πππππππππππ
Institut Ibu Profesional
Materi Kelas Bunda Sayang Sesi #4
"Memahami Gaya Belajar Anak"
MEMAHAMI GAYA BELAJAR ANAK, MENDAMPINGI DENGAN BENAR
Dulu kita adalah anak/murid yang selalu menerima apa saja yang diberikan orangtua/guru kita, apabila ada hal-hal yang belum kita pahami, lebih cenderung diam, tidak berani untuk menanyakan kembali. Karena paradigma yang muncul saat itu, banyak bertanya dianggap bodoh atau mengganggu proses pembelajaran.
Itu baru tingkat pemahaman, guru/orangtua kita sangat sedikit yang mau memahami bagaimana cara kita bisa belajar dengan baik, yang ada kita harus menerima gaya orangtua/guru kita mengajar.
Sehingga anak yang gaya belajarnya tidak sesuai dengan gaya mengajar guru/orangtuanya, akan masuk kategori “siswa dengan tingkat pemahaman rendah” dan kadang mendapat label “bodoh”.
Jaman berubah dan terus akan berubah. Sudah saatnya kita harus mengubah paradigma baru di dunia pendidikan.
π¨π©π§π¦ Dari sisi orangtua/pendidik:
Apabila anak tidak bisa belajar dengan cara/gaya kita mengajar, maka kita harus belajar mengajar dengan cara mereka BISA belajar
ππDari sisi anak/siswa:
Setiap anak/siswa PASTI BISA belajar dengan baik, setiap anak akan belajar dengan CARA yang BERBEDA
Sudah saatnya kita belajar memahami gaya belajar anak-anak (Learning Styles) dan memahami gaya mengajar kita sebagai pendidik (Teaching Styles) karena kedua hal tersebut di atas akan berpengaruh pada gaya bekerja kita dan anak-anak ( Working Styles).
Karena kalau tidak, kita dan anak-anak akan masuk kategori masyarakat buta huruf abad 20, yang didefinisikan Alvin Toffler sbb :
Mereka yang dikategorikan buta huruf di abad 20 bukanlah individu yang tidak bisa membaca dan menulis, melainkan orang yang tidak mampu belajar, tidak mau belajar dan tidak kembali belajar
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang gaya belajar ada baiknya kita memahami terlebih dahulu untuk apa anak-anak ini harus belajar.
Ada 4 hal penting yang menjadi tujuan anak-anak belajar yaitu :
a. Meningkatkan Rasa Ingin Tahu anak (Intellectual Curiosity)
b. Meningkatkan Daya Kreasi dan Imajinasinya (Creative Imagination)
c. Mengasah seni / cara anak agar selalu bergairah untuk menemukan sesuatu (Art of Discovery and Invention)
d. Meningkatkan akhlak mulia anak-anak (Noble Attitude)
Fokuslah kepada 4 hal tersebut selama mendampingi anak-anak belajar. Buatlah pengamatan secara periodik, apakah rasa ingin tahunya naik bersama kita/selama di sekolah? Apakah kreasi dan imajinasinya berkembang dengan bagus selama bersama kita /selama di sekolah? Apakah anak-anak suka menemukan hal baru, dan keluar Aha! Moment( teriakan “Aha! Aku tahu sekarang” atau ekspresi lain yang menunjukkan kebinaran matanya) selama belajar?
Apakah dengan semakin banyaknya ilmu yang anak-anak dapatkan di rumah/di sekolah semakin meningkatkan akhlak mulianya?
Setelah memahami tujuan anak-anak belajar baru kita memasuki tahapan-tahapan memahami berbagai gaya belajar anak-anak. Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik.
Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.
Modalitas belajar adalah cara informasi masuk ke dalam otak melalui indra yang kita miliki.
π Tiga macam modalitas belajar anak:
☘ Auditory : modalitas ini mengakses segala macam bunyi, suara, musik, nada, irama, cerita, dialog, dan pemahaman materi pelajaran dengan menjawab atau mendengarkan lagu, syair, dan hal-hal lain yang terkait.
☘ Visual: modalitas ini mengakses citra visual, warna, gambar, catatan, tabel diagram, grafik, serta peta pikiran, dan hal-hal lain yang terkait.
☘ Kinestetik: modalitas ini mengakses segala jenis gerak, aktifitas tubuh, emosi, koordinasi, dan hal-hal lain yang terkait.
Mari kita pahami gaya belajar tersebut secara detil, kita pahami ciri-cirinya dan bagaimana strategi kita untuk mendampingi anak-anak dengan gaya belajarnya masing-masing.
π GAYA BELAJAR VISUAL (Belajar dengan cara melihat)
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi anak yang bergaya belajar visual, mata / penglihatan (visual) memegang peranan penting dalam belajar, dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan ibu/guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan/media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.
Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya/ibunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.
π Ciri-ciri gaya belajar visual:
π·Bicara agak cepat
π·Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
π·Tidak mudah terganggu oleh keributan
π·Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
π·Lebih suka membaca dari pada dibacakan
π·Pembaca cepat dan tekun
π·Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
π·Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
π·Lebih suka musik
π·Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
π Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual:
πGunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
πGunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
πAjak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
πGunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
πAjak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
π GAYA BELAJAR AUDITORI (Belajar dengan cara mendengar)
Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara. Anak yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), untuk itu maka ibu/ guru sebaiknya harus memperhatikan siswa/anaknya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru/ibu katakan.
Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori dibandingkan dengan mendengarkannya.
Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
π Ciri-ciri gaya belajar auditori :
π·Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri
π·Penampilan rapi
π·Mudah terganggu oleh keributan
π·Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
π·Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
π·Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
π·Biasanya ia pembicara yang fasih
π·Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
π·Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
π·Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
π·Berbicara dalam irama yang terpola
π·Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
π Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
πAjak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
πDorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
πGunakan musik untuk mengajarkan anak.
πDiskusikan ide dengan anak secara verbal.
πBiarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
π GAYA BELAJAR KINESTETIK (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Anak yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan
π Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
π·Berbicara perlahan
π·Penampilan rapo
π·Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
π·Belajar melalui memanipulasi dan praktek
π·Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
π· Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
π·Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
π·Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
π·Menyukai permainan yang menyibukkan
π·Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
π·Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
π Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
πJangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
πAjak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
πIzinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
πGunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
π Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik
Ketika belajar memahami anak-anak, sejatinya kita sedang belajar memahami diri kita sendiri. Apabila bunda semuanya bisa melihat gaya belajar anak-anak karena sering mengamati perkembangan mereka, maka kitapun akan dengan mudah mengamati gaya belajar kita, gaya mengajar kita dan gaya bekerja kita.
Hal ini akan lebih membuat kita bahagia menjalankan proses belajar. Dijamin proses belajar juga tidak akan pernah berhenti dari buaian sampai ke liang lahat.
Anak-anak sangat menyukai bermain, karena energi yang dimunculkan ketika bermain tidak akan pernah habis. Apabila kita bisa memaknai belajar dan bekerja selayaknya anak-anak bermain, sudah dapat dibayangkan betapa asyiknya belajar dan bekerja dalam kehidupan ini. Karena setiap saat anak-anak akan menemukan energi yang terbarukan dalam proses belajarnya dan kita akan mendapatkan energi yang terbarukan dalam proses bekerja.
Don’t Teach me , I Love to Learn
Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasilitator Bunda Sayang/
πSumber Bacaan:
Gordon Dryden and JeanetteVos, The Learning Revolution, ISBN-13: 978-1929284009
Barbara Prashing, The Power of Learning Styles, Kaifa, 2014
Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Memahami Gaya Belajar Anak, GazaMedia, 2016
πππππππππ
Assalamualaikum ibu profesional. Selamat datang di tantangan paling seru di :
❤Game level 4 dalam Kelas Bunda Sayang Batch #3❤
Gaya Belajar Anak
Setiap anak memiliki kecerdasan. Namun, kemampuan anak untuk memahami sesuatu tergantung pada gaya belajarnya.
Bisa jadi, dominan hanya pada satu gaya belajar saja, namun bisa juga gabungan dari beberapa gaya belajar.
Maka, tentu sesuatu yang menyenangkan ya kalau bisa menemukan gaya belajar anak, pasangan kita atau mungkin kita sendiri untuk memaksimalkan kecerdasan yang dimiliki.
Naah, kali ini, tantangan serunya adalah
πππππππππ
Bagi Anda yang sudah mempunyai anak:
π Pilih satu anak saja yang akan Anda amati dan tuliskan gaya belajarnya.
π Bagi Anda yang baru memiliki anak usia 0-1 tahun,
amati gaya belajar pasangan Anda atau diri Anda sendiri. Tuliskan apa yang Anda temukan dari hari ke hari
π Bagi Anda yang sudah menikah namun belum dikaruniai buah hati, jadikan Anda atau pasangan Anda sebagai objek pengamatan
π Bagi Anda yang belum menikah, amati, dan rasakan gaya Anda menangkap informasi atau gaya belajar Anda sendiri.
π Tuliskan hasil pengamatan Anda setiap harinya yang bisa dimulai sejak tanggal 1-17 februari 2018
π Setor tulisan Anda ke link berikut ini : http://bit.ly/Level4Bunsay3LN
Lihat realtime rekapitulasi tulisan Anda di link berikut ini : http://bit.ly/CekLevel1
π Media tulisan bisa menggunakan blog, media sosial atau gdoc dengan di setting public ya.
Sertakan hastag :
#Harike...
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Selamat bermain
πππππππππ