Friday, August 24, 2018

" Menang jadi arang, Kalah jadi abu. "

Banyak sekali PR menjadi orang tua. Begitu pula dengan saya. Sejak usia 6 tahun, yang saya perhatikan Agatha mulai semakin kuat bila "argue" dengan saya. Namun saya menganggap ini sebuah proses dia untuk "speak up" mengemukakan apa yang ada dalam pikirannya. Mengenal sebuah hal baru dalam pertambahan usianya. Dan salah satunya sikap yang saya garis bawahi adalah sikap egosentris yang masih kental pada dirinya. Saya mencoba memahami karena ini juga menjadi salah satu dari perkembangan fitrah anak di usia 0-6 tahun ini berdasarkan Fitrah Based Education. Sebagai orang tua saya akan berusaha memahami meski tak jarang saya senewen juga dibuatnya, ya saya berusaha memaklumi karena Agatha anak saya, dan saya tahu dia bagaimana kesehariannya. Namun tak jarang orang lain menganggap ini sebagai sebuah 'sifat yang kurang baik' apalagi bila pembandingnya adalah anak seumurannya yang mampu mengendalikan sikap egosentrisnya. Dan tentu label buruk pun mampir untuk Agatha.
Pada sebuah buku FBE yang saya baca sikap egosentris pada anak-anak usia ini ingin merasa dirinya menjadi pusat semesta [tak mau berbagi miliknya atau tak mau mengalah]. Kenapa saya menggarisbawahi kalimat "tak mau mengalah"? Karena ini menjadi bagian dari PR berat saya akhir-akhir ini. Agatha bukan saja sangat "moody" untuk sharing, dia akan mau untuk berbagi dan mengalah bila lawan mainnya adalah anak yang lebih kecil, anak perempuan atau teman yang bisa membuat dia nyaman dan tentunya sudah kenal dekat dengannya. Tapi ini juga masih tergantung mood! Kalau moodnya lagi baik, semua beres dan aman. Tapi kalau moodnya lagi berantakan, wahhhh ini saya lebih baik ajak dia melipir dan gak gabung dulu deh sama temen-temen-nya. Karena bakal percuma, nasehat dan peringatan saya pun tidak akan mempan. Yang paling bikin gregetan Agatha ga hanya tidak mau mengalah dengan teman-temannya, dengan saya dan Bapaknya pun dia begitu. Yaaaa.. padahal si Bapak suami adalah idola nya Agatha. Tapiii untuk disuruh ngalah??? Agatha masih suka pikir-pikir. Bargainingnya panjang kali lebar, nasehatnya sampe 3 ember (gak deh ini lebaynya saya hehehehe..). Kami seringkali menasehati bahwa dalam hidup ini kita akan bertemu dengan keduanya, baik itu kemenangan ataupun kekalahan. Dan hidup itu bukan soal kalah atau menang. Mengutip sebuah pepatah lama:
 Menang jadi arang. Kalah jadi abu. 
Bagi yang menang, maka jangan terlampau senang. Bagi yang kalah, maka jangan terlampau sedih karena setiap ujian dan cobaan selalu menjadi kabar pengantar tentang akan datangnya plot kehidupan berikutnya, yakni skenario yang menyedihkan dan skenario yang membahagiakan. Keduanya akan silih berganti. Itulah dinamika kehidupan manusia yang sudah menjadi sunnatullah.
Dan kejadian baru-baru ini adalah ketika Agatha mengikuti perlombaan dalam perayaan acara 17 Agustus 2018 bersama keluarga IP ASIA di Singapura. Berbagai perlombaan dia ikuti dengan antusias. Tentunya saya dan suami sudah sounding jauh-jauh hari, bahwa nanti kalau kalah tidak apa-apa. Jangan berkecil hati, Tapi Agatha masih tetep "keukeuh" bilang "No.. I don't want to lose ma... I have to win and be the winner" kan!! gawat ga tuh!! Untungnyaaa.. di acara tersebut hampir semua lomba, Agatha menjadi juara meskipun bukan juara pertama. Dari 9 lomba dia memenangkan 5 perlomban baik perorangan maupun perlombaan bersama tim keluarga. Wufff... saya agak deg-degan sepanjang acara, takut-takut doi protes dan ga terima kalau pas lagi kalah. Alhamdulillah kekhawatiran saya tidak terjadi. Mungkin Dapat 5 hadiah udah bikin Agatha happy sehingga ga terlalu mempermasalahkan kekalahan di perlombaan lainnya. Ternyata pada hari itu beberapa anak yang lebih besar daripada Agatha pun banyak yang "pundung" karena kalah dalam perlombaan. Dan berakhir tidak mau mengikuti lomba-lomba berikutnya. Woalahhhh aya-aya wae kan anak-anak teh.."😄😄😄
https://clipartxtras.com/download/d99e3b04c00ee55f66f82cd2d4f6c7d22546ad95.html
Balik lagi ke Tantangan pada level 10. Melalui kegiatan mendongeng ini, saya mencoba mencari cara melalui dongeng untuk mulai menjadikan dongeng sebagai media yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam kesehariannya. Ga mudah sih, tapi ga ada salahnya mencoba dan berjuang. Ya ini adalah proses belajar yang panjang bagi saya sebagai orang tua juga dalam mendidik Agatha menuju pada hal-hal yang lebih positif. Dan tadi sepanjang perjalanan kami menuju Lower Seletar Reservoir untuk bermain air, saya mengajaknya berdialog santai
👩 (Mama): "Agatha, mama pengen cerita sesuatu..."
👦(Agatha): "Cerita apa?"
👩: Tentang seekor Harimau dan Singa. Tadi Mama baca cerita ini di komputer Mama (dari internet)
👦: "Oh Tiger and Lion??"
👩: "iyaa Tiger and Lion. Menurut Agatha siapa yang paling kuat diantara keduanya?"
👦: "Lion donk.. because I like Lion Roarrrrr" (menirukan gaya mencakar ala Singa) 🐯
👩: "lanjutin ga ceritanya?? lanjutin ya.. (maksa, hehehe..) ".
"Pada suatu hari harimau dan singa bertemu di hutan, hutan is forest in english tha, keduanya merasa sama-sama kuat dan tak terkalahkan. Keduanya merasa paling pintar dan paling berkuasa dihutan itu. Mereka berdua bertemu dan mulai adu mulut. "Hai harimau kenapa kamu masuk wilayah kekuasaanku" kata si Singa. Lalu sang harimau menyahut "Ini bukan wilayahmu, tapi ini adalah wilayahku. Aku berhak untuk berburu disini dan mencari makan disini. Sang Singa semakin marah "Kalau berani ayo lawan aku, siapa yang menang akan pergi dari hutan ini" tantang Singa pada harimau dan langsung menyerangnya. "Coba tebak mereka berdua ngapain tha??"
👦: "Fighting ma.."
👩: "iya harimau dan singa berkelahi, saling serang dan cakar". Tanpa sepengetahuan harimau dan singa ternyata ada seorang pemburu yang sedang membawa senapan dan mengintip pertarungan Harimau dan Singa.
👦: "Uncle bring gun?" He is bad person i think..." and I know he want shoot both of them.."
👩: "lhooo kok tau, unclenya mau nembak keduanya??" Trus kalau di tembak keduanya mati ga?"
👦: "mati donk... "
👩: "trus siapa donk yang menang kalau keduanya mati"
👦: "no one" they all die..."
Cerita hampir selesai ketika bus tiba di pemberhentian terdekat dari Lower Seletar Reservoir namun saya tetap melanjutkannya sembari berjalan dari Bus Stop menuju tempat permainan air.
👩: "So' tidak ada yang menang dan kalah, malah keduanya mati konyol kan?"
"Mama cerita kaya gini buat ngasih tahu Agatha, bahwa memang dalam kehidupan ini selalu ada menang dan kalah. Tapi kemenangan dan kekalahan kan hanya sementara saja. Hari ini Agatha menang, besok Agatha kalah, it's okay... That's life nak... Coba kalau Harimau dan Singa berteman dan tidak berkelahi, mereka sama-sama menjaga hutan, pasti hutanpun menjadi aman. Mereka saling tolong dan saling sayang. Agatha juga begitu, saling sharing, saling sayang dan tidak kecewa juga sedih bila kalah. Teman Agatha pun makin banyak, dan dengan kekalahan Agatha memberi kesempatan bagi teman Agatha mendapatkan kebahagiaan juga. "Agatha pengen kan punya banyak teman?" (sambil mengelus-elus kepalanya)
👦: "yes i want.."
👩: So' Agatha harussss?
👦: "sharing dan gak apa-apa kalau kalah"
👩: "inget ya cerita Mama hari ini.. Agatha belajar ya untuk sharing dan tidak bersedih dan marah ketika mendapatkan kekalahan.
(sepanjang bercerita saya berusaha menterjemahkan beberapa kosakata bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, karena Agatha masih sangat kurang perbendaharaan bahasa Indonesianya. Bener-bener berasa bercerita bilingual, repot sih, tapi ya wis gak apa-apa biar saya belajar juga demi anak hehehehe..)

#HariKe-2
#GameLevel10
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#BundaSayang
#IbuProfesional
#GrabYourImagination

0 comments:

Post a Comment