Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik
Mengapa mereka mengambil tema ini, karena banyak kasus pelecehan seksual yang korbannya adalah anak-anak dengan kebutuhan khusus. Sangat miris sekali, karena dengan gangguan perkembangannya ini mereka dianggap para pelaku pelecehan sebagai anak yang lemah dan tidak berdaya. Inilah, karena gangguan nya tersebut orangtua lebih berfokus pada peningkatan kemampuan anak dalam berkomunikasi dan bidang lain. Meningkatkan fitrah seksualitasnya kadang terabaikan, padahal mereka lahir sudah terinstal dengan fitrahnya. Beberapa gejala anak berkebutuhan khusus dapat terdeteksi di usia batita karena pada usia 1-3 tahun sedang terjadi perkembangan pesat pada anak. Kita dapat mengetahuinya dengan melihat perkembangan yang tidak berlangsung semestinya. Bisa dengan mengacu pada buku tumbuh kembang anak normal. Ust Harry sendiri pernah menyampaikan bahwa mengenalkan fitrah seksualitas kepada anak bisa dimulai dari saat memberi ASI.
Fitrah seksualitas paling dasar adalah mengenai mengenal gender. Bagi sebagian anak ini sangat mudah untuk diterima. “aku laki-laki, aku perempuan”. Tapi buat sebagian anak berkebutuhan khusus ini butuh waktu untuk memahaminya. Pendidikan tentang sex education juga agak sedikit berbeda dalam pengenalannya dan ini tergantung lingkungannya. Bagi Mba Winda yang tinggal di US, yang dimana-mana hampir serba 'bebas'. Memberi pengertian kenapa ada orang dewasa yang berciuman di tempat umum, harus diberikan sedini mgkin. Karena daripada anak-anak bingung sebaiknya di jelaskan namun dalam memberikan penjelasan harus tetap sesuai dengan usianya. Bisa dengan mengatakan seperti “iya mereka lagi berciuman. Tapi sebenarnya itu private dan hanya boleh dilakukan kalau kita sudah mempunyai hubungan yang sah. (meskipun anak cuma bisa mengangguk). Dan berciuman di ditempat umum itu nggak baik”, atau bisa juga dengan pendekatan agama. Bahwa dalam agama hal seperti itu dilarang karena belum mempunyai ikatan pernikahan yang sah. Memang agak sedikit membingungkan menjelaskan kepada anak usai TK tentang hal ini, kita hanya berusaha tidak memberikan jawaban 'bohong' namun tetap menjawab sesuai dengan usia dan pemahaman si anak.
Nah dalam presentasi kali ini, sex education bagi ABK (maaf semacam autisme misalnya) memang lebih butuh "effort". Mengapa Pendidikan seksual ini juga penting bagi mereka:
1. ABK rentan menjadi korban kejahatan seksual
2. ABK memiliki hasrat yang sama dengan anak normal
3. ABK yang paham seksual secara setengah-setengah rentan sebagai pelaku
4. Pemahaman seksual yang baik meningkatkan kualitas meningkatkan hidup ABK kelak
Dalam mengenalkan pendidikan seks pada ABK sebetulnya hampir sama dengan anak normal lainnya, hanya saja mungkin dikenalkan dengan lebih jelas dan detail, memberi contoh, menggunakan alat peraga dan menjadikan orang tua atau keluarga sebagai role model. Dan cara mengenalkan fitrah seksualitas kepada ABK ini mungkin bisa dilihat dan dikaji lagi terkait kesiapan dan pemahaman ABK itu sendiri, setiap anak ABK pasti mempunyai tahap kesiapan yang berbeda untuk menerima informasi terkait pendidikan fitrah seksualitas. Karena terkadang ada yang usia biologisnya sudah masuk remaja tapi usia mentalnya masih balita. Balik lagi peran orang tua harus lebih jeli dalam memahami hal ini. Mba Winda sendiri mengemukakan bahwa terkadang beliau membayangkan, anak ABK itu seperti anak yang sedang berada didalam cangkang. Yang pada awalnya kesulitan dalam berbagai hal, tapi begitu cangkangnya pecah, dia bisa tumbuh cepat mengikuti anak normal lainnya juga. Dan bagi anak ABK ini harus di berikan pendidikan yang berulang ulang dan terus-menerus kepada anak sesuai dengan tumbuh kembang dan pemahamannya. Tidak lupa untuk mengapresiasi bila terdapat kemajuan dalam pemahaman mereka, ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat dan percaya diri si anak.
Dampak yang terjadi bila pendidikan mengenai fitrah seksualitas ini tidak tersampaikan adalah:
1. Anak menjadi kurang percaya diri
2. Mudah dimanfaatkan pelaku kejahatan seksual
3. Membentuk pemahaman yang salah tentang seks
4. Tidak mengenal diri sendiri dan alat reproduksi
5. Penyimpangan seksual
6. Seks bebas
7. Penyebaran penyakit seksual
#HariKe-13
#GameLevel11
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#FitrahSeksualitas
0 comments:
Post a Comment