lebar-lebar mata, hati dan pikiran saya tentang sosok dan peran perempuan yang sebenarnya. Saya mengosongkan gelas,  siap belajar, menemukan diri saya kembali, saya yakin bahwa Allah memberikan saya potensi, kekuatan pikiran, memberikan saya kelebihan didalam kekurangan saya sebagai Ibu dan sebagai perempuan. Kenapa saya harus mengunderestimate diri saya sendiri. Saya harus maju, meski memulai lagi dari awal untuk mengembalikan kepercayaan diri saya. Saya sangat menikmati proses dalam materi matrikulasi, saya mengerjakan semua NHW dengan penuh kesungguhan. Restu suami adalah hal yang sangat berharga bagi saya, dia mendukung saya belajar di IIP, dia memberikan kalimat support yang luar biasa, dia mengatakan "Aku melihat kamu seperti menemukan duniamu kembali". Karena dia melihat saya sangat antusias, lebih produktif, belajar mengatasi emosi yang sebelumnya saya adalah pribadi yang meluap-luap dan tipe straight to the point. Melalui IIP ini saya belajar dan berusaha menekan semua hal-hal negatif pada diri saya. Tiap materi yang saya terima selalu saya diskusikan dengan suami, agar dia ikut memahami tantangan apa yang sedang saya jalani pada tiap Nice Home Work. 
Dikelas Matrikulasi saya sempat mengambil bagian menjadi Koordinator Mingguan ke-4, lalu di dalam Wisuda Online kelas matrikulasi saya juga mengambil bagian menjadi ketua Tim Publikasi. Kenapa saya memilih Publikasi? Men-design dan photography adalah sebuah aktivitas favorite saya. Keduanya saya pelajari otodidak. Hanya sayang, saat kuliah dulu saya tidak mengambil jurusan Design, namun terdampar di wilayah Manajemen Komunikasi. Tak jarang kadang saya katakan kepada suami, bahwa saya ingin mendalami design, ikut kursus atau kalau ada rejeki saya ingin kuliah lagi di jurusan design, terutama design grafis. (ntah kapan itu.. hehe..). Dan syukur Alhamdulillah dalam 9 Minggu mengikuti perkuliahan di Kelas Matrikulasi, fasilitator memilih saya menjadi salah satu diantara 5 siswa terbaik di kelas. Ini sebuah penghargaan bagi seseorang yang sering minder seperti saya,  terlihat kecil dan biasa, namun mampu melecut semangat saya, untuk menjadi lebih baik lagi, untuk mampu melakukan dan mengimplementasikan ilmu yang saya sudah terima selama 9 minggu ini, serta menguatkan saya untuk semakin konsisten menjalani komunitas ini.
Setelah Lulus kelas Matrikulasi, kami di arahkan untuk masuk ke member IIP ASEAN, yang saat ini korwil IIP ASEAN dipegang oleh Mba Endang Prasdianti. Dan tidak lama setelah join, beliau menghubungi saya untuk membantu beliau di kepengurusan Institut Ibu Profesional ASEAN (FYI, member IIP ASEAN ini meliputi wilayah ASIA dan Timur Tengah saja) untuk mengambil peran di Manager Offline. Tawaran pertama saya tolak dengan ucapan terimakasih atas kepercayaan beliau. Saya merasa masih anak bawang, baru saja lulus Matrikulasi serta minim ilmu. Sementara yang sudah berada dikepengurusan adalah mereka-mereka yang senior dan sudah lama berkecimpung di IIP. Tidak lama kemudian beliau menawarkan agar saya mau membantu di kepengurusan lagi. Beliau tanya, saya minatnya dimana? saya jawab. Saya masih fokus mengurus anak, jadi untuk kegiatan offline saya merasa tidak akan mampu memanej waktunya. Saya hanya siap melakukan aktivitas online dirumah bahkan dimana saja, asal selalu dekat dengan anak saya dan tetap bisa memantau dan membersemai bersama putera saya. Beliau menyetujui keinginan saya. Lalu beliau menawarkan saya untuk bergabung di posisi Manager Online bersama Mba Ita Utami. Dan baiklah akhirnya saya menyanggupi karena saya pikir ini adalah kesempatan belajar yang bagus.
Tentu ini adalah hal baru bagi saya, karena ini adalah jabatan yang belum pernah saya jalani semasa sekolah sampai kuliah. Semasa Kuliah, jabatan sekretaris lah yang paling sering saya emban.  Menjadi Manager Online awalnya saya masih meraba-raba, seperti apa lingkup tugasnya, namun saya selalu menyempatkan mengobrol dengan pengurus-pengurus senior yang lain. Menyerap ilmu dan mengamati sistem kerja mereka dengan konsep ATM. Sejak September 2017 saya mulai bertugas. Koordinator wilayah menempatkan saya membawahi IIP Foundation ASEAN, sementara Mba Ita Utami, rekan kerja saya membawahi Member IIP ASEAN. Namun kami berdua saling berkoordinasi dan memback-up tugas dan peran dikedua WAG tersebut. Mba Ita Utami adalah pribadi yang lebih kalem dan tenang. Saya sangat beruntung memiliki Mba Ita Utami sebagai partner yang tidak hanya smart  namun mampu mengimbangi dan memfilter sifat-sifat saya yang lebih ramai dan heboh😛. Dalam IIP ASEAN, Manager Online juga diberi tugas mengontrol dan memposting semua kegiatan di sosial media. 
Dalam pandangan saya sejak bergabung di Foundation sampai diberi amanah sebagai  Manager Online di IIP ASEAN, kami hanya berkomunikasi secara online dengan para Ibu dari berbagai negara tanpa bertatap muka, ditambah dengan perbedaan waktu yang ga kalah "ruwet" nya,  maka hal inilah yang saya sebut sebuah tantangan.
Tantangan pertama yang saya temukan adalah:
1. Perbedaan Waktu. 
Mengingat member IIP ASEAN memiliki perbedaan waktu yang cukup signifikan antara wilayah ASIA dan Timur Tengah saya melakukan pengamatan terhadap aktivitas rekan-rekan dalam mengikuti dan merespon setiap aktivitas dan program-program yang diadakan di WAG. Dari situ dapat ditarik kesimpulan jam berapa saja mereka bisa memantau dan menanggapi aktivitas-aktivitas yang saya jalankan di WAG tersebut. 
Lalu saya membuat 2 Daftar waktu antara "busy time" dan "online jam tertentu (gadget time)" mereka, yang dapat dilihat dalam Pie Chart disamping ini. Sehingga kendala waktu dapat dicari solusinya dengan tujuan memaksimalkan waktu dan mencari waktu yang paling pas dalam mengelola WAG IIP ASEAN ini.
2. Karakter Member
Foundation diisi oleh peserta, calon member IIP serta siswa remidi kelas matrikulasi. Dan berdasarkan pengamatan bersama korwil selama ini, ada 3 karakter member yang bisa terlihat dan tampak sekali dari pergerakannya yaitu:
a. Ada yang memang benar-benar mau join di IIP
b. Ada yang biasa aja untuk join di IIP.
c. Ada yang tidak mau ikut kelas Matrikulasi tapi tetap mau menjadi member di WAG Foundation.
Saya sadar, memang naif sekali jika hanya menilai dan mengamati seseorang secara online tanpa bertatap muka secara langsung. Namun yang saya rasakan memang seperti itulah adanya. 
3. Silent Reader
Saya rasa karakter seperti ini ditemukan di semua komunitas diseluruh dunia ini hehehehe.. (CMIIW)
Namun tantangan-tantangan diatas tidak menjadikan saya gentar, support suami terhadap saya membuat saya lebih percaya diri. Saya yakin saya mampu mengemban amanah ini. Bismillahirrahmanirrahim.Sekali maju pantang surut kebelakang.
Saya yakin dengan cara inilah salah satunya saya mampu menggali potensi diri dan menghalau rasa minder yang sering muncul. Bagi saya amanah adalah sebuah tanggung jawab yang akan melatih disiplin, cekatan, fokus, terpacu dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik. In shaa Allah saya mampu, karena sedikitnya saya sudah mempunyai basic organisasi cukup kuat semasa sekolah dan kuliah dulu. Terakhir di Univeristas-pun saya bergabung dengan berbagai organisasi, sebagian antara lain, di Keluarga Mahasiswa Manajemen Komunikasi saya ditunjuk untuk mengambil peran di Divisi Penelitian dan Pengembangan. Menjadi beberapa sekretaris di acara yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi, Sekretaris Pusat di UKM Paduan Suara Mahasiwa satu periode, lalu memegang beberapa amanah sekretaris (lagi)  serta ketua pelaksana pada berbagai acara di UKM Paduan Suara Mahasiswa, selanjutnya menjadi Ketua Departemen Sumber Daya Manusia di Unit yang sama ditahun yang berbeda. Lalu mengikuti beberapa organisasi dan kepelatihan yang diadakan oleh Universitas, Fakultas dan BEM. Baik di tingkat Universitas maupun nasional. Saya menyukai setiap peran dalam berkontribusi selama berorganisasi. Saya adalah pribadi yang disiplin, ulet, pekerja keras, mandiri, konsisten, dan bertanggung jawab.
Dengan menceritakan hal ini bukan untuk menjadikan saya jumawa dengan sebuah jabatan. (Astaghfirullahaladzim, semoga saya terhindar dari segala niat yang tidak baik). Menurut saya penting bagi kita untuk mengenal kemampuan diri kita sendiri. Agar kemampuan ini dapat membantu kita menemukan siapa diri kita dan kemampuan ini dapat membawa manfaat bagi komunitas yang sedang kita jalani. Saya menyebut hal ini sebagai bagian dari bakat alami. Saya rasa Allah pun sudah memberikan bakat yang berbeda-beda kepada setiap orang. Kita-lah yang harus menemukan dan mencari apa bakat kita, dan mengembangkan bakat-bakat tersebut. Bagi saya karena bakat ini juga yang membuat saya ditunjuk untuk berkontribusi dalam sebuah komunitas (organisasi) yaitu dengan cara mengemban sebuah amanah Diberi kepercayaan menandakan bahwa kita tidak hanya mampu, namun disisipkan harapan agar kita bertanggung jawab terhadap amanah-amanah tersebut. 
Tahun 2017 akan segera berakhir. Sebagai Manager Online, saya sudah merencanakan tambahan beberapa agenda/program serta tetap melanjutkan program-program yang sudah dijalani baik pada WAG IIP Foundation maupun pada WAG Member ASEAN. Tahun ini kami sudah menjalankan 4 Program  rutin dalam satu minggu dan 1 program berkala yang dilaksanakan dalam masa 4-6 Minggu
Program WAG IIP ASEAN yang sudah berjalan (Dapat dilihat di Facebook maupun Instagram IIP ASEAN).
Dan Program-program yang sudah saya rencanakan akan coba saya jalan-kan di tahun depan adalah sebagai berikut:
1. Terus melanjutkan program yang sudah berjalan di Tahun 2017 sambil terus mereview semua program tersebut.
2. Meningkat kualitas semua member dengan menawarkan/menunjuk mereka semua secara bergiliran  untuk berperan aktif mengelola foundation dengan menjadikan mereka moderator / panitia-panitia pada Kulwhaps, Diswhaps, Kopdar dan Talkshow (poin ini sudah berjalan) 
3. Mengingat member IIP ASEAN tersebar diberbagai dunia terutama ASIA dan Timur Tengah, maka saya akan mengajukan Kopdar bagi semua cabang dalam lingkup wilayah ASIA dan Timur Tengah yang berada dalam satu wilayah tempat tinggal serta membuat program namun tetap melaporkan seluruh kegiatan offline dan kopdar  mereka kepada Koordinator Pusat. (IIP ASEAN)
4. Menjalankan Kulwhaps yang mana biasanya hanya dilakukan dalam jangka 4-6 Minggu sekali akan di lakukan sebanyak 1 bulan sekali
5. Melakukan kegiatan sosial ke Panti Asuhan serta Rumah Jompo di negara masing-masing. Hal ini dapat dilakukan oleh semua member meskipun berbeda-beda negara. Dan akan lebih mudah lagi apabila dalam satu wilayah negara ada 2 sampai 3 orang member yang dapat menjalankan program ini bersama-sama.
6. Membuat Perpustakaan Rumah (memanfaatkan salah satu rumah member) di masing-masing negara bagi member yang tinggal di satu wilayah. Bila hanya satu orang berada di satu negara (dalam wilayah ASIA atau Timur Tengah) Perpustakaan dapat di jalankan bagi anak-anak disekitar tempat tinggal.
7. Memberi kesempatan member untuk melakukan evaluasi berkala kepada pengurus atas kinerja yang sudah dilakukan dalam waktu 6 bulan sekali serta memberi kesempatan bagi semua member untuk mengajukan program apa saja yang ingin di lakukan di IIP ASEAN. Sehingga program itu akan menjadi program dari kita dan untuk kita.
8. Mengajak para Bunda untuk mengambil bagian menjadi Volunter diberbagai acara dinegara masing-masing dan melaporkan kegiatannya ke Pusat (IIP ASEAN )
Program-program, ini akan dipantau selama 3 bulan, apabila berhasil dan membawa dampak baik yang signifikan, maka program akan diajdikan program tetap atau program tambahan. Namun bila dirasa kurang cocok, kurang pantas, tidak memenuhi SDM yang dibutuhkan, maka program bisa di stop dan menjalankan program berikutnya.
Semoga semua harapan-harapan saya ini dapat berjalan dengan lancar dan maksimal. Diberi kemudahan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas IIP ASEAN dimasa yang akan datang secara berkesinambungan dan mampu menjalankan program yang sudah disusun sesuai dengan rencana, target, visi dan misi. Tidak ada yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. Semoga saya mampu menjalankan amanah ini sebaik mungkin. In shaa Allah
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”
(QS Al-Anfaal 27).



#NHW10
#MatrikulasiKordiBatch#5
#InstitutIbuProfesional
#MembangunKomunitas
#MembangunPeradaban

Thursday, November 23, 2017

Changemaker Family

📣 BREAKING NEWS 📣

Rumah virtual Ibu Profesional kembali hadir menemani para ibu dan calon ibu dalam membersamai anak-anak di rumah.

www.ibuprofesional.com

Di rumah virtual tersebut kita bisa berbagi tulisan, pengalaman dan diskusi seputar pendidikan anak dan keluarga.

Caranya mudah:
☘ Buka www.ibuprofesional.com

☘klik sign up

☘mulailah berkelana menjumput dan menjemput berbagai ilmu yg bertebaran disana

☘Berbagilah cerita dan pengalaman dengan klik blog dan klik create post

☘Silakan membuka diskusi dengan klik forum, dan tuliskan topik hangat yang ingin kita bahas bersama

☘Buat anda yang aktif di ODOP dan RBI silakan bagikan pengalaman teman-teman di page masing-masing

Menunggu apa lagi segera search dan jumpai artikel-artikel menarik di bawah ini.

Program Changemaker Family

https://www.ibuprofesional.com/blog/changemaker-family

Komunikasi Produktif Menghadapi Tantangan

https://www.ibuprofesional.com/blog/komunikasi-produktif-untuk-menghadapi-tantangan

Dan masih banyak lagi artikel menarik disana

Mari saling berbagi dan berjejaring di rumah virtual kita bersama.

"Gaya Berkomunitas ala Ibu Profesional ASEAN"


"Gaya Berkomunitas ala Ibu Profesional ASEAN" -Courtesy of Endang Prasdianti - Korwil IIP ASEAN-
.
.
.
#InstitutIbuProfesional
#LearningMom
#IbuPembelajar
#IbuProfesionalKebangganKeluarga
#IbuProfesional
#IIPASEAN
#QuotesOfTheDayIIPASEAN
#FAQIIPASEAN

Wednesday, November 22, 2017

Nice Homework #10: Membangun Komunitas, Membangun Peradaban

Nice Homework #10
Program Matrikulasi Koordinator IIP Special

Apa kabar bunda semuanya? Semoga masih semangat belajar di sela-sela aktivitas liburan bersama anak-anak.

Kali ini kita akan melihat diri kita sebagai seorang yg sudah menjalankan peran di komunitas.

Lihat posisi anda saat ini, kemudian amati peran peradaban apa yg sedang dititipkan Allah di pundak teman-teman semuanya.

Maka buatlah essay pendek, dengan judul posisi anda saat ini.

Contoh :
KOORDINATOR KOTA

a. Bagaimana kondisi masyarakat/member yg saya pimpin saat ini?
b.Tantangan-tantangan apa saja yang saya hadapi?
c.Apakah bakat yg sudah Allah berikan untuk saya, shg mendapatkan amanah ini?
d. Bagaimana saya menggunakan bakat tersebut untuk kebermanfaatan komunitas?
e. Tahun depan, perubahan apa saja yang akan saya lakukan untuk komunitas/Rumah Belajar/ di kota kami?

Pertanyaan-pertanyaan itu hanya contoh, bisa anda modifikasi sendiri sesuai aliran hati yang teman-teman rasakan.

"Allah tidak akan membebani kaumnya, melebihi kemampuannya"

Salam Ibu Profesional,

/Septi Peni/

#NHW10
#MatrikulasiKordiBatch#5
#MatrikulasiKoordinatorIIPSpecial
#InstitutIbuProfesional
#MembangunKomunitas
#MembangunPeradaban