Saturday, December 02, 2017

"Kemandirian dalam berkomunikasi"

Memberi peluang bagi Agatha untuk mengexplore sekitar termasuk memberi dia kesempatan mengenal orang-orang disekitarnya. Memudahkan dia untuk berteman dan memperlancar komunikasi nya. Sejauh ini Agatha bilingual, karena dirumah saya senantiasa membiasakan dia menggunakan bahasa Indonesia. Dan diluar saya membebaskan dia berbicara dengan bahasa yang dia pahami dan tergantung lingkungan di mana dia berada. Seperti ketika kami pergi ke National  Gallery Singapore, belum beberapa menit duduk menggambar, dia sudah mulai mengajak komunikasi teman disebelahnya. "hi, what are you drawing" sapanya kepada anak perempuan sebaya yang duduk disebelahnya.. "I draw family picture" jawab si anak perempuan.." Dan selanjutnya mereka asyik berkomunikasi, saya ga tau nyambung atau enggak, ya wiss gpp lah hahaha. Saya cukup memperhatikan dan mengambil foto mereka berdua sebagai kenang-kenangan.
Lain hal lagi ketika saya harus menghadiri acara komunitas IIP ASEAN dirumah salah satu member ASEAN, beberapa Ibu mengajak putra putri mereka karena memang kami-kami yang tinggal di luar negeri tidak mudah untuk mempunyai baby sitter ataupun ART. Sehingga dalam momen apapun, sesibuk apapun anak-anak akan kami ajak serta dan di libatkan. Bersyukur bahwa Agatha tidak pernah rewel jika berada ditempat yang baru. Jadi kami para orang tua tetap bisa fokus pada acara, dan anak-anak dibiarkan mandiri bermain dengan teman-teman sebaya lainnya. Tidak jarang ada yang bertengkar lalu menangis, termasuk Agatha sih hahaha.. Masalah klasik anak-anak salah satunya berebut mainan hehehe. Namun sebagai orang tua saya berusaha memberi mereka kepercayaan untuk dapat menyelesaikan masalah mereka sendiri (sebagai pihak yang sedang mengalami konflik). Sejauh pertengkaran dan konflik itu tidak sampai mengarah pada tindakan yang lebih parah. Selama mereka mampu menyelesaikan konflik dengan mandiri, maka ini akan menjadi pembiasaan yang bagus. Anak tidak menjadi pribadi yang pengadu. Anak dapat belajar mengatasi marah, kecewa, sedih, lalu dengan mudah pula melupakan konflik dan bisa bermain bersama-sama lagi. Jika kita sebagai orang tua tidak memberikan kepercayaan tersebut. Anak akan menjadi sosok lemah yang selalu butuh bantuan orang tua untuk mengatasi konflik mereka
Dengan memiliki percaya diri dan kemandirian yang baik dalam berkomunikasi maka hal yang saya harapkan dari Agatha adalah belajar lebih baik mendengarkan orang lain dengan tenang dan perhatian, dan berani berbincang-bincang dengan orang lain dari segala usia dan segala jenis latar belakang. Poin yang dapat saya simpulkan dari kemandirian berkomunikasi ini adalah salah satunya memberi anak kesempatan untuk bergaul dengan saudara atau teman sebayanya, agar anak itu bisa belajar bersaing, bernegosiasi dan berbagi. Namun untuk menumbuhkan lingkungan yang mandiri dibutuhkan keterlibatan para orang tua dalam membimbing, sehingga akan dapat mandiri dan memahami arti kemandirian sesuai kemampuan dan jiwa anak-anak. In shaa Allah.

#Hari3
#GameLevel2
#Tantangan10Hari
#MelatihKemandirian
#KuliahBunSayIIP

2 comments:

  1. Maaaak, pembaca salah fokus sama anak ganteng berkoko putiiiiihhhh *duh

    ReplyDelete
    Replies
    1. masa sih mak..?? jadi.. bisa ga nih kita besanan?? wakakakak...

      Delete