Wednesday, September 12, 2018

Review Tantangan 10 Hari | Materi Bunda Sayang #10: "Membangun Karakter Anak Lewat Dongeng"

Review Tantangan 10 Hari
Materi Bunda Sayang #10: "MEMBANGUN KARAKTER ANAK LEWAT DONGENG"
Kelas Bunda Sayang #3 - Institut Ibu Profesional

IBUKU ASYIK

Selamat untuk teman-teman yang berhasil melampaui tantangan 10 hari di materi 10 kelas bunda sayang ini. Kalimat judul di atas, adalah rasa yang ada di hati anak-anak kita baik tersurat maupun tersirat di bulan ini.

Satu lagi bukti yang mengatakan bahwa kita tidak perlu harus punya bakat terlebih dahulu untuk bisa mendongeng, kita hanya perlu MAU melakukannya untuk anak-anak dengan penuh cinta.

MAU ini membuka pintu ILMU selanjutnya. Di hari pertama, kita semua pasti merasa kikuk, galau,  bahkan hampir menyerah untuk menuliskan dongeng, kisah ataupun cerita keseharian kita. Hal ini normal karena kita tidak biasa menuliskannya. Setelah berhasil melewati kegalauan hari pertama, kedua, ketiga, akhirnya kitapun terbiasa. Biasa inilah yang membuat kita bisa.

Banyak sekali karya-karya indah yang bermunculan di game level #10 ini.  Harta Karun kita mulai penuh.

Ada cerita-cerita seru yang dibikin oleh para ibu. Ada yang pintar membuat ilustrasi buku. Ada yang memiliki suara merdu. Apabila ketiganya berkolaborasi cantik pasti menghasilkan karya yang apik.

Ada yang mulai senang menulis, ada yang hobi design grafis, ada banyak platform web gratis. Apabila ketiganya berkolaborasi manis,  cerita yang kita tulis di tantangan 10 hari ini, pasti akan menjadi karya yang sangat magis.

Dengan menulis dongeng, kisah, cerita, kita semua secara tidak langsung belajar tentang karakter. Ada yg protagonis, antagonis dan tritagonis. Kita  jadi paham  bahwa tokoh protagonis bukan selalu tokoh baik dalam cerita kita,  demikian juga dengan tokoh antagonis, tidak juga selalu tokoh yang jahat. Mungkin masih melekat dongeng masa kecil kita tentang bawang merah dan bawang putih.Bawang putih itu protagonis dan bawang merah itu antagonis.

Kesalah-kaprahan ini membuat literasi kita menjadi kaku, adanya hanya baik jahat, hitam putih, benar salah.

Tokoh protagonis adalah tokoh utama yang mendukung jalannya cerita, sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang berkonflik dengan tokoh protagonis. Sedangkan tokoh tritagonis adalah tokoh penengah, pendamai konflik antara protagonis dan antagonis.

Contoh dalam cerita "The Pirates of Carribean" yang menjadi tokoh utama, protagonis adalah "Jack Sparrow" seorang perompak, melawan tentara inggris sebagai tokoh antagonisnya.

Apakah di dalam kehidupan nyata perompak itu baik? Dan sebaliknya apakah tentara inggris itu jahat?

Itulah kekuatan dongeng,  karena dongeng itu adalah imajinasi yang kita buat. Imajinasi itu tak berbatas, maka kuncinya ada di karakter pembuatnya dan pesan moral yang ingin disampaikan.

Saatnya kita memperbanyak dongeng baik, bukan justru memusuhi dongeng. Hanya karena kita tidak mampu memproduksi dongeng baik, dan terlibas arus kapitalisasi para produsen dongeng yang kiblatnya hanya uang dan kepentingan.

Saatnya ibu banyak bertutur baik ke anak-anak. Karena bertutur ini adalah budaya kita. Bisa lewat kisah yang sudah ada di kitab-kitab agama, kisah para pahlawan, kisah orang-orang sukses dan bahagia,  cerita pengalaman hidup kita, maupun dongeng yang kita buat berdasarkan imajinasi kita.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

📚Referensi:
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 2015
Institut Ibu Profesional, Dongeng para ibu di tantagan 10 hari, materi #10, Bunda Sayang, 2017
Andini Syarif, Tokoh dan Penokohan Dalam Karya Sastra, Jakarta, 2009

0 comments:

Post a Comment