asik benerrrr.. |
Beberapa malam terakhir ini saya dan suami mencoba mulai makan lagi pakai tangan. (lha emang selama ini makan pake kaki? ๐ฃ๐ฃhehehe.. enggak gituuu, maksudnya makan tanpa menggunakan sendok.) Tapi sebenarnya alasan pertamanya itu adalah karena si "menu" alias lauk pauk dan nasi yang kami makan lah yang mempengaruhi cara makan kami dalam beberapa hari ini. Saya membuat nasi liwet, mau menunya cuma ikan asin, lalapan dan sambel ijo, atau menu lain yang lebih beragam, pokonya kami sekeluarga senang sekali makan nasi liwet, mungkin juga karena ada rasa pada nasinya ditambah lauk-pauk yang bermacam-macam menjadikan makan-pun lebih semangat. Tentunya kalau makan beginian manalah asik pakai sendok, kalau rebutan ikan goreng๐๐ malah nanti pedang-pedangan pake sendok, kalau pake tangan, ikan yang di ambil suami bisa saya cuil bareng bahkan pindahkan lagi secepat mungkin dengan tangan kepiring saya - the power of hand✋✋✋(wokehh ga penting.. Skip) ๐๐. Sambil makan saya dan suami sesekali membahas manfaat makan menggunakan tangan. Diambil lah kesimpulan bahwa makan menggunakan tangan itu lebih melibatkan semua indera salah satunya adalah penglihatan. Kerasa banget makan jadi lebih fokus (takut salah masuk kali ya, yang mau nya masuk ke mulut malah jadi masuk ke lobang hidung wkwkwkw, engga becanda ๐), lalu indera perasa pun dilibatkan, ketika memegang makanan, kita jadi tau dan dapat memperkirakan apakah makanan yang kita makan terlalu panas atau terlalu dingin, sentuhan makanan di tangan bisa mengirimkan sinyal ke otak tentang kondisi makanan yang akan kita makan. Di samping itu, makan dengan tangan juga merupakan kegiatan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. (prolognya panjang amat yak..)
Menu hanya ilustrasi hahaha.. |
Dari perilaku makan "menggunakan tangan" dalam beberapa hari terakhir ini ternyata diam-diam mendapat perhatian dari Agatha. Yang mana kalau kita makan pakai tangan dia tetap makan pakai sendok, lalu ngocehlah dia: "ya ampun, that's so dirty ma.. itu jorok sekali.." you must use your spoon Pa.."(emak bapaknye kena protes). Dan kami hanya mesem-mesem ajah (dalam hati, belum tauu aje kamu tha, makan pake tangan tuh lebih nikmat dari pake sendok, apalagi lauknya, semacam lalapan, ikan asin, sambel ijo.. hmmmm masha Allah mertua lewat ampe kagak keliatan wkwkwk). Sejujurnya saya belum menyampaikan kepada Agatha dengan bahasa yang lebih ringan tentang manfaat makan menggunakan tangan serta anjuran Rasulullah tentang hal ini. Cuma bilang "lebih nikmat ajah tha.. hehehe". Tapi ternyata meski dia tidak setuju dengan cara makan kami menggunakan tangan ini, rupanya dia diam-diam memperhatikan, dannnn malam ini tiba-tiba aja dia bilang
Agatha: "Ma.. i want to try my dinner use my hand"
Saya: Hah!! yang bener nak? katanya kemaren-kemaren jorok.. (coba-coba mancing jawaban si anak)"
Agatha: "it's okay ma.." I just want to try
Suami: Kenapa Agatha mau coba makan pakai tangan?
Agatha: "nothing! i just see Mama and papa do that..
(saya dan suami saling bertatap-tatapan senyum-senyum, dalam hati wah walaupun awalnya dia ga suka tapi dia merhatiin kita nih hehehe...)
Jadilah malam ini Agatha makan pakai tangan, seneng banget sambil sesekali tertawa, mukanya sampe serius, fokus banget, dan tentunya tumpah kemana-mana. hahaha.. Tapi gpp..
Dari cerita simple hari ini saya mendapatkan pemahaman nyata bahwa anak-anak mencopy paste perilaku yang dilakukan oleh orang tuanya. Ini pelajaran penting bagi saya dan suami sebagai orang tua. Diluar dari perilaku makan, kami harus lebih berhati-hati dalam bersikap, berbicara (bertutur kata), dalam bercanda, dalam menyampaikan saran dan nasihat, menyampaikan argumen, menyampaikan hal-hal yang tidak kami inginkan dan harapkan. "Mungkin anak tidak memahami perkataan kita, namun mereka tidak pernah salah mengcopy". Jadi bila ada perkataan orang-orang bahwa anak adalah cerminan orang tuanya, itu benar sekali. Anak kita adalah cermin dari jiwa dan diri kita. Mereka belajar memandang, dan menilai dunia, dari mata kita, dari sikap dan perilaku kita.
#Hari6
#GameLevel1
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
Dari cerita simple hari ini saya mendapatkan pemahaman nyata bahwa anak-anak mencopy paste perilaku yang dilakukan oleh orang tuanya. Ini pelajaran penting bagi saya dan suami sebagai orang tua. Diluar dari perilaku makan, kami harus lebih berhati-hati dalam bersikap, berbicara (bertutur kata), dalam bercanda, dalam menyampaikan saran dan nasihat, menyampaikan argumen, menyampaikan hal-hal yang tidak kami inginkan dan harapkan. "Mungkin anak tidak memahami perkataan kita, namun mereka tidak pernah salah mengcopy". Jadi bila ada perkataan orang-orang bahwa anak adalah cerminan orang tuanya, itu benar sekali. Anak kita adalah cermin dari jiwa dan diri kita. Mereka belajar memandang, dan menilai dunia, dari mata kita, dari sikap dan perilaku kita.
#Hari6
#GameLevel1
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
0 comments:
Post a Comment