🍙*Cemilan Rabu ke-1*🍙
Materi Kelas Bunda Sayang Level ke-2: *Kemandirian*
Rabu, 29 November 2017
Ketika anak dilahirkan ke dunia, sesungguhnya ia sudah memiliki fitrah untuk belajar dan fitrah berkembang.
Bayi yang tadinya tidak bisa tengkurap maka di usianya yang ke 4 bulan ia akan dengan sendirinya bergerak gerak berusaha untuk tengkurap tentu akan semakin cepat dan baik jika orangtua terus menstimulusnya dengan berbagai arahan, rangsangan agar bayi mau tengkurap.
Begitu juga ketika kita mendengar kata mandiri atau kemandirian maka yang terbesit dalam pikiran adalah bahwa anak bisa makan sendiri, mandi sendiri, mengerjakan PR sendiri dsb.
Banyak orangtua yang menginginkan anak untuk mandiri namun banyak orangtua pula yang gagal menjadikan anak mandiri karena tidak peka, tidak jeli dan malas untuk mengamati pola tingkah anak masa kini yang akhirnya memberikan apa pun keinginan anak tanpa berpikir panjang dengan alasan cinta.
Padahal sesungguhnya tindakan tersebut tergolong pada cinta tanpa logika, cinta yang tidak jelas arah tujuannya, tidak jelas makna bagi anak karena sebetulnya orangtua yang meluluskan keinginan anak telah menghancurkan fitrah belajar mandiri anak sejak dini karena anak menjadi bergantung kepada orangtua, dan oranglain.
Pola prilaku anak saat ini adalah bekal untuk kehidupannya di masa yang akan datang, dimana kelak anak dituntut untuk membuat sebuah keputusan untuk hidup sendiri bahkan hidup orang lain.
Kemandirian inilah yang berbeda beda setiap orang tergantung dari proses belajar dan perkembangan yang dialami masing-masing orang.
Kemandirian pun memiliki makna:
🍉Memiliki suatu penghayatan/ semangat untuk menjadi lebih baik dan percaya diri.
🍉Mengelola pikiran untuk menelaah masalah dan mengambil keputusan untuk bertindak.
🍉Disiplin dan tanggungjawab
🍉Tidak bergantung kepada oranglain.
Pengertian ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Havighurst (1970) yang menyatakan bahwa kemandirian memiliki beberapa aspek yaitu:
🏆 Aspek Intelektual ,yang merujuk pada kemampuan berpikir, menalar, dan memahami beragam kondisi.
👜 Aspek sosial , berkenaan dengan kemampuan berani aktif membina relasi sosial, namun tidak bergantung pada orang lain di sekitarnya.
👓 Aspek emosi , menunjukan kemampuan individu untuk mengelola serta mengendalikan emosi dan reaksinya, dengan tidak bergantung secara emosi dengan orangtua.
💰 Aspek ekonomi , menunjukan kemandirian dalam hal mengatur ekonomi dan kebutuhan kebutuhan ekonomi dan tidak bergantung pada orangtua.
Lalu sejauh mana peran orangtua terhadap kemandirian anak?
Dalam tahapannya yang harus dilakukan oleh orangtua adalah melakukan pengenalan diri dan pengenalan anak.
Tanpa kedua hal tersebut, peluang terbentuk sebuah sikap mandiri yang diinginkan dalam diri anak sangat kecil.
Membicarakan usaha mengembangkan kemandirian anak harus diorientasikan pada peningkatan kemampuan anak dalam hal intelektual,sosial, emosi dan ekonomi.
Mereka mandiri berdasar kekuatan pribadi, berdasarkan kebutuhan diri-sendiri untuk bisa tidak tergantung pada orang lain, bukan berdasar kemauan dan keinginan orang tua.
Lalu Bagaimana?
Agar anak mau belajar mandiri, berlatih melakukan pekerjaan sehari-hari sendiri maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh orangtua:
💎 Beri kesempatan anak untuk memilih. Anak yang sudah terbiasa dihadapkan dengan situasi yang ditentukan oranglain maka ia akan malas memilih. Namun jika anak sudah terbiasa dihadapkan dengam berbagai situasi dan kondisi maka anak terbiasa membuat keputusan sendiri.
♥ Hargailah usahanya .Apresiasi atau menghargai usaha kecil anak untuk mengatasi kesulitannya dengan mandiri.
🚫 Hindari banyak bertanya. Orangtua yang terlalu banyak bertanya dapat diartikan oleh anak ingin banyak tahu sehingga anak merasa terkekang.
⁉ Jangan langsung menjawab pertanyaan . Berikan anak kesempatan untuk berpikir dengan tidak langsung menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan anak.
🔥 Dorong untuk melihat alternatif .Sebaiknya anak pun tahu bahwa orangtua bukanlah satu satunya sumber yang dapat mengatasi masalah namun masih banyak sumber sumber lainnya.
❌ Jangan patahkan semangatnya .Dorong terus anak untuk melakukan apa yang ingin ia lakukan, jangan mematahkan semangatnya karena tidak ingin melihatnya kecewa.
Selamat berlatih
🍃 Tim Fasilitator Bunsay 3
-----------
Referensi:
Psikologi anak dan pendidikan (kumpulan artikel web-dirangkum oleh Zainul Muttaqin)-pdf
Resume seminar parenting bersama Elly Risman-Mendidik anak dengan Cinta dan logika.
0 comments:
Post a Comment