Tuesday, October 09, 2018

Aliran Rasa Level 11: "Fitrah Seksualitas”

Seksualitas adalah bagaimana seseorang bersikap, berfikir, bertindak sesuai dengan gendernya.
Menjadi Ayah atau menjadi Ibu itu bukan berangkat dari fitrah bakat, itu adalah fitrah gender atau fitrah seksualitas
Begitupula anak lelaki yang suplai “feminitas” dari ibu berlebihan sementara suplai maskulinitas dari ayah berkurangan, akan mengalami penyimpangan fitrah seksualitasnya yaitu menjadi “melambai” atau cenderung “homo” atau setidakmya kurang kejantanannya
Anak perempuan yang berkekurangan suplai “feminitas”dari ibu, sementara berkelebihan dalam suplai “maskulinitas” dari ayah, akan mengalami penyimpangan fitrah seksualitas yaitu menjadi tomboy atau cenderung lesbi atau setidaknya kurang kelembutan seorang perempuan.
Mendidik Fitrah Seksualitas adalah merawat, membangkitkan dan menumbuhkan fitrah sesuai gendernya, yaitu bagaimana seorang lelaki berfikir, bersikap, bertindak, merasa sebagaimana lelaki Juga bagaimana seorang perempuan berfikir, bersikap, bertindak, merasa sebagai seorang perempuan.
Secara fitrah seksualitas seseorang hanya dilahirkan sebagai lelaki atau sebagai perempuan, tidak ada jenis kelamin lainnya. Jika ada orang yang mengatakan bahwa homo atau lesbian atau lainnya adalah bawaan lahir, itu sesungguhnya ia telah menyimpang fitrahnya.
Prinsip 1: Fitrah Seksualitas memerlukan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir sampai usia aqil baligh (15 tahun)
Prinsip 2: Ayah berperan memberikan Suplai Maskulinitas dan Ibu berperan memberikan Suplai Femininitas secara seimbang. Anak lelaki memerlukan 75% suplai maskulinitas dan 25% suplai feminitas. Anak perempuan memerlukan suplai femininitas 75% dan suplai maskulinitas 25%.
Prinsip 3: Mendidik Fitrah seksualitas sehingga tumbuh indah paripurna akan berujung kepada tercapainya Peran Keayahan Sejati bagi anak lelaki dan Peran Keibuan sejati bagi anak perempuan. Buahnya berupa adab mulia kepada pasangan dan anak keturunan.
Setidaknya, kurangnya suplai ayah dan suplai ibu secara seimbang sesuai gendernya di masa anak sejak usia 0-14 tahun, akan berdampak buruk pada fitrah seksualitasnya ketika dewasa.
Dalam penelusuran Siroh Nabi SAW, ternyata memang sosok ayah dan ibu tidak boleh hilang sepanjang masa anak, sejak lahir sampai aqil baligh di usia 15 tahun.
Lalu bagaimana mendidik fitrah seksualitas?
Inti mendidik fitrah seksualitas adalah terbangunnya (kelekatan) serta suplai ke ayahan dan suplai keibuan.
Usia 0-2 tahun – merawat kelekatan awal
Anak lelaki atau anak perempuan didekatkan kepada ibunya karena ada masa menyusui. Ini tahap membangun kelekatan dan cinta.
Usia 3-6 tahun – menguatkan konsep diri berupa identitas gender
Anak lelaki dan anak perempuan di dekatkan kepada ayah dan ibunya secara bersama.
Usia 3 tahun, anak harus dengan jelas mengatakan identitas gendernya. Misalnya anak perempuan harus berkata “bunda, aku perempuan”, sebaliknya juga anak lelaki.
Jika sampai usia 3 tahun masih “bingung” identitas gendernya, ada kemungkinan sosok ayah atau sosok ibu tidak hadir. Inilah tahap penguatan konsep identitas gender pada diri anak
Pada tahap ini praktek “toileting”, dapat dijadikan juga sarana menumbuhkan fitrah seksualitas berupa penguatan konsep diri atau identitas gendernya
Usia 7-10 tahun – menumbuhkan dan menyadarkan potensi gendernya

Catatan 1:
Anak anak yang kehilangan salah satu sosok orangtua baik karena meninggal atau karena perceraian, maka wajib segera diberikan sosok pengganti sampai mencapai aqil baligh baik dari keluarga besar maupun komunitas/jamaah kaum Muslimin.
Catatan 2:
Fitrah Seksualitas ini tidak tumbuh berdiri sendiri harus pula diiringi tumbuhnya fitrah lainnya seperti fitrah keimanan, fitrah individualitas dan fitrah sosialitas sehingga agar juga tidak mudah ditularkan penyimpangan seksual oleh lingkungan.
Catatan 3:
LGBT jelas adalah penyimpangan fitrah seksualitas, bukan genetik tetapi karena salah pengasuhan atau tidak diagendakan dalam pendidikan atau penularan perilaku lingkungan.
Fitrah seksualitas yang menyimpang, terjadi karena tidak terpenuhi pada tahapan masa pendidikan fitrahnya. Bahwa fitrah seksualitas harus tumbuh paripurna bersama kehadiran penuh ayahibunya melalui kelekatan yang intens sejak dalam kandungan sampai aqil baligh.
Pada level ini semua kelompok diberi kesempatan untuk memaparkan berbagai macam tema tentang "fitrah seksualitas". Yang mana semua sudah saya review kembali di blog saya dan judul dari tema-tema tersebut saya tuliskan kembali disini:
1.  "Mengenalkan Fitrah Seksualitas pada Anak"
2.  "Mewaspadai pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak"
3.  "Boleh dan tidak boleh, pantas dan tidak pantas dalam fitrah seksualitas"
4.  "Tarbiyah Jinsiyah"
5.  "Media Edukasi Fitrah Seksualitas"
6.  "Penyimpangan seksual dan pencegahannya sejak dini"
7.  "Peran Ibu dalam Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak"
8.  "Konsep Diri Anak dan Fitrah Seksualitas"
9.  "Pengetahuan Seks adalah Tabu: Bikin Malu Sekaligus Penasaran"
10. "Mengarahkan Kecenderungan Seksual Anak"
11. "Relasi Anak dan Orangtua dalam Fitrah Seksualitas"
12. "Fitrah Seksual dan Gender dalam Pendidikan Anak"
13. "Fitrah Seksualitas Pada Anak Berkebutuhan Khusus"
14. "Reproduksi Sehat & Fitrah Seksualitas pada Anak"
15. "Peran Ayah dan Ibu Bagi Anak"
Sekali lagi, kelekatan yang baik dari ayah dan ibu inilah yang kelak menumbuhkan fitrah seksualitasnya dengan paripurna dan berjalan sebagaimana perannya yaitu menjadi lelaki dan ayah sejati bagi anak lelaki, serta menjadi perempuan sejati dan ibu sejati bagi anak perempuan. Fitrah seksualitas yang tumbuh baik sesuai tahapannya dipandu agama yang fitri akan membuat mereka kelak beradab pada pasangan dan keturunannya.
Kepercayaan orangtua dengan memberi ruang bagi ego anaknya ketika anak anak, juga peran strategis ayah yang penting memberikan suplai “ego” kelak akan menumbuhkan fitrah individualitasnya dan fitrah sosialitasnya, yang memberikan kemampuan yang baik dalam kepercayaan diri dan bersosial di masyarakatnya untuk tidak mudah menjadi korban bully maupun pelecehan seksual.
Semua tema yang dipaparkan di atas kembali membuat saya 'melek', membuat saya harus terus belajar tanpa lelah untuk mengetahui lebih jauh tentang fitrah seksualitas ini, bahwa tanggung jawab besar sebagai orang tua sudah menunggu di depan mata, tidak sekarang, esok, lusa, yang jelas in shaa Allah saya pun akan menjalaninya. Semoga saya dan suami mampu bergandengan tangan untuk semakin menguatkan peran kami sebagai orang tua dengan porsinya masing-masing. Semoga Allah berikan kemudahan-kemudahan, agar saya mampu menjadi sosok yang mampu memeluk anak-anak saya kelak dengan penuh cinta, kepercayaan, menguatkan iman dan takwa sebagai role model yang baik bagi mereka. Semoga Allah pun selalu melindungi anak-anak kita.

#AliranRasa
#GameLevel11
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#FitrahSeksualitas

0 comments:

Post a Comment