Tuesday, June 20, 2017

Review NHW #5 - Belajar Bagaimana Caranya Belajar (Learning how to Learn)

REVIEW NHW#5 - BELAJAR CARA BELAJAR (Learning  how to Learn)
Selasa, 20 Juni 2017
Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, bagaimana rasanya mengerjakan Nice Homework di sesi #5 ini? Melihat reaksi para peserta matrikulasi ini yang rata ada di semua grup adalah 

♦ Bingung, ini maksudnya apa?

♦ Bertanya-tanya pada diri sendiri dan mendiskusikannya ke pihak lain, entah itu suami atau teman satu grup

♦ Mencari berbagai referensi yang mendukung hasil pemikiran kita semua

♦ Masih ada yang merasakan hal lain?
Maka kalau teman-teman merasakan semua hal tersebut di atas, kami ucapkan SELAMAT, karena teman-teman sudah memasuki tahap “belajar cara belajar”.

Nice Homework #5 ini adalah tugas yang paling sederhana, tidak banyak panduan dan ketentuan. Prinsip dari tugas kali ini adalah “Semua Boleh, kecuali yang tidak boleh”. Yang tidak boleh hanya satu, yaitu diam tidak bergerak dan tidak berusaha apapun.

Selama ini sebagian besar dari kita hampir memiliki pengalaman belajar yang sama, yaitu “OUTSIDE IN”, informasi yang masuk bukan karena proses “rasa ingin tahu” dari dalam diri kita melainkan karena keperluan sebuah kurikulum yang harus tuntas disampaikan dalam kurun waktu tertentu. Sehingga belajar menjadi proses penjejalan sebuah informasi. Sehingga wajar kalau banyak diantara kita menjadi tidak suka “belajar”, akibat dari pengalaman tersebut.

Di Institut Ibu Profesional ini kita belajar bagaimana membuat desain pembelajaran yang ala kita sendiri, diukur dari rasa ingin tahu kita terhadap sesuatu, membuat road map perjalanannya, mencari support system untuk hal tersebut, dan menentukan “exit procedure” andaikata di tengah perjalanan ternyata kita mau ganti haluan. 

Ketika ada salah seorang peserta matrikulasi yang bertanya, apakah Nice Homework #5 kali ini ada hubungannya dengan materi-materi sebelumnya? TENTU IYA.

Tetapi kami memang tidak memberikan panduan apapun. Kalau teman-teman amati, bagaimana cara fasilitator memandu Nice Homework #5 kali ini?

☘ Ketika peserta bertanya, tidak buru-buru menjawab, justru kadang balik bertanya.

☘ Ketika peserta bingung, tidak buru-buru memberikan arah jalan, hanya memberikan clue saja.

☘ Fasilitator banyak diam andaikata tidak ada yang bertanya, karena memberikan ruang berpikir dan kesempatan saling berinteraksi antar peserta.
Itulah salah satu tugas kita sebagai pendidik anak-anak. Tidak buru-buru memberikan jawaban, karena justru hal tersebut mematikan rasa ingin tahu anak.

Membaca sekilas hasil Nice Homework #5 kali ini ada beberapa kategori sbb :

✏ Memberikan teori tentang desain pembelajaran

✏ Membuat desain pembelajaran untuk diri kita sendiri

✏ Menghubungkannya dengan NHW-NHW berikutnya, sehingga tersusunlah road map pembelajaran kita di jurusan ilmu yang kita inginkan.

✏ Ada yang menggunakan ketiga hal tersebut di atas untuk membuat desain pembelajaran masing-masing anaknya.
tidak ada BENAR-SALAH dalam mengerjakan Nice homework#5 kali ini, yang ada seberapa besar hal tersebut memicu rasa ingin tahu teman-teman terhadap proses belajar yang sedang anda amati di keluarga.

Semangat belajar ini tidak boleh putus selama misi hidup kita di dunia ini belum selesai. Karena sejatinya belajar adalah proses untuk membaca alam beserta tanda-tandaNya sebagai amunisi kita menjalankan peran sebagai khalifah di muka bumi ini. 

Setelah bunda menemukan pola belajar masing-masing, segera fokus dan praktekkan kemampuan tersebut. Setelah itu jangan lupa buka kembali materi awal tentang ADAB mencari ilmu. Karena sejatinya ‘ADAB itu sebelum ILMU’
Belajar ilmu itu mempunyai 3 tingkatan:

1⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan pertama, dia akan menjadi seorang yang sombong

Yaitu mereka yang katanya telah mengetahui segala sesuatu,  merasa angkuh akan ilmu yang dimiliki. Tak mau menerima nasehat orang lain karena dia telah merasa lebih tinggi. Bahkan dia juga menganggap pendapat orang yang memberikan nasehat kepadanya, disalahkannya. Selalu mau menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah. Terkadang mengatakan sudah berpengalaman karena usianya yang lebih lama namun sikapnya masih seperti kekanak-kanakan. Terkadang ada yang berpendidikan tinggi, namun tak mengerti akan ilmu yang dia miliki. Dia malah semakin menyombongkan diri, congkak di hadapan orang banyak. Merasa dia yang paling pintar dan ingin diakui kepintarannya oleh manusia. Hanya nafsu yang diutamakan sehingga emosi tak dapat dikendalikan maka ucapannya pun mengandung kekejian.
2⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan kedua, dia akan menjadi seorang yang tawadhu`

Tingkatan yang membuat semua orang mencintanya karena pribadinya yang mulia meski telah banyak ilmu yang tersimpan di dalam dadanya, ia tetap merendah hati tiada meninggi. Semakin dia rendah hati, semakin tinggi derajat kemuliaan yang dia peroleh. Sesungguhnya karena ilmu yang banyak itulah yang mampu menjadikannya faham akan hakikat dirinya. Dia tak mudah merendahkan orang lain. Senantiasa santun dan ramah, bijaksana dalam menentukan keputusan suatu perkara. Dia dengan semuanya itu membuatnya semakin dicinta manusia dan insya Allah, Allah pun mencintainya.
3⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan ketiga, dia akan merasakan bahwa dia tidak tahu apa-apa (stay foolish, stay hungry)

Tingkatan terakhir adalah yang teristimewa. Selalu merasa dirinya haus ilmu, tetap tidak mengetahui apa-apa (stay foolish, stay hungry) meskipun ilmu yang dimilikinya telah memenuhi tiap ruang di dalam dadanya. Karena dia telah mengetahui hakikat ilmu dengan sempurna, semakin jelas di hadapan mata dan hatinya. Semakin banyak pintu dan jendela ilmu yang dibuka, semakin banyak didapati pintu dan jendela ilmu yang belum dibuka. Justru, dia bukan hanya tawadhu`, bahkan lebih mulia dari itu. Dia selalu merasakan tidak tahu apa-apa, mereka bisa tak berdaya di dalamnya lantaran terlalu luasnya ilmu.

Sampai dimanakah posisi kita? Hanya anda yang tahu.

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Sumber Bacaan :
Hasil Nice Homework #5, Peserta matrikulasi IIP Batch #2,2016
Materi Matrikulasi IIPbatch #2, Belajar cara Belajar, 2016
Materi Matrikulasi IIP batch #2, Adab Menuntut Ilmu, 2016

Sunday, June 18, 2017

Belajar Bagaimana Caranya Belajar (Learning How to Learn)

NICE HOMEWORK #5 - BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR
(Learning  How to Learn)
Institut Ibu Profesional Matrikulasi Batch #4 Luar Negeri
oleh: Dede Rahmadhany
Setelah di NHW#4 kita disuruh menyusun Ilmu apa saja yang akan membantu untuk menjalankan misi, bidang dan peran sekaligus menentukan Milestone yang akan memandu perjalanan misi tersebut, maka pada NHW# 5 kali ini saya dituntut untuk mampu membuat “design pembelajaran ala saya” yang akan saya gunakan untuk sebagai acuan dalam melanjutkan dan menjalankan misi saya tersebut.

Dalam membuat design pembelajaran ala saya ini, saya mengacu kepada sebuah buku yang ditulis oleh para Ibu-ibu hebat yang dirangkum dalam Buku “bunda cekatan”. Ada beberapa poin-poin yang ditulis tentang Learn How To Learn yaitu:
1. Tujuan Belajar
2. Tahapan Belajar
3. Gaya Belajar
4. Strategi Belajar
Dan poin-poin ini akan menjadi acuan saya dalam mengembangkan design pembelajaran yang akan saya lakukan untuk peningkatan diri saya pribadi. Dibawah ini saya akan uraikan satu-persatu.

1. Tujuan Pembelajaran:
Tujuan pembelajaran yang akan saya lakukan adalah menjadi Pembaharu Bagi diri sendiri dan keluarga dalam bidang Ilmu Agama, Ilmu Kehidupan dan Ilmu Parenting yang dalam hal ini saya berperan sebagai Pelaku, sebagai Pendidik, Sebagai Perencana sebagai Partner, sebagai Manajer, sebagai Inspirasi dan sebagai Pengkoreksi.

2. Tahapan Belajar:
Saya sudah membuat weekly schedule serta checklist yang juga saling berhubungan dengan weekly schedule serta check list bagi putra saya, agar dalam menjalankan schedule tersebut saya dapat mencocok-kan timing-nya. Weekly schedule ini akan dikoreksi per-minggu untuk mengganti poin-poin yang dirasa berubah karena disesuaikan dengan kondisi yang ada, namun tidak akan mengganti poin-poin yang dirasa sudah tepat, sesuai dan berjalan baik serta terlihat hasilnya. Intinya saya tidak membuat schedule yang saya rasa tidak bisa saya lakukan. Dalam merancang design pembelajaran dalam bentuk weekly schedule ini juga mengacu kepada NHW#2 indikator SMART yaitu Specific (unik dan detail), Measurable (terukur secara kuantitatif guna memudahkan pengukuran dan evaluasi), Achievable (mudah dicapai, karena sesuai dengan kemampuan dan kapasitas organisasi atau individu, Realistic (Berhubungan dengan kondisi kehidupan sehari-hari, fokus pada isu-isu strategis) serta Timebond (Berikan batas waktu).
Weekly Schedule ini juga saya lengkapi dengan rancangan milestone sebagai panduan dalam memantapkan sejauh mana batas waktu dari rancangan pembelajaran yang akan saya lakukan.

3. Gaya Belajar:
Saya pribadi merasa, saya adalah termasuk tipe orang yang pelupa dan lengah, namun sejak sekolah dasar sampai masa perkuliahan, saya sering ditunjuk memegang jabatan sekretaris hingga bekerja selama 6 tahun-pun saya pernah memegang jabatan sebagai Personal Assistant seorang General Manager. Hal ini membantu saya untuk rajin mencatat dan mempelajari catatan saya untuk bisa mempersiapkan apa-apa yang akan saya lakukan dan persiapkan setiap hari-nya. Jadi Buku Agenda atau Note book benar-benar seperti acuan, kamus berjalan, serta pengingat rancangan dan rencana-rencana apa yang harus saya lakukan dan kerjakan. 
Dan satu hal lagi, gaya belajar saya adalah “Do it now or Not at All”. Saya sering menemukan ide-ide dalam waktu yang terdesak sekalipun bahkan ide-ide tersebut saya rasa sangat brilliant, namun bila tidak langsung saya kerjakan maka saya pastikan itu akan lama sekali terealisasi atau bahkan hanya akan menjadi khayalan atau ide yang mengambang saja. Ini terlihat sedikit gila, karena kadang mendobrak manajemen waktu yang sudah disusun sebelumnya hehehe.. Namun ide-ide seperti ini saya anggap sebagai Bonus dari alam pikiran saya yang jika saya abaikan saya rasa saya akan menyesal. Sebagai contoh ketika saya sedang memikirkan kostum apa yang harus saya persiapkan bagi putra saya untuk melakukan pentas disekolahnya. Saya diberi waktu 2 minggu untuk berfikir namun tidak satupun ide yang nyangkut dikepala saya dan bisa saya realisasikan. Namun ketika H-1 ide-ide malah datang begitu banyak, malam itu dengan waktu yang sedikit saya “lembur” membuat kostum Laba-laba yang hanya saya jahit dengan tangan (karena tidak punya mesin jahit). Dan saya mulai membuat pukul 11 pm dan selesai pukul 3 am. Atau ketika siang hari saya melihat putra saya sedikit boring, pada saat itu bisa saja ide dikepala saya muncul untuk mengajak dia bermain outdoor ke tempat yang bahkan tidak pernah tercatat dalam note book saya sekalipun. Tapi ya itu, ketika ide datang harus segera dilakukan, karena jika tidak ide-ide tersebut akan menguap tanpa bekas hehehe..

4. Strategi Belajar
  • Mengacu kepada indikator SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Timebond.
  • Melakukan Pencatatan tentang apa saja yang berhubungan dengan misi, bidang dan peran.
  • Melakukan koreksi secara berkala.
  • Mengaplikasikan dengan segera.
  • Mendokumentasikan setiap moment.
  • Membuat Bookmark, mempelajari dan bertanya kepada ahlinya, tentang hal-hal penting dari semua artikel, tulisan dari para pakar yang menjadi rujukan misi, bidang dan peran yang akan dijalani.
  • Melakukan pengulangan minimal 2 x dalam skala 3-5 bulan setelah tahap satu dilakukan agar dapat melihat peningkatan kemajuan dari tahap pertama dengan tahap selanjutnya.
  • Bekerjasama dengan suami untuk mengevaluasi. 
  • Fokus.
  • Konsisten
  • Praktek-kan.
Do it now or Not at All”
Tulisan ini juga dapat dibaca dalam bentuk PDF File pada link berikut: http://bit.ly/NHW5-BelajarBagaimanaCaranyaBelajar

Tuesday, June 13, 2017

Review NHW #4 - Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah

REVIEW NHW#4 - MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH
Selasa, 13 Juni 2017
Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

*MEMBUAT KURIKULUM YANG GUE BANGET*

Bunda, membaca satu demi satu nice homework #4  kali ini, membuat kami makin yakin
bahwa akan makin banyak anak-anak Indonesia yang memiliki Ibu-Ibu tangguh, yang paham
akan dirinya dan mampu *_Memberi Teladan_* kepada anak-anaknya, bahwa seperti inilah cara
belajar di Universitas Kehidupan.

Tantangan dalam mengerjakan Nice Homework#4  ini bukan di urusan hasil pencapaian,
tetapi justru di urusan *_kesungguhan_*bunda untuk menemukan diri.  Proses ini memang tidak
mudah, tetapi kalau kita tidak memulainya maka kita tidak akan pernah tahu. Maka efek
berikutnya kita tidak bisa memandu anak-anak kita dalam menemukan peran hidupnya. Ketika
merasa  tidak bisa dan tidak mau belajar efek berikutnya adalah kita *_sub kontrakkan_*
pendidikan anak kita ke orang lain, yang belum tentu paham akan sisi keunikan anak kita. Inilah
yang menjadi sumber awal munculnya penyakit *_kemandulan_* dalam mendidik anak-anak.
Menggerus kekuatan fitrah kita dalam mendidik anak-anak sehingga menyatakan dirinya _tidak
mampu lagi_
Untuk itu kami akan membantu bunda dan calon bunda semuanya menemukan misi
hidup ini setahap demi setahap.

Bagi anda yang belum menemukan “jurusan” ilmu apa yang harus ditekuni dengan fokus,
maka bersabarlah, tuliskan apa adanya di NHW#4 ini bahwa  anda memang belum ketemu sama
sekali. Kemudian silakan lihat kembali ke belakang, faktor-faktor apa saja yang membuat anda
sampai usia sekarang belum bisa menemukannya.
Tulislah dengan jujur, kemudian lihatlah kondisi sekarang, bagaimana anda mengenal diri anda?
Aktivitas apa saja yang membuat anda SUKA dan BISA, tulis semuanya. 
Apa sisi kekuatan diri anda? Silakan tulis semuanya. 
Pernyataan-pernyataan ini sudah SAH untuk menggugurkan NHW #4 anda. 
Semoga dengan melihat hal ini, bunda semuanya menjadi lebih SABAR, ketika melihat
anak-anak kita yang masih galau tidak paham arah hidupnya. Jangankan mereka, kita yang sudah
puluhan tahun hidup saja ternyata juga belum paham. Bisa jadi anak-anak kita memang punya
pengalaman yang sama dengan kita dulu dan sekarang kita didik mereka dengan pola yang sama
dengan cara orangtua kita mendidik kita dulu.

Kembali ke fase titik nol dan segera bergerak.
*Jangan pernah berdiam di ruang rasa, sehingga titik nol membekukan hidup anda* 

Bagi anda yang sudah menemukan “jurusan”ilmu apa yang harus ditekuni dengan fokus,
maka silakan ikuti simulasi secara setahap demi setahap di bawah ini :
1. Tulislah Jurusan Ilmu secara Global, misal : Pendidikan Anak dan Keluarga
2. Tentukan KM 0 nya mau anda tempuh mulai kapan? Atau apakah saat ini sudah dalam
proses berjalan di tahap 1? Maka tulislah kapan anda memulai KM 0.
3. Kita ambil satu hasil penelitian _Malcolm Gladwell_dalam bukunya yang berjudul
Outliers (2008) pernah mengemukakan sebuah teori yang menarik, 10.000 hours of
practice. Menurutnya, jika seseorang melatih sebuah skill tertentu selama minimal 10.000
jam, maka hampir bisa dipastikan orang itu akan “jago” dalam bidang tersebut. *_They
will master the skill_* kata Gladwell.
Darimana ia bisa yakin? Konon Gladwell mengembangkan teori ini dari hasil penelitian
terhadap para pemain biola selama puluhan tahun. Dari penelitian itu, para pemain biola
yang berlatih minimal 2 jam sehari selama 12 tahun (kurang lebih 10.000 jam) semuanya
menjadi para maestro biola. Orang yang di pertengahan berlatih di antara 5.000 hingga
8.000 jam, sementara pemain biola yang gagal berlatih di bawah 3000 jam.
4. Silakan ukur kemampuan teman-teman, dalam sehari kira-kira sanggup menginvestasikan
waktu nya berapa jam, untuk menekuni jurusan ilmu tersebut. Katakanlah kita ambil yang
paling pendek hanya 2 jam per hari. 

Mari kita berhitung :
10.000 jam : 2 jam = 5000 hari
Apabila setahun katakanlah hanya kita ambil 250 hari efektif saja, maka 
5000 hari : 250 = 20 tahun
Inilah periode waktu yang harus anda tempuh untuk bisa menjadi master di bidang anda.
5. Silakan bagi 20 tahun tersebut dalam KM perjalanan yang akan anda tempuh, misal 
KM 0 – KM 1 = Bunda Sayang ( 5 tahun)
KM 1 – KM 2 = Bunda Cekatan (5 tahun)
KM 3 – KM 4 = Bunda Produktif ( 5 tahun)
KM 4 – KM 5 = Bunda Shaleha ( 5 tahun)

Tidak ada patokan khusus dalam menentukan rentang waktu, silakan anda buat sendiri
sesuai dengan kemmapuan kita.
6. Uraikan kira-kira mata pelajaran apa saja yang harus kita pelajari satu-satu di mata kuliah
pokok Bunda Sayang, Bunda Cekatan dsb. 
7. Cari sumber belajarnya ada dimana saja dan KONSISTEN menjalankannya. 

*AKSELERASI*
Apabila ternyata dalam belajar di jurusan ini mata anda makin berbinar, semangat anda tak
pernah pudar, bisa jadi yang harusnya hanya investasi 2 jam/hari secara alamiah akan menjadi
lebih dari 2 jam. Maka pilihlah aktivitas harian, waktu yang paling banyak menghabiskan hari-
hari anda, adalah aktivitas yang memperbanyak

*JAM TERBANG*
Kalau sudah seperti ini Allah sedang menghendaki anda untuk masuk program “AKSELERASI”
Ada dua cara akselerasi yaitu :

Menambah Jam terbang harian
Membeli Jam terbang

Bagaimana caranya membeli? Dengan mendatangi para ahli yang sesuai dengan bidang kita,
belajar banyak dari beliau. Pelajari jatuh bangunnya seperti apa, sehingga kita bisa “jump
starting” dengan tidak perlu mengulang kesalahan yang pernah dilakukan oleh para ahli tersebut.
Sejatinya dengan mengikuti program matrikulasi ini, anda sedang membeli jam terbang.

Carilah mentor hidup anda yang bersedia memandu dengan konsisten agar anda
mencapai sukses dengan lebih cepat lagi.
Dengan belajar bersungguh-sungguh di NHW #4 ini, teman-teman akan dengan mudah
menyusun

*_customized curriculum_*
untuk anak-anak kita masing-masing.silakan mulai dari diri bunda dulu untuk bisa
merasakannya. Karena kalau bundanya sudah bisa, maka kita  akan mendapatkan bonus
kemampuan menyusun kurikulum bagi anak-anak kita. 

Kuncinya hanya dua 
*_FOKUS dan KONSISTEN _*
Jadilah yang terhebat di bidang Anda masing-masing. Jangan pernah menyerah.

*_If today is a bad day, tomorrow maybe worst, but the day after tomorrow is the best day in
your life. You know what? Most people die tomorrow evening!_* – Jack Ma
Selamat menempuh 10.000 jam terbang anda

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Sumber Bacaan :
_Malcolm Galdwell, Outliers, Jakarta, 2008_
_Materi Matrikulasi IIP Sesi #4, Mendidik dengan Kekuatan Fitrah, 2017_
_Hasil Nice Homework #4 para peserta matrikulasi IIP batch #4_

Monday, June 12, 2017

Review Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah

MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Institut Ibu Profesional Doc.

                 Pendidikan Berbasis Fitrah dan Akhlaq

Institut Ibu Profesional Doc.
           
             4 Fitrah Yang dibawa Anak Sejak Lahir

Institut Ibu Profesional Doc.

            Klasifikasi Fitrah Manusia

Institut Ibu Profesional Doc.

Sunday, June 11, 2017

Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah

NICE HOMEWORK #4 - MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH
Institut Ibu Profesional Matrikulasi Batch #4 Luar Negeri
 oleh: Dede Rahmadhany

Kali ini akan masuk tahap #4 dari proses belajar bersama IIP. Dalam NHW#4 kali ini mengangkat materi: “Mendidik dengan Kekuatan Fitrah Berbasis hati Nurani”

a. Apakah sampai hari ini saya tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? 
Ini adalah Minggu ke-4 saya berjuang dan belajar disini. Kenapa saya sebut berjuang, ya selain melakukan peran saya sebagai istri, ibu dan seorang IRT saya juga harus pintar-pintar membagi waktu untuk mengikuti perkuliahan online bersama IIP. Mengatur kapan mengerjakan NHW dan Aliran rasa, juga melakukan review terhadap diri saya sendiri terhadap masing-masing NHW yang sudah saya kerjakan sebagai bentuk tanggung jawab pribadi atas apa yang sudah saya tulis. 
Pada NHW#1 saya tidak menuliskan secara spesifik jurusan ilmu yang akan saya tekuni dalam Universitas Kehidupan ini, namun sekali lagi yang saya tekan-kan adalah menata “Ghirah” nya, bagaimana saya tetap menjaga semangat saya untuk belajar bersama Institut Ibu Profesional ini, belajar apa saja tentang Ilmu Agama, Ilmu kehidupan dan Ilmu parenting, belajar dari orang-orang yang sudah mumpuni dibidangnya, belajar dari para inovator-inovator pendidikan anak serta bersiap belajar tentang semua hal bersama Ibu-ibu hebat dari seluruh penjuru dunia.  

b. Sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian yang dibuat dalam NHW#2?
Checklist untuk saya individu, terpending dengan tidak puasa-nya saya namun poin lain berusaha saya jalankan semampu saya. Dan saya berjanji akan menjalankan secara konsisten check list yang sudah saya buat kemarin.
Checklist yang saya buat bagi putra saya sudah saya jalankan sambil mengikuti dan mengatur ritme pekerjaan rumah tangga, melakukan-nya bersama-sama ditengah kesibukan dan kondisi badan yang belum fit. In shaa Allah semoga kami semakin istiqamah menjalankan tiap check list nya bersama-sama
Sementara poin-poin yang sudah suami saya tulis yang beliau harapkan kepada saya, dimulai dari memasak menu yang berbeda-beda, lebih murah senyum, lebih perhatian kepada suami, in shaa Allah saya-pun sudah berusaha introspeksi dan mulai memperbaiki diri. Saling mensupport dan mengingatkan. 
Cepat tanggap terhadap salah satu pasangan yang apabila sedang kerepotan bisa membantu pasangannya mengerjakan tugas lain-nya.

c. Berdasarkan NHW#3 apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang  akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.
Saya adalah pribadi yang tidak pernah membayangkan diri saya seutuh nya akan terjun langsung menjadi orang tua dan mengasuh anak sejak dikandungan hingga anak ini dilahirkan. Juga harus mengurus RT tanpa bantuan ART sama sekali. Ini benar-benar tidak pernah terlintas dalam pikiran saya yang dimasa lalu-nya adalah sosok yang tidak pernah bersentuhan dengan Rumah Tangga, berkecimpung didapur, apalagi belajar memegang anak kecil. Namun ternyata Allah dengan mudah membalikkan keadaaan. Membolak-balikkan hati saya untuk menetapkan saya pada satu tugas Maha Penting di dunia ini yaitu tugas menjadi seorang Ibu dan sekaligus seorang istri.
Allah dengan mudah menggerakkan hati saya, untuk melakukan perubahan, untuk menjadi pembaharu yang pertama bagi diri saya sendiri, agar peran utama yang saya mainkan ini tidak setengah-setengah. Agar saya benar-benar mendalami peran dan tugas ini sehingga saya–pun diberikan kesempatan untuk mempraktekkannya. Saya diberi waktu dan kesempatan untuk belajar lagi. Yang selama ini dalam menjalankan peran ini saya hanya mengandalkan “naluri” (naluri seorang Istri dan Ibu). Dengan mudah saya memutuskan untuk mengikuti kuliah IIP ini meskipun sudah lama mengetahui tentang IIP namun hati belum digerak-kan untuk bergabung.
Misi Hidup: Menjadi Pembaharu Bagi diri sendiri dan keluarga
Bidang   : Ilmu Agama, Ilmu Kehidupan dan Ilmu Parenting
Peran  : Sebagai Pelaku, sebagai Pendidik, Sebagai Perencana sebagai Partner, sebagai Manajer, sebagai Inspirasi dan sebagai Pengkoreksi.

d. Setelah menemukan 3 hal tersebut,  susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.
1. Ilmu Al Qur’an Psikoklogi Islam, dalam belajar menjadi pelaku, pendidik, partner bagi anak dan suami, terus bersama-sama belajar mengkaji mencari ilmu yang sesuai dengan semua aspek pendidikan agama dan kehidupan, tentulah Al Quran menjadi pegangan utama dan saling bersinergi dengan tata cara mendidik psikologi Islam, In shaa Allah.
2. Ilmu Parenting, mendapatkannya dan mengkaji kembali ilmu-ilmu parenting dari para pembicara-pembicara dalam dunia pendidikan parenting. Inovator-inovator pendidikan anak yang sudah mumpuni dalam bidangnya. Belajar ilmu parenting ini juga bisa didapat dari orang-orang yang sudah berpengalaman dan sudah menunjukkan hasil yang nyata dari gerakan perubahan mereka sendiri bagi keluarga mereka masing-masing. Saling sharing dan mensupport hal-hal positif satu sama lain akan menambah bekal dalam menjalankan peran dan misi yang sudah direncanakan. 

Sebagaimana program-program yang ada dalam IIP,  In shaa Allah saya pun akan mempelajari tahapan-tahapan ilmu yang sudah disusun oleh Institut Ibu Profesional, yaitu:
a. Bunda Sayang   : Ilmu-ilmu dasar mendidik anak
b. Bunda Cekatan  : Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga
c. Bunda Produktif: Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial dll.
d. Bunda Shaleha  :Ilmu tentang peningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat.

e. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan menjalankan Misi Hidup ini.
Selalu ada jalan, selalu ada acara, maka saya senantiasa tanamkan
Pemikiran bahwa “Tidak ada kata terlambat untuk berubah serta membawa
perubahan bagi diri sendiri juga keluarga ini.
Meskipun saya sudah memulai menjalankan peran di keluarga ini sejak usia 27 tahun dan saya selalu bersyukur sudah melewati banyak tahap dalam suka-duka kehidupan. Namun masih terus haus akan belajar, masih terus berjuang memantaskan diri menjadi seorang istri sekaligus seorang Ibu. 
Dan tidak ada salahnya saya memulai kembali dari awal lagi. Kembali ke fitrah saya sebagai manusia pembelajar, saya tetapkan langkah awal saya di KM 0 pada usia menjelang 34 tahun dan sejak tulisan ini saya kumpulkan menjadi NHW#4. Milestone yang saya tetapkan adalah sebagai berikut:
f. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.
Akan selalu mengkoreksi, merubah dan menyusun ulang sesuai dengan “term
and condition

g. Lakukan, lakukan dan lakukan.
‘If you keep going, you’ll get there. Consistency is the key to success”
Bismillahirrahmanirrahim.

Tulisan ini juga dapat dibaca dalam bentuk PDF File pada link berikut: http://bit.ly/NHW4-MendidikDenganKekuatanFitrah

Monday, June 05, 2017

Review NHW #3 - Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah

REVIEW NHW#3 - MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH
Senin, 5 Juni 2017
Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH
Kalau kamu ingin berbincang-bincang dg DIA, maka temuilah DIA dengan caramu, Tetapi apabila kamu ingin mendengar DIA berbicara, memahami apa kehendakNya padamu, maka IQRA', bacalah semua tanda cintaNya untuk kita, mulai dari surat cintaNya sampai dengan orang-orang dan lingkungan di sekeliling kita
Apa yang sudah teman-teman lakukan di proses nice homework #3 ini adalah proses IQRA'( membaca).
Dimulai dari membuat surat cinta. Mengapa harus membuat surat cinta? karena bagaimana anda bisa merasakan surat cintaNya, kalau anda sendiri tidak pernah menghargai betapa beratnya menuliskan sebait demi sebait surat cinta untuk kekasih anda.
Dan kita semua belajar bagaimana melihat respon, surat cinta yang disampaikan dengan hati, kadang tidak pernah berharap apapun, mulai dari dicuekin, meski tanda centang sudah berubah warna biru 😀 sampai dengan surat cinta balasan suami yang ditulis di wall FB yang membuat hati makin mengharu biru.😍
Demikianlah Sang Maha Pemberi Cinta, kadang memberi tanpa meminta. Surat cinta sudah dikirim, waktu pertemuan sudah ditentukan, candle light dg hidangan istimewa di sepertiga malam terakhir sudah disiapkan, tapi kita kekasihnya tetap dingin dengan seribu satu alasan.

Tetapi DIA tetap mencintai kita, tanpa Pamrih.
Menyitir puisi Sapadi Djoko Damono,
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Maka tetaplah alirkan cinta kepada pasangan anda, anak-anak anda, jangan pernah berhenti, seberapapun menyakitkannya balasan yang anda terima.

Terima kasih untuk kebesaran hati teman-teman mempercayakan grup ini untuk menerima aliran rasa anda.

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/

"Kemudian mulailah dengan melihat dua fase ini."Kalimat ini yang perlu teman-teman pahami dari hari ke hari"
Pahamilah bahwa semua menginginkan 'keberadaan' anda, anda diciptakan dengan tidak sia-sia."
"Maka bersungguh-sungguhlah dalam menjaga "amanah" yang sudah diberikan dengan sepenuh cinta untuk kita."
Inilah VISI HIDUP kita semua dalam membangun peradaban, terlalu berat apabila dikerjakan sendiri-sendiri, maka kerjakanlah dengan misi spesifik kita masing-masing.
Jangan pernah bandingkan diri anda/anak anda/keluarga anda dengan diri/anak/keluarga lain. Tapi bandingkanlah dengan diri/anak/keluarga anda sendiri. Apa perbedaan anda hari ini dengan perbedaan anda satu tahun yang lalu.
Kuncinya bukan pada seberapa banyak harta yang kita miliki, melainkan seberapa BERSUNGGUH_SUNGGUH nya kita dalam menjalankan MISI HIDUP kita"

Sumber Bacaan:
materi matrikulasi membangun peradaban dari dalam rumah, IIP, 2016
Tulisan-tulisan Nice Homework #3 dari para peserta matrikulasi IIP, 2017
Hasil diskusi penajaman misi hidup dengan bapak Dodik Mariyanto dan Abah Rama Royani