Thursday, May 31, 2018

"Makan bersama lebih baik daripada makan sendiri"

Sebenarnya hari ini saya gak kepengen kemana-mana, karena rasanya pegel-pegel tiap hari pergi mulu momong bocah. Semalam saya bilang "besok kita berbuka dirumah ajah ya tha..". Tapi kenyataan-nya kami berdua tetep mengembara ke Masjid lagi hehe. Sore ini ke As-Syafaah masjid favorit saya dan Agatha, masjid yang luas space-nya dan ramah anak. Tapi meskipun masjid ini cukup ramah anak namun saya tetap mengingatkan rule yang sudah kami sepakati bersama yaitu "masjid adalah tempat sholat dan beribadah, masjid bukan playground". Jadi meskipun banyak anak-anak saya tidak biasakan Agatha bermain sebelum kewajibannya sholat magrib-tarawih selesai dilaksanakan.
Setiap hari Agatha selalu membawa makanan kecil ke masjid, ntah itu kacang, coklat, roti, cococrunch, kerupuk, dan makanan lainnya. Makanan itu dimakan setelah selesai berbuka dan setelah selesai sholat Magrhib. Sambil bersantai menunggu sholat Isya dan tarawih Agatha nyemil. Seperti hari ini anak-anak yang melihat Agatha nyemil cococrunch satu persatu mendekat, lalu Agatha dengan senang hati membagikan satu persatu walaupun di jatah, satu anak dapet satu butir hahaha.. pelit banget sih nak (dalam hatiku) "tha kalau ngasih yang banyak donk, jangan satu butir" kataku..
Tapi alhamdulillah meskipun ngasihnya dikit-dikit tapi Agatho tetep membagikan cococrunch nya untuk dimakan bersama sampai habis. "Ya gpp ya tha, walaupun sedikit tetap belajar berbagi, makan bersama tentu lebih nikmat daripada makan sendiri. "The more we share, the more we have". In shaa Allah

#HariKe-15
#GameLevel7
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#BintangKeluarga
#SemuaAnakAdalahBintang

Wednesday, May 30, 2018

Cemilan Rabu Ke-3 | Kelas Bunda Sayang Level ke-7: "Membuat Jurnal Kegiatan"

🍩 Cemilan Rabu ke - 3 🍩
Materi Kelas Bunda Sayang Level ke-7: *Membuat Jurnal Kegiatan*
Rabu, 30 Mei 2018

📝📝📝📝📝📝📝
MEMBUAT JURNAL KEGIATAN
Jurnal kegiatan merupakan dokumentasi kegiatan atau hasil observasi dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak yang diamati oleh Orang tua atau Fasilitator dengan penuh empati. Observasi pada anak dilakukan agar orang tua atau fasilitator dapat
🍍Memahami perilaku anak,
🍍Mengevaluasi perkembangan anak,
🍍Mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran.

Jurnal kegiatan menjadi bagian dalam rangkaian kegiatan membuat sebuah Portfolio, dimana foto dan video adalah bukti atau evidence yang menjadi catatan. 

Dokumentasi atau jurnal kegiatan yang paling mudah dan biasa kita lakukan adalah berupa foto dan video. Namun perlu ditambahkan catatan penting dalam suatu kegiatan sebagai landasan untuk merancang pengalaman kegiatan berikutnya.

Catatan penting dalam Jurnal Kegiatan yang minimal perlu dituliskan adalah sebagai berikut:
🏀Profile Anak saat melakukan kegiatan,
🏀Deskripsi kegiatan,
🏀Tujuan kegiatan,
🏀Proses kegiatan,
🏀Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh (Hasil diskusi dengan anak),
🏀Aspek fitrah yang ditumbuhkan lebih baik dari kegiatan sebelumnya (Hasil diskusi dengan anak),
🏀Refleksi meliputi perasaan, pikiran atau tanda fisik antusias anak sebelum, ketika dan sesudah melakukannya (interview anak atau anak menuliskan sendiri),
🏀Refleksi meliputi perasaan, pikiran atau tanda fisik antusias orangtua sebelum, ketika dan sesudah mendampingi kegiatan,
🏀Catatan dari orangtua maupun fasilitator untuk perbaikan penyelenggaraan kegiatan (perencanaan, safety, apa yang terlewat dll),
🏀Usulan atau rencana rancangan kegiatan berikutnya, mana yang perlu diimprovisasi (Hasil diskusi dengan anak),
🏀Bukti (Evidence) berupa foto, film, karya, produk dan lain-lain.

Bentuk dari Jurnal Kegiatan ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan anak.
Selanjutnya Jurnal Kegiatan dapat disimpan dalam 1 folder baik hardcopy/softcopy secara runut dan terstruktur. Jurnal Kegiatan dapat dipilih sesuai dengan keunikan anak untuk membangun portofolio sesuai dengan perencanaan portofolio.


Sumber:
1. Harry Santosa. 2017. Fitrah Based Education.

"Masjid baru, teman baru"

Ramadhan ke-14 hari ini membawa saya dan Agatha singgah ke Masjid di wilayah Bukit Batok. Namanya Masjid Ar-Raudhah. Baru pertama kali saya dan Agatha menginjak-kan kaki di Masjid ini. Cukup jauh dari rumah kami di Yishun, sekitar hampir 20 km. Namun jarak tidak mengurungkan niat saya untuk menjalankan misi "Safari Masjid" yang sudah saya niatkan kepada Agatha selama bulan puasa ini. Dan bagi Agatha sendiri Masjid baru berarti kenalan baru atau teman baru. Tentunya dia selalu antusias dan berbinar-binar mengenal orang baru, serta selalu berinisiatif untuk mengajak kenalan.
Terimakasih Kaka Nuri sudah menerima pertemanan dari Agatha hari ini. Alhamdullillah bertambah lagi saudara muslim kita di Singapura ini ya tha.. hehehe..

#HariKe-14
#GameLevel7
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#BintangKeluarga
#SemuaAnakAdalahBintang

Tuesday, May 29, 2018

"Hari bersama Papa"

Hari ini libur waisak, dan Singapura juga ikut libur, yang berarti suami juga liburrr. Horeee!!
Lagi-lagi yang paling seneng adalah Agatha, karena dirumah paket komplit dan waktu bersama Papa lebih banyak. Mulai dari sahur mau sama Papa, duduk sahur sama Papa, solat subuh sama Papa, liat kartun sama Papa, main Gundam sama Papa, sholat  Subuh, Dzuhur dan Asar mau sama Papa, ngegambar sama Papa, duduk di bis mau sama Papa, gandengan tangan sama Papa ajah, berbuka mau sama Papa dan juga sholat maghrib mau sama Papa. Yahhh Mama ga laku kalau Papa ada dirumah. Namun disatu sisi saya senang atas kedekatan Agatha dan Papanya. Bondingnya kuat meskipun waktu bersama Agatha tidak banyak karena terkendala waktu bekerja. Bagi saya, begitulah semestinya  hubungan seorang anak dan ayahnya. Tetap dekat dan Ayah dapat menjadi role model yang baik bagi si anak. Dan tugas berat seorang Ayah untuk bisa menjadi tauladan bagi si anak. Sejak kecil Agatha memang dekat dengan Papanya. Jadi tidak butuh effort untuk membuat mereka berdua klop hehehe...Jadilah hari ini Mama seperti bebas tugas karena ada Papa.. Thanks ya Pa hahahaha.. 
Dan "hari bersama Papa" kali ini ditutup dengan menjadi Imam sholat Isya bagi Papanya. Ya gak apa-apa hitung-hitung belajar menjadi Imam ya tha. Dilanjutkan Papanya menjadi imam bagi sholat tarawihnya. Alhamdulillah untuk hari ini.

#HariKe-13
#GameLevel7
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#BintangKeluarga
#SemuaAnakAdalahBintang

Monday, May 28, 2018

"Mematuhi negosiasi"

Di Ramadhan ke-12, Alhamdulillah Masjid berikut yang kami pilih adalah Masjid Al Islah di Punggol, sekitar 50 menit dari rumah kami dan harus ditempuh menggunakan Bis. Ketika Agatha bangun tidur saya langsung bertanya, "Agatha mau ke Masjid mana hari ini? Mama ada dua pilihan Masjid untuk berbuka kita hari ini. Agatha pilih mana? Pergi ke Al Islah di Punggol atau Al Mawaddah di Sengkang?" Agatha lalu menjawab "kita ke Al Islah ajah ma.." Oke baiklah.. kalau Agatha mau ke masjid hari ini aturannya masih sama ya nak, tidak lari-larian di Masjid, makanan apapun yang disajikan pada saat berbuka kita harus memakannya dengan sukacita, dan harus tarawih" begitu lanjutku. Pukul 3pm Agatha sudah pergi ke kamar mandi untuk mandi dan setelahnya dia sholat Asar sendiri. Dia cukup antusias tiap berbuka di Masjid. Selesai sholat dia mulai memasuk-kan barang-barang yang mau dia bawa ke Masjid. Diantaranya biskuit, air minum, kerupuk, kertas gambar dan pena juga Robot Gundam-nya. Untuk yang terakhir saya agak keberatan. Lalu saya bertanya kepadanya "Agatha pergi ke masjid untuk apa?" "Sholat ma" jawabnya. "So' buat apa membawa Gundam ke masjid nak?" apakah itu cukup penting untuk dibawa?" lanjutku lagi. Dia dengan tampang cengar-cengir mengeuarkan Gundam yang sudah dia masuk-kan kedalam tas tadi. "Hehehe.. oke Ma, Agatha ga bawa Gundam" katanya.
Keberatan kedua saya adalah ketika dia mau membawa tas ketika dia berusia 3 tahun, yang mana menurut saya tas tersebut sudah tidak cocok lagi untuk-nya. "Agatha itu tas Mama rasa udah ga cocok buat Agatha, terlalu kecil dan itu bukan tas untuk anak seumuran Agatha" lanjutku. Tapi Agatha bersikeras untuk membawa-nya ke masjid. Lalu saya mengajaknya bernegosiasi "oke, Agatha bisa membawa tas itu ke masjid dengan perjanjian Agatha tidak boleh main-main di masjid, sholat dengan khusuk dan Agatha harus bertanggung jawab terhadap tas dan barang-barang yang sudah Agatha bawa" Dia kemudian menyahut "oke ma.. Agatha akan bawa sendiri tasnya"
Alhamdulillah sejak berangkat, berbuka, sampai tarawih selesai Agatha mematuhi aturan dan kesepakatan yang kami buat sebelum berangkat. Dia membawa dan menjaga sendiri tas nya, tidak berisik, tidak berlari-lari di Masjid, makan menu berbuka dengan lahap serta sholat dengan khusuk. 

#HariKe-12
#GameLevel7
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#BintangKeluarga
#SemuaAnakAdalahBintang

Sunday, May 27, 2018

“Kado kecil untuk Asmaradhana”

Sore ini janji jumpa Asmaradhana di Orchard road. Agatha tentu sanget antusias, sejak semalam memang dia sudah sounding berkali-kali kalau akan berjumpa adik Asmara. Asmaradhana adalah anak dari teman kami, yang dikisah-kisah sebelumnya mungkin sudah pernah saya ceritakan. Asmara baru berulang tahun yang pertama tanggal 18 Mei 2018 kemarin. Saya mengajak Agatha untuk mempersiapkan little gift buat Asmara sekaligus menuliskan kata-kata pada greeting card nya. Setelah saya membantu membungkus kado nya Agatha menuliskan beberapa kalimat pada kartu ucapan serta menempelkannya pada kado yang sudah dibungkus. Agatha sangat excited dan senang, dia melakukan nya dengan  penuh semangat. Setelah bertemu untuk berbuka bersama, sholat dan dilanjutkan dengan bermain bersama di sepanjang Orchard Road. Tidak henti-hentinya Agatha bercanda dan bermain bersama Asmara.  Agatha senang, Asmara lebih senang lagi, mereka tertawa riang gembira hingga waktu berpisah kembali kerumah masing-masing.  Semoga Asmara senang atas kado kecil dari Agatha yaaa... Aminnn...

#HariKe-11
#GameLevel7
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#BintangKeluarga
#SemuaAnakAdalahBintang

Saturday, May 26, 2018

"Belajar bersikap baik kepada teman yang lebih kecil"

Alhamdulillah di hari ke-10 ini kami bisa berbuka dengan keluarga-keluarga sholeh/sholihah yang tinggal di wilayah North Singapura. Dan sudah bisa ditebak Agatha pasti akan happy, acara keluar rumah adalah acara yang paling di nanti-nanti Agatha, keluar rumah yang artinya bertemu orang banyak dan bisa mendapatkan teman baru. Hari ini Agatha bertemu dengan Rayhan, dulunya ketika usianya baru 4 tahun Agatha juga pernah sekali bertemu Rayhan yang pada saat itu berusia 2 tahun di acara halal bihalal namun pada saat itu egoisme nya masih tinggi, masih rebutan mainan, masih ga mau ngalah dengan adik-adik yang lebih kecil. Dan setelah bertemu lagi diusia yang sekarang, alhamdulillah mereka sudah bisa akrab dan tidak berantem lagi, hehehe.. Agatha terlihat sudah bisa memperlakukan dengan baik adik-adik yang usianya lebih muda dari nya. 
Dia juga bertemu dengan bayi-bayi lain dan Alula si bayi lucu yang sepanjang pulang di elus-elus sayang, meskipun saya cukup deg-degan takut si bayi ga nyaman, tapi alhamdulillah ga kenapa-kenapa. Agatha juga menyanyikan sebuah lagu untuk Alula dan mau diajak berfoto bersama.
Hmm.. semoga Allah kabulkan doa Mama dan Papa, agar Agatha segera diberi adik dan teman main ya nak, in shaa Allah Aminnn...

#HariKe-10
#GameLevel7
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#BintangKeluarga
#SemuaAnakAdalahBintang

Friday, May 25, 2018

"Memberi waktu untuk mengontrol kekesalannya"

Berbuka hari ke - 9 ini kami kembali menuju daerah Orchard, seperti biasa tentunya Agatha happy. Setelah selesai berbuka kami lanjutkan sholat di Masjid Al Falah. Dan setelah selesai sholat kami memutuskan untuk pulang ke rumah, yang kalau hari biasa ga mungkin kami balik kandang jam 8 malam, paling lambat jam 10 malam baru tiba dirumah. apalagi masa-masa wikend begini hehehe.. Dan sebelum pulang saya minta ijin suami mampir ke toilet mall. Keluar dari toilet saya mengajak suami melihat-lihat beberapa outlet didalam mall tersebut, salah satunya outlet Decathlon dan Agatha ikut senang dia bisa mencoba sepeda di bagian favoritenya. Saya dan suami memberikan ketentuan waktu dengan perjanjian agar Agatha tidak berlama-lama disana. Setelah beberapa saat suami mengajak untuk mendatangi outlet didepannya, namun Agatha protes karena merasa belum puas bermain sepeda, tapi karena sudah ada perjanjian waktu Agatha mematuhi meski beberapa kali mengatakan "Agatha masih mau main disana ma.." Namun suami mengatakan waktu bermain Agatha sudah habis sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati tadi.
Agatha terlihat kesal namun tidak berani kembali ke tempat semula. Lalu dia duduk "ndlosor" dilantai sembari menunggu suami selesai melihat-lihat sesuatu. Dan saya mengawasinya dari tempat yang tidak jauh dari posisi duduknya. Kami sebagai orang tua berusaha untuk memberikan Agatha kesempatan mengungkapkan kekesalannya, dan kami rasa itu normal.. namun kami juga berusaha menerapkan disiplin, tidak ada tawaran yang kedua. Kami ingin memberi pengertian bahwa peraturan tetaplah peraturan. Harapan kami agar Agatha dapat konsisten dan menepati janji baik dalam masalah waktu maupun hal lainnya. Dari beberapa artikel yang pernah saya baca, pada usia 6 tahun seperti Agatha ini, emosi anak akan semakin matang. Anak akan semakin mudah mengerti hal-hal apa saja yang bisa mereka dapatkan dari emosi yang mereka miliki. Emosi anak-anak pada usia ini akan mudah sekali berubah. Bisa saja yang tadinya bahagia menjadi sedih hanya dalam beberapa waktu saja. Anak usia 6 tahun berada pada masa paling aktif, karena dia ada di puncak tumbuh kembangnya, dan kami selalu berusaha menjalin komunikasi atas semua keinginan, kebahagiaan, keceriaan, kemarahan maupun kekecewaannya. Sifat memberontak anak pada usia 6 tahun adalah cerminan bahwa ia mulai memiliki pemikiran dan keinginan sendiri. Begitupula yang terjadi pada Agatha malam ini. Akhirnya setelah kami membiarkan Agatha "colling down" berdamai dengan dirinya sendiri dengan caranya, kami ajak dia pulang dan berjanji nanti kapan-kapan akan kembali kesini lagi. So' alhamdulillah Agatha mau menerima dan mau diajak pulang. Keadaan seperti ini kadang berulang namun sebagai orang tua kami terus berusaha dan belajar memahami juga mengkomunikasikan agar ada "win win solution" diantara kami sebagai orang tua dan Agatha sebagai seorang anak. In shaa Allah 😊😃

#HariKe-9
#GameLevel7
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#BintangKeluarga
#SemuaAnakAdalahBintang

Thursday, May 24, 2018

"Inisiatif menghasilkan hal yang produktif"

Berbuka hari ini, saya dan Agatha safari ke masjid di daerah Woodland, yaitu Masjid As Syafaah. Memang agak jauh, tapi Agatha tetap happy, suasana ramadhan yang ramailah yang sangat dia senangi sehingga dapat berjumpa dengan saudara muslim lainnya. Tentunya dapat bertemu dengan kawan-kawan baru. Sepulang kelas mengaji kami langsung menuju ke masjid As Syafaah, menyempatkan sholat Asar disana hingga menunggu saat berbuka. Masjid As Syafaah adalah salah satu masjid favorit saya. Suasana kekeluargaannya terasa, aunty-aunty dimasjid ini pun ramah dan sangat baik, juga welcome terhadap anak-anak. Setelah selesai sholat Asar, sambil menunggu waktu berbuka orang-orang mulai berdatangan ke masjid, dan Agatha senang karena beberapa orang tua membawa serta anak-anak mereka ke masjid. Ini tentunya menjadi kesempatan bagi Agatha untuk berkenalan. Anak ini selalu punya inisiatif untuk memulai berkenalan. Dan alhamdulillah tidak butuh waktu lama, Agatha sudah punya kawan baru. Setelah berbuka selesai, dilanjutkan sholat Magrib berjamaah. Kemudian beberapa ibu-ibu mulai memasang sajadah untuk dipersiapkan bagi yang ingin sholat tarawih, dan saya yang berada disana pun mencoba membantu memasangkan sajadah-sajadah tersebut. Melihat apa yang saya lakukan, Agatha pun berinisiatif kembali untuk membantu saya memasang kan sisa sajadah serta merapikan sajadah dalam satu garis yang sama. Dibantu teman-teman kecilnya, mereka yang akhirnya menyelesaikan pemasangan sajadah dengan riang gembira. So' easy bukan? tanpa memberi intruksi anak-anak kecil ini melakukannya dengan enjoy dan bahagia. Bukankah salah satu cara mendidik anak yang dianjurkan yaitu dengan cara "berilah contoh tauladan yang baik karena anak adalah peniru ulung. Maka berhati-hatilah dalam bertingkah laku dan menjalankan kebiasaan. Anak usia emas memilki daya ingat yang sangat kuat, jadi apapun yang kita lakukan bisa menjadi modalnya dalam berprilaku di saat dewasa. Baik dan buruknya adalah bagaimana kita memberi tauladan bagi mereka. Dan saya masih terus belajar untuk bisa menjadi tauladan yang baik bagi Agatha, meski tak jarang khilaf menghampiri hehehe... Jadi kesimpulan hari ini, bagi saya pribadi dengan inisiatif Agatha mampu mengasilkan hal yang produktif, yang pertama inisiatif mendapatkan teman baru dan berikutnya inisiatif membantu menyusun sajadah bagi orang-orang yang ingin tarawih yang merupakan bagian dari keproduktifitas yang in shaa Allah membawa nilai-nilai kebaikan, aminnnn...

#HariKe-8
#GameLevel7
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#BintangKeluarga
#SemuaAnakAdalahBintang

Wednesday, May 23, 2018

"Belajar menghargai makanan"

Alhamdulillah puasa hari ke-7, Agatha melaluinya penuh dengan sukacita, meski tak jarang tiba-tiba nyeletuk "may i drink ma...?" hahaha, aku ga lapar tapi haus.. "ya ya Mama tau nak, tapi ini puasa, bersabar ya" lanjutku, dan pada saat seperti itu saya segera mengalihkan dengan hal lain sampai dia lupa kalau dia haus dan mau minum hehehehe.. Sejak Puasa pertama saya membiasakan kami selalu berbuka di masjid dan bisa sekalian sholat maupun tarawih disana. Ramadhan menjadi ajang bagi Agatha untuk lebih dekat dan akrab dengan suasana masjid. Dan berbuka di Masjid lebih terasa berpuasanya daripada di rumah yang sepi. Meskipun kadangkala berbuka di masjid menu makanannya kurang cocok dan kurang selera untuk anak-anak. Apalagi bila masakan sedikit berbumbu dan pedas, tentunya Agatha sedikit protes karena kepedesan. Namun saya berusaha mengajari Agatha untuk membiasakan menghargai makanan yang sudah disajikan kepada kami. Dan Alhamdulillah meskipun harus dibujuk Agatha belajar menghargai makanan, dan memakan nya dengan cukup lahap  meskipun harus disertai dengan minum berkali-kali dalam setiap suapan hehehe...
In shaa Allah makanan ini membawa berkah bagi kita ya nak.. menjadikan puasa ini lebih bermakna. mengajari kita menghargai setiap rezeki dari Allah SWT. Karena diluar sana masih banyak orang-orang yang tidak bisa makan. Tetap semangat berpuasa Agathaaaa..!

#HariKe-7
#GameLevel7
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#BintangKeluarga
#SemuaAnakAdalahBintang

Cemilan Rabu Ke-2 | Kelas Bunda Sayang Level ke-7: "Bijak Apresiasi"

🍩 Cemilan Rabu ke - 2 🍩
Materi Kelas Bunda Sayang Level ke-7: "Bijak Apresiasi"
Rabu, 23 Mei 2018

Dalam perjalanan menemukan “bintang”, tak jarang anak akan mencoba berbagai hal yang baru dan memicu rasa penasarannya. Tugas orang tua sebagai fasilitator hendaklah kita mampu mengapresiasi secara tepat setiap aktivitas yang dilakukan, jangan sampai memberikan apresiasi yang berujung pada perbandingan. Apresiasi yang tepat akan menumbuhkan semangat dari dalam diri ( internal motivation) anak untuk terus mencoba dan menemukan hal-hal yang membuat dirinya berbinar-binar. 

Berikut beberapa tips memberikan apresiasi secara bijak : 
🐣Menghargai ketika ia mencoba dan menujukan hal baru, apapun itu. 
Misalnya : wah, kakak bisa berhitung dengan Bahasa Inggris, hebat.

🐣Fokus pada kepuasan internal (diri sendiri), tunjukan manfaat yang akan diperoleh saat ia berhasil menyelesaikan sesuatu.
misalnya : Wah kakak pandai mengembalikan sepatu di rak, nanti jadi gampang deh saat ingin memakai kembali!

🐣Spontan, Apresiasi kapan saja, tanpa harus menunggu momen tertentu. 
Misalnya : wah menantang sekali ya memasang mainan ini, tapi kakak tekun sekali melakukannya!

🐣Spesifik, apresiasi hal-hal yang terlihat menonjol (spesifik) dalam aktivitas yang dilakukan. 
Misalnya : wah, tadi Ibu lihat kakak menutup kembali keran air saat keluar dari kamar mandi, hebat. 

🐣Puji usahanya, bukan hasilnya, menghargai setiap proses yang dilakukan oleh anak
Misalnya : wah, terima kasih sudah membantu memotong sayuran hari ini, Ibu terbantu sekali. 

🐣Tulus, tidak ada pesan “tersembunyi” 
Misalnya: (jangan lakukan) tumben nih mau merapikan kamar, pasti ada maunya!

 “more over the child was learning about the process of discovering knowledge, not just the content. Children became “ a little scientist, exploring, experimenting and drawing their own conclusion” (Kolb, 1984)

🐾Tim Fasilitator Bunda Sayang 3 

Referensi : 
Najeela Shihab ; 2017 , Keluarga Kita : mencintai dengan lebih baik, terbitan Buah hati 
Retnohening ; 2017 , Happy Little Soul : Belajar memahami anak dengan penuh cinta , penerbit gagas media

Tuesday, May 22, 2018

"Menanamkan empati kepada sesama"

kiblatmuslimah.com
Mengajarkan dan menanamkan rasa perduli dan empati kepada anak-anak harus dimulai sejak dini. Begitupula ketika Agatha harus berbagi tempat duduk dikereta kepada Aunty yang lebih tua. Dengan ikhlas si bocah berinistiatif untuk berdiri dan bilang "i'm okay to stand up ma... give my seat to aunty". 
Sebetulnya contoh seperti ini jarang sekali saya ucapkan dengan kata-kata, lebih kepada memberi contoh dalam perbuatan. Ketika ada ibu hamil, orang sakit, ibu yang membawa anak kecil maupun orang yang sudah tua, saya berusaha memberikan tempat duduk di kereta atau di bus, meskipun kadang pada saat itu saya sangat mengantuk dan penat.
Mungkin dari memberi contoh itu Agatha bisa menilai dan meniru apa yang saya lakukan, sehingga dia pun dengan mudah tergugah ketika melihat orang yg sudah tua atau ibu-ibu yang membawa anak kecil seperti hari ini. Dari jauh saya hanya mengancungkan jari jempol dan tersenyum untuk mengapresiasi sikap empatinya. Terimakasih Agatha. Ketika engkau memudahkan orang lain, in shaa Allah, Allah akan memudahkan hidupmu. 

#HariKe-6
#GameLevel7
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#BintangKeluarga
#SemuaAnakAdalahBintang

Monday, May 21, 2018

"Mengasah kreatifitas di Bulan Ramadhan"

Awal Ramadhan ini, saya belum main outdoor lagi sama Agatha. Biasanya setiap sore setelah pulang sekolah, makan dan sholat kami habiskan 1-2 jam bermain outdoor. Di Ramadhan kali ini banyak saya habiskan dirumah dan berbuka puasa di Masjid. Dan di Ramadhan ke-5 ini Ibu Profesional ASIA menyajikan tutorial membuat bunga tulip dari kain perca, kain bekas, atau dari kain flanel yang di sajikan di online di WAG IP ASIA. Saya mengajak Agatha untuk menonton video tutorialnya dan Agatha sangat excited sekali, langsung bilang: "kita bikin yuk ma..." Saya sempet mikir "bahannya ada ga ya?".
Untung 2 tahun lalu saya masih menyimpan beberapa alat craft ketika membuat bros-bros dari kain flanel. Agatha sangat senang sekali, dia membantu saya menyiapkan bahan-bahannya, lalu membantu memegang kamera menshoot apa yang saya kerjakan. dan membantu menempel beberapa bagian.  Alhamdulillah jadi juga walaupun cuma 2 kuntum bunga tulip hehehe. (Yang pink punya Agatha dan yang merah punya saya)." Tutorial ini sangat easy membuat Agatha juga terlihat sangat enjoy. Tentunya akan lebih mengasah kreatifitasnya. Alhamdulilah ya tha Ramadahan ini dapat di isi dengan kegiatan yang menyenangkan.

#HariKe-5
#GameLevel7
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#BintangKeluarga
#SemuaAnakAdalahBintang

Sunday, May 20, 2018

"Jadikanlah sholat sebagai kebutuhan"

Sejak usia balita Agatha mulai saya kenalkan ibadah sholat. Meski awanya hanya sekedar ajakan setiap saya mau sholat seperti “tha, Mama mau sholat zuhur nih, sholat yuk!” atau “eh ntar sholat isya kita berjamaah ya nak..”. Yang mana direspon macam-macam oleh si bocah. kadang dia bilang ok, lalu mengikuti gerakan sholat dengan berdiri berjamaah disebelah saya atau Papa-nya, atau tak jarang dia cuma bilang “ga mau” tanpa memberikan alasan. Namun saya yakin ajakan ini saya anggap sebuah stimulus yang nantinya bisa menggerakkan hatinya untuk sholat berjamaah bersama kami orang tuanya. non muslim yang mana Islam masih menjadi agama minoritas, dan sekolah-sekolah under government tidak mewajibkan pelajaran Agama. Tinggal di Negara sekuler macam Singapura menjadikan sebuah tantangan bagi para orang tua untuk extra keras dalam menanamkan nilai-nilai rukun Islam sejak dini. stimulus” yang sudah kami kenalkan sejak dini kepada Agatha tentang sholat memang betul cukup membawa dampak yang signifikan, sejak usia 5 tahun Alhamdulillah wasyukurilah, tanpa niat membesar-besarkan atau berniat ujub, Agatha mulai rutin sholat 4 waktu, ya karena subuhnya masih bolong. 😄😄. Dalam pandangan saya rutinitas sholat ini bagi Agatha menjadi salah satu hal yang paling "easy dan enjoy" bagi dia. Jarang sekali saya melihat Agatha menginterupsi saya dan suami, ketika kami mengingatkan nya untuk sholat.
Beda halnya bila tinggal di Indonesia, semua sekolah memiliki mata pelajaran agama yang mana bisa membantu orang tua mengenalkan nya juga kepada anak-anak. Kembali lagi kepada ibadah sholat, “
Harapan saya diusia dini seringnya dia mendengar ajakan sholat ataupun berbicara tentang sholat membuat dia tidak asing akan kata “sholat”, syukur-syukur mengamati setiap gerakan sholat yang saya dan suami lakukan lalu mengikutinya, begitu pikir saya saat itu. Sebuah tantangan bagi kami para orang tua yang tinggal di negara
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 
"Maka, nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang engkau dustakan?" 
(QS Ar-Rahmaan: 13)
Dan dibulan Ramadhan ini lagi-lagi saya harus banyak-banyak bersyukur kepada Allah, selain memulai full untuk berpuasa Agatha juga sudah mulai rutin menjalankan sholat subuh. Sebagai seorang ibu, hal-hal kecil seperti ini membuat haru biru hati saya, saya kadang merasa bersalah terlalu keras dan berusaha disiplin kepada Agatha. Pada saat itu saya seperti tidak melihat kebaikan-kebaikan yang sudah begitu banyak dia lakukan atau sikap-sikap positif yang kadang tertutupi hanya karena kadang dia sedikit berpolah kurang baik. Maafin Mama Agatha.. Sholat bagi saya pribadi adalah sifatnya Habluminaullah.. hubungan vertikal antara Allah dengan hambanya, yang mana bagi saya sebetulnya tidak perlu orang lain tahu. Dan sepanjang usia Agatha sampai 6 tahun ini, ini pertama kalinya saya mempublish "kegiatan" sholat Agatha. Ya Allah jauhkan dari niat Ujub.. tidak bermaksud apa-apa. Hanya sebagai motivasi bagi Agatha sendiri untuk terus mengingat dan meningkatkan amalan-amalan baik yang memang wajib dia lakukan. Dan menjadikan Agatha sebagai filter dan pengingat bagi saya juga untuk tepat waktu menjalankan ibadah sholat dan malu bila sampai meninggalkan sholat. In shaa Allah....

#HariKe-4
#GameLevel7
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#BintangKeluarga
#SemuaAnakAdalahBintang

Saturday, May 19, 2018

”Si kecil yang Peramah”

Jika ditanya, sifat apa yang paling kentara yang terlihat dari Agatha sejak balita, maka jawabannya adalah “ramah”. Mudah deket sama orang, mudah menyesuaikan diri, mudah “Welcome” sama orang dan mudah mengingat orang lain. (Tidak mudah lupa). Seperti hari ini, Agatha bertemu kembali dengan teman-nya yang saat bertemu pertama kali Agatha masih berusia 3 tahun, namanya Khansa, anak kecil yang imut , lucu, pintar dan juga ramah. Sejak pertama ketemu dulu mereka langsung klop dan cocok. Sayangnya kesibukan kami para orang tua meskipun satu negara namun kesempatan untuk bertemu tidak lah mudah. Tentunya kami sudah disibuk kan dengan aktivitas dan kegiatan masing-masing. Hari ini setelah 3 tahun Agatha berjumpa lagi dengan Khansa di tempat yang sama di KBRI Indonesia, diacara yang sama yaitu acara berbuka puasa. Seperti sebuah kebetulan ya. Ketika melihat lagi, Agatha langsung berbisik kepada saya: "Ma..itu temenku waktu aku masih usia 3 tahun dulu ya". Dalam hati saya, "wahh kok dia bisa inget ya..". Lalu kami pun menghampiri Khansa dan kedua orang tuanya. Meski pada awalnya keduanya tampak malu-malu, tidak  butuh lama untuk mereka berdua bermain dan berkomunikasi.
Mereka layaknya seperti teman lama yang lama tak berjumpa dan akhirnya dipertemukan kembali. Suara tawa yang ceria yang ga habis-habis selama di tempat acara, diperjalanan menuju Bus Stop, didalam bus hingga harus berpisah di bus stop berikutnya. Terdengar sangat bahagia, sejak bertemu hingga berpisah. Beruntung sekali keduanya memang kelihatan setipe..  keduanya anak yang ramah dan cerewet (versi anak-anak) dan ramai. Indahnya menjadi anak-anak ya.. Kita yang melihat pun ikut merasakan aura kebahagiaan keduanya. In shaa Allah ini menjadi awal bagi keduanya untuk bisa berjumpa dan bermain bersama-sama lagi.

#HariKe-3
#GameLevel7
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#BintangKeluarga
#SemuaAnakAdalahBintang

Friday, May 18, 2018

"Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya"

Minggu ini adalah minggu yang galau bagi saya, sejak Sabtu lalu saya menunggu hasil keputusan ujian masuk madrasah bagi Agatha yang ujiannya sudah dilaksanakan sebulan yang lalu. Saya sudah berusaha menanamkan dalam diri saya sikap pasrah, kepasrahaan terhadap apapun hasil dari ujian bagi si anak kecil ini. Bukan perjuangan yang singkat mengusahakan dan berikhtiar agar Agatha bisa lulus masuk ke Madrasah yang mana ini tidak mudah. Senin tanggal 14 Mei 2018, saya bolak balik ke kotak surat menanti "surat cinta" yang hasilnya ntah apa. Namun belum jua kunjung datang.. Okelah mungkin besoknya pikirku. Namun sejak pagi hingga sore suratpun belum juga tiba, perasaan khawatir tentu ada, namun jika sedang galau begini saya perbanyak istiqfar dan berzikir. Ya Allah apapun hasilnya ikhlaskan dan pasrahkan. Info masuk dari beberapa Ibu yang anaknya sama-sama berjuang di madrasah beberapa sudah menerima, ada yang anaknya sukses diterima ada pula yang belum berjaya dan belum diterima. Hati saya mulai deg-degan.. tapi lagi-lagi berusaha menyabarkan diri. Akhirnya sebelum azan Maghrib saya beranikan turun ke bawah untuk mengecek kotak surat. Dannn... Qodarullah, Agatha juga belum berjaya diterima di Madrasah. Ya Allah perasaan saya pada saat itu campur aduk, tapi lagi-lagi saya berusaha percaya dan berprasangka baik atas keputusan Allah pada saat itu. Ini yang terbaik darinya. Lalu saya naik lagi ke atas dan masuk rumah. Saya melihat Agatha sedang duduk manis di sofa sambil memegang "thomas & friends" nya. Lalu saya bilang "Agatha.. sini peluk Mama dulu" Lalu dia segera memeluk saya. Saya memeluknya dengan sangat erat, dan mencium kepala dan dahinya. Ah nak... "Mama sayangggg sekali sama Agatha" Mama tahu Agatha sudah berusaha dan melakukan yang terbaik dari yang Agatha bisa. Keputusan hari ini adalah campur tangan Allah, ini mungkin yang terbaik untukmu saat ini ya nak." Agatha lalu bertanya: "why you look so sad mommy"... "I'm okay" jawabku. Lalu saya bertanya padanya: "nak, kalau Agatha ga bisa sekolah di madrasah bagaimana?' Dia balik bertanya: "why ma? why Agatha can't go to Madrasah??" Saya menjawab "yaaa.. mungkin pada saat ujian kemarin nilai Agatha tidak terlalu bagus nak, sehingga belum berjaya diterima disana". Dengan santai Agatha membalas dengan kalimat "it's okay ma, we can find another school, right??" Dalam hati saya, dewasa sekali nak kamu, bahkan kamu bisa tetap tenang menerima keadaan, tetap bijak dan tidak terlihat sama sekali perasaan kecewa yang Mama sendiri pun tak dapat dengan mudah menutupinya. Saat itu juga saya tidak menjawab balik, namun saya hanya tersenyum dan menjawab dalam hati "in shaa Allah ya nak".. Seperti janji saya di Senin lalu, apapun keputusan yang akan diterima di hari Selasa, hari rabu kami akan tetap pergi "ngedate" berdua. Kegiatan dating berdua antara saya dan Agatha sudah dijalani bertahun-tahun, ya sebenarnya tiap hari sejak dia lahir kedunia pun saya sudah ngedate sama bocah itu hehehe.. Setiap hari adalah hari-hari spesial bagi kami berdua. Namun sejak dia bersekolah ngedate hanya dilakukan setiap hari Kamis atau hari Jumat saja. Kalau wikend adalah Family Time bagi kami bertiga (Saya, suami dan Agatha). Kenapa ini jadinya hari Rabu, karena Kamis sudah memasuki puasa dan sekolah mengajipun diliburkan dihari pertama.
Menepati janji saya, sepulang mengaji di hari Rabu saya mengajaknya bermain Zoomoov lalu memilih makanan dan minuman yang dia sukai serta mengikuti apa keinginannya hari itu asal permintaan-nya masuk akal dan bisa di penuhi oleh saya. Jadilah hari Rabu kemarin adalah hari yang happy baik bagi saya dan tentunya bagi Agatha. Sejenak mampu melupakan rasa "galau" dihati saya. Setelah lelah saya mengajaknya pulang dan diperjalanan di dalam Bus Agatha minta dipeluk karena dia mengantuk. Meski sudah tidak bayi lagi, Agatha masih sering minta dipeluk oleh saya. Setelah dipeluk tidak lama si bocah pun tertidur. Saya hanya bisa memandang dan mengusap-ngusap punggungnya.
"Nak.. kegagalan ini bukanlah akhir, perjalanan masihlah panjang, masih begitu banyak tantangan yang akan kamu hadapi di depan mata kelak, dan kamu akan bertemu dengan berbagai hal, ntah itu kemenangan ataupun kekalahan. Yang perlu kamu pahami adalah, apapun hasilnya kelak, terus maju, jangan terlalu lama menoleh kebelakang, temukan hal baru lainnya, cepat bangkit meski sakit dan tertatih. Allah Maha menghargai usaha dan upaya kita nak.. (nasihat untuk Mama juga tha..) Jangan menyerah, Mama akan terus berada disampingmu, sebagai orang tua, sebagai partner, sebagai teman dan sahabatmu. Percayalah Agatha, sepanjang hidup Mama memilikimu, kamu adalah Bintang kecil yang bersinar terang dihati Mama..
Semoga nanti Allah masih berikan kesempatan kedua bagimu nak untuk berada disana. In shaa Allah..

#HariKe-2
#GameLevel7
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#BintangKeluarga
#SemuaAnakAdalahBintang

Thursday, May 17, 2018

"Tak nyaman bila dibanding-bandingkan"

Membaca materi ke-7 kuliah bunsay kali ini mengingatkan saya akan masa kecil saya hingga lulus SMU. Saya anak kedua dari 2 bersaudara. Mempunyai satu orang kakak laki-laki yang sifatnya bertolak belakang dengan saya. Kakak yang saya panggil Abang (panggilan untuk anak laki-laki di Sumatra) berbeda usia hanya 11 bulan dengan saya. Waktu kecil Abang anak yang pendiam, penurut dengan orang tua, rajin beribadah, tidak suka main, nilai-nilai disekolahnya pun baik. Kebalikan dengan saya, anak yang ramai, cerewet, senang berargumentasi, tidak mudah menerima larangan, karena saya tipe anak yang akan bertanya balik, kenapa ga boleh, kenapa harus begitu, kenapa ga bisa begini dan begitu. Nilai matematika saya dulu ga sebagus abang saya, namun saya kuat di pelajaran sosial. Sejak SD saya sudah mulai mengikuti banyak kegiatan di sekolah, sementara Abang anak rumahan. Abang selalu bisa mendapat nilai baik disekolah, sementara saya sejak SMP sudah ga dapet rangking hanya masuk 10 besar saja. Sejak saat itu Bapak dan Ibu mulai sering membanding-bandingkan saya dengan Abang. Kalau nilai jelek, pasti keluar kalimat "lihat Abangmu.. nilainya tetep bagus, kalau saya memberikan argumen "lihat Abangmu, tidak pernah melawan orang tua, kalau saya sering keluar rumah karena kegiatan luar sekolah keluar kalimat "lihat Abangmu, ga pernah sibuk diluar.. Pada saat itu sejujurnya saya sangat tidak suka dibanding-bandingkan. Karena rasanya ga nyaman. Giliran saya mendapatkan prestasi diluar sekolah, saya ga pernah dipuji. Dan saya merasakan sekali, bahwa dibanding-bandingkan itu ga enak. Mungkin dulu niat orang tua ingin memotivasi agar saya bisa sepintar Abang saya, sebaik abang saya, sepenurut Abang saya. Cuma cara mereka menyampaikannya tidak dengan kata-kata yang menurut saya "enak didengar"
Namun, in shaa Allah saya tidak dendam kepada orang tua, saya besar, saya berhasil, saya mandiri sampai saat ini berkat orang tua yang selalu berharap saya disiplin dan menjadi anak baik.
Dari kisah ini saya jadikan pegangan bagi saya sendiri dalam memperlakukan anak saya Agatha, bahwa membanding-bandingkan anak kita dengan saudaranya ajah ga enak, apalagi dibanding-bandingkan dengan anak orang lain. Semoga saya bisa lebih bijak dari orang tua saya dulu dalam mendidik dan menjaga perasaan anak. Semoga saya dapat memilih kata-kata yang tidak menyakiti perasaan si anak, atau membuat si anak tidak percaya diri. Sudah sepatutnya kita sebagai orang tua menumbuhkan rasa nyaman dan menjadi tempat mengadu dan bercerita terbaik yang mereka pilih dalam kondisi apapun. Semua anak istimewa karena semua Anak adalah Bintang"

Anak-anak terlahir hebat, kitalah yang harus selalu memantaskan diri agar selalu layak di mata Allah, memegang amanah anak-anak yang luar biasa. In shaa Allah

#HariKe-1
#GameLevel7
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#BintangKeluarga
#SemuaAnakAdalahBintang


Wednesday, May 16, 2018

Cemilan Rabu Ke-1 | Kelas Bunda Sayang Level ke-7: "Menumbuhkan Fitrah Bakat Anak🌟"

🎨   Cemilan Rabu ke - 1  🎨
Materi Kelas Bunda Sayang Level ke-7 : *Menumbuhkan Fitrah Bakat Anak*🌟
Rabu, 16 Mei 2018

Setiap anak terlahir unik dan membawa peran hidup masing-masing (fitrah bakat).
Abah Rama Royani, yang mengembangkan _talents mapping_, secara sederhana menyebut fitrah bakat adalah fitur unik, yaitu potensi produktif seseorang, dan dapat dilihat secara sederhana pada aktivitas yang dikerjakan dengan _easy, enjoy, excellent, earn_ (4E).

Tugas orang tua adalah menjadi fasilitator dan partner yang menumbuhkan dan mengapresiasi fitrah yang mereka miliki.

Fitrah anak bisa jadi akan cedera jika orang tua menitipkan mimpi mereka kepada anak-anak mereka.

Misalnya, orang tua mengharuskan anak mengikuti jejak orang tua menjadi dokter, memimpikan anak mereka menjadi pegawai negeri karena mendapatkan tunjangan pensiun, dan harapan-harapan yang lain yang sejatinya itu bukan "diri" mereka.

Bisa jadi anak-anak tersebut memang hebat dalam bidang tersebut ( _easy_dan_excellent_), akan tetapi mereka belum _enjoy_ dalam menjalaninya.

Bakat bukan hanya keistimewaan fisik seperti olahraga, memasak, menari, dsb, akan tetapi bakat juga terkait keistimewaan sifat seperti suka mengatur suka meneliti, suka berkomunikasi, suka memimpin, dan sebagainya.

🐾Usia 0-7 tahun
Bagaimana menemukan bakat anak? Caranya adalah dengan terus mengamati dan mendokumentasikannya. Dalam tahapan usia ini, berikan ragam aktivitas dan wawasan.

🐾Usia 7-10tahun
Pada tahapan usia ini anak perlu memetakan bakat dan membuat _visioning board_. Serta memperbanyak gagasan dan aktivitas pada klub, proyek maupun _visiting_ agar dapat ditemukan bakatnya ketika usia 10 tahun

🐾Usia 10-14 tahun
Usia ini merupakan _golden age_ bagi fitrah bakat karena anak berada pada masa pra-aqilbaligh agar mandiri dan berkarya ketika mereka berusia 14-15 tahun. Untuk membangkitkan fitrah bakatnya adalah dengan disiplin dan konsisten. Bimbing anak agar menemukan bakat yang merupakan panggilan hidupnya dengan magang, belajar bersama maestro atau _projects based talents_.

🐾Usia >15tahun
Diharapkan pada usia ini sudah menemukan peran spesifik peradaban.

⭐Semua anak adalah bintang, biarkan anak bersinar terang dengan cahaya mereka sendiri.⭐


Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasilitator Kelas Bunda Sayang/

Sumber Bacaan:
Harry Santosa, Fitrah Based Education, 2016, Millenial Learning Center
Septi Peni dan Dodik Mariyanto, 2017, Pandu 45, 2017
Abar Rama Royani, Talents Mapping, 2016
☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕

Monday, May 14, 2018

Materi Kelas Bunda Sayang #7: "Semua Anak Adalah Bintang"

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚
Institut Ibu Profesional
Materi Kelas Bunda Sayang Level #7
"SEMUA ANAK ADALAH BINTANG"

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Anak-anak yang terlahir ke dunia merupakan anak-anak pilihan, para juara yang membawa bintangnya masing-masing sejak lahir. Namun setelah mereka lahir, kita, orang dewasa yang diamanahi menjaganya, justru lebih sering “membanding-bandingkan” pribadi anak ini dengan pribadi anak yang lain.  

BANDINGKANLAH ANAK-ANAK KITA DENGAN DIRINYA SENDIRI, BUKAN DENGAN ANAK ORANG LAIN

Jadi kalimat yang harus sering anda keluarkan adalah,
✅ “ Apa bedanya kakak 1 tahun yang lalu dengan kakak yang sekarang?"
bukan dengan kalimat
❌ “Mengapa kamu tidak seperti si A, yang nilai raportnya selalu bagus?”
❌ ”Mengapa kamu tidak seperti adikmu?” 

Kita, orang dewasa yang dipercaya untuk melejitkan “ mental jawara” anak, justru lebih sering memperlakukan mereka menjadi anak rata-rata, yang harus sama dengan yang lainnya. 

MEMBUAT GUNUNG, BUKAN MERATAKAN LEMBAH

Ikan itu jago berenang, jangan habiskan hari-harinya dengan belajar terbang dan berharap terbangnya sepintar burung

Seringkali kalau ada anak-anak yang tidak menyukai matematika, kita paksakan anak untuk ikut pelajaran tambahan matematika agar nilainya sama dengan anak-anak yang sangat menyukai matematika. Ini namanya meratakan lembah. Anak akan menjadi anak yang rata-rata.

Burung itu jago terbang, apabila sebagian besar waktunya habis untuk belajar terbang, maka dalam beberapa waktu ia akan menjadi maestro terbang

Anak yang terlihat berbinar-binar mempelajari sesuatu, kemudian orangtuanya mengijinkan anak tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mempelajari hal tersebut, maka kita sedang mengijinkan lahirnya maestro baru. Ini namanya membuat gunung. Anak akan memahami misi spesifiknya untuk hidup di muka bumi ini. 

ENJOY, EASY, EXCELLENT, EARN

Kita sebagai orangtua harus sering melakukan “ discovering ability” agar anak menemukan dirinya, dengan cara mengajak anak kaya akan wawasan, kaya akan gagasan, dan kaya akan aktivitas.

Sehingga anak dengan cepat menemukan aktivitas yang membuat matanya berbinar-binar ( enjoy ) tak pernah berhenti untuk mengejar kesempurnaan ilmu seberapapun beratnya ( easy) dan menjadi hebat di bidangnya ( Excellent).

Setelah ketiga hal tersebut di atas tercapai pasti akan muncul produktivitas dan apreasiasi karya di bidangnya ( earn).

ALLAH TIDAK PERNAH MEMBUAT PRODUK GAGAL
Tidak ada anak yang bodoh di muka bumi ini, yang ada hanya anak yang tidak mendapatkan kesempatan belajar dari orangtua/guru yang baik, yang senantiasa tak pernah berhenti menuntut ilmu demi anak-anaknya, dan memahami metode yang tepat sesuai dengan gaya belajar anaknya. 
ANAK-ANAK TERLAHIR HEBAT, KITALAH YANG HARUS SELALU MEMANTASKAN DIRI AGAR SELALU LAYAK DI MATA ALLAH, MEMEGANG AMANAH ANAK-ANAK YANG LUAR BIASA


Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

📚 Sumber bacaan:
Septi Peni Wulandani, Semua Anak adalah Bintang, artikel IIP, 2016
Abah Rama, Talents Mapping, Jakarta, 2016
Dodik Mariyanto, Belajar Cara Belajar, paparan seminar, 2016            

Bahan referensi video:
1. Bentuk kecerdasan yang berbeda

2. Menggugat sistem pendidikan
https://youtu.be/TXqSmNk0aLc

Game level 7 dalam Kelas Bunda Sayang Batch #3
Selamat datang di Tantangan ke 7
Bagaimana diskusi tentang materi kemarin lusa terkait semua anak adaah bintang? Bahagiakah saat kita menemukan binar di mata anak-anak kita  atau mungkin menemukan ada semangat tak terbendung saat pasangan kita mengerjakan sesuatu hingga larut malam.

Bunda, tentu kita semua sepakat bahwa setiap anak adalah unik. Kembar sekalipun tak akan pernah sama dalam banyak hal. Melihat, menemukan kemudian mengembangkan sesuatu yang anak suka tentu tantangan buat kita sebagai orang tua. Kadang, kita lebih mudah menemukan kelemahan atau kekurangan orang lain.

Nah, di level 7 ini kita latih yuk untuk selalu melihat sisi positif orang-orang yang ada di sekitar kita. Bagaimana caranya?

kita bisa ciptakan keseruan beraktifitas bersama anak, suami atau orang terdekat kita dalam mengobservasi kelebihan dan keunikan mereka.

di tantangan 7 kali ini, bunda akan diminta untuk :
🍇 Lihat, amati dan observasi satu saja kelebihan anak, suami atau orang terdekat kita dalam melakukan sesuatu selama minimal 10 hari.
🍋 Tulis dan ikat cerita Anda setiap hari, boleh disertai gambar atau video pendukung lainnya.
🍉 Simpan dan setorkan link tulisan kelebihan dan keunikannya Pada link berikut ini : link menyusul
🍓 Lakukan tantangan ini minimal 10-15 hari diantara tanggal 17 Mei hingga 2 Juni 2018

Yakin dan latihlah terus untuk selalu melihat anak, pasangan atau orang terdekat kita dari kelebihan dan keunikan yang mereka miliki.

Selamat bermain bersama keluarga
Tim fasil bunsay #3